bobo' ah ===>>>

Photobucket
Tampilkan postingan dengan label obat tradisional. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label obat tradisional. Tampilkan semua postingan

Jumat, 28 Oktober 2011

Sejarah Penemuan Berbagai Macam Saus

Sejarah Penemuan Saus

Kata saus berasal dari bahasa Perancis (sauce) yang diambil dari bahasa Latin (salsus) yang berarti digarami. Saus biasa digunakan sewaktu memasak atau ketika menghidangkan makanan sebagai penyedap atau agar makanan terlihat lebih menarik. Saus sendiri terdiri dari berbagai macam jenis yang tentunya memiliki cita rasa unik dan berbeda-beda antara satu sama lainnya.


Sejarah Penemuan Saus Tomat




Resep saus tomat pertama dimuat dalam buku masak di Amerika yang berjudul Sugar House Book di tahun 1801. Saus tomat yang dibuat sesuai dengan resep Sugar House Book memiliki rasa yang sangat asin, karena memerlukan garam seberat 1 pound (453,59 gram) untuk mengolah 100 buah tomat menjadi saus tomat. Pada tahun 1824, resep "ketchup" muncul dalam buku resep The Virginia Housewife oleh ahli masak terkenal abad ke-19 bernama Mary Randolph yang merupakan saudara sepupu Thomas Jefferson.

Saus tomat perlahan-lahan menjadi populer di Amerika seiring dengan orang Amerika yang makin suka makan tomat. Pada waktu itu sudah dijual saus tomat buatan petani tomat untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal. Jonas Yerks konon merupakan orang pertama yang membuat saus tomat secara besar-besaran di Amerika Serikat. Dahulu, saus tomat disimpan di dalam botol gelas yang membuatnya susah dituang. Botol harus dikocok-kocok dulu agar saus tomat bisa keluar. Kemasan botol gelas sekarang banyak digantikan dengan kemasan botol plastik yang bisa dipencet.


Sejarah Penemuan Saus Tabasco




Sejarah saus tabasco dimulai pada tahun 1840 ketika Edmund McIlhenny pindah ke Louisiana. Lahir tahun 1815 di Hagerstown, Maryland, McIlhenny bekerja sebagai seorang bankir. Setelah jatuh bangkrut akibat Perang Saudara Amerika Serikat, ia mulai menjual saus pedas yang mungkin inspirasinya didapat dari saus serupa yang dijual pengusaha New Orleans bernama Maunsel White.

McIlhenny pertama kali menanam cabai tabasco untuk saus produksinya pada tahun 1868. Cabai tersebut ditanamnya di Avery Island, Louisiana. Setelah panen, hasilnya dibuat saus dan pertama kali dipasarkannya pada tahun 1869. Pada tahun 1870, McIlhenny mendapat surat paten untuk saus cabai penemuannya.

Saus tabasco pertama kali dipasarkannya di kota-kota di daerah selatan Amerika Serikat, terutama di New Orleans. Pada pertengahan dekade 1870-an, sausnya sudah dipasarkan di sebagian besar kota-kota besar di Amerika Serikat. Walaupun masih dalam jumlah terbatas, saus tabasco bahkan sudah diekspor ke Eropa dan sejumlah negara lain.


Sejarah Penemuan Saus Tiram




Masyarakat provinsi Guangdong di Tiongkok mempunyai tradisi membuat tiram kering dari tiram yang dijemur setelah direbus dengan air garam. Pada tahun 1888, pengusaha bernama Lee Kam Sheung dari desa Nam Shui di provinsi Guangdong membuat saus dari air rebusan untuk membuat tiram kering yang dikentalkan dengan tambahan gula dan bahan lain.


Sejarah Penemuan Mayones




Mayones pertama kali digunakan dalam buku masakan berbahasa Inggris pada tahun 1841. Mayones konon diciptakan oleh ahli masak Perancis yang bernama Louis François Armand du Plessis, duc de Richelieu di tahun 1756 untuk merayakan kemenangan Perancis merebut pelabuhan Mahon (ibu kota Minorca di Kepulauan Balearic).

"Mahón" merupakan ejaan Bahasa Perancis untuk pelabuhan Mahon sehingga saus yang diciptakan bernama "sauce mahónnaise" (saus dari Mahon). Sauce mahónnaise merupakan asal-usul kata "mayonnaise". Sumber lain mengatakan nama sauce Mayonnaise diambil dari nama Charles of Lorraine, Duke of Mayenne asal barat laut Perancis. Konon saus dingin yang dimakan bersama ayam oleh Charles de Lorraine, duc de Mayenne disebut "Mayennaise".

Mayones Jepang dibuat dari cuka beras dan mempunyai rasa yang berbeda dibandingkan dari mayones barat yang dibuat dari cuka hasil distilasi. Mayones Jepang bukan dijual di dalam toples, melainkan di dalam botol plastik tipis tembus pandang yang bisa dipencet. Mayones merupakan salah satu bumbu dalam masakan Jepang. Dalam bahasa Jepang, penggemar berat mayones yang selalu menambahkan mayones ke dalam semua makanan yang dimakan disebut mayora.


Sejarah Penemuan Saus Tartar




Nama saus tartar diambil dari nama suku Tartar dari Mongolia karena tekstur saus yang tidak mulus. Saus tartar konon sudah ada sejak zaman Napoleon Bonaparte. Pemilik tempat minum-minum mencampurkan segala macam bahan ke dalam saus untuk menyambut prajurit Napoleon yang datang ke tempatnya. Saus penemuan baru tersebut kabarnya disukai para prajurit dan menjadi populer di mana-mana.


Sejarah Penemuan Saus XO




Pada tahun 1980-an, juru masak di Hong Kong sering memasukkan unsur-unsur masakan Barat. Nama saus XO diambil dari minuman konyak jenis X.O. (extra old). Konyak X.O. populer di Hong Kong, dan merupakan barang mewah bagi penduduk Hong Kong. Istilah "XO" lalu sering digunakan di Hong Kong untuk menunjukkan produk berkualitas baik. Saus ini menggunakan nama XO agar terkesan mewah, dan kemasannya juga banyak meniru kemasan konyak XO.

Rumah makan spesialis hidangan sirip ikan hiu, Sun Tung Lok yang dikelola keluarga Yuen adalah pembuat saus XO yang pertama. Setelah itu, rumah makan hidangan laut di Kowloon bernama Fook Lam Moon mengikutinya. Mereka mulai membotolkan dan menjual saus racikan dapur restoran. Kisah lain mengatakan rumah makan hidangan laut East Ocean dan Tsui Hang Village sebagai pencipta saus XO.


sumber

9 makanan penambah umur panjang

Mungkin Anda pernah mendengar berbagai jenis makanan yang dapat membuat Anda sehat, nah bagaimana dengan makanan yang dapat membuat Anda panjang umur? Jika Anda penasaran, jangan ragu untuk menyimak yang satu ini.

Konon ada 9 makanan yang dapat menambah umur panjang jika Anda konsumsi secara rutin. Makanan apa sajakah itu?

1. Brokoli

Menurut para ahli, brokoli mengandung lebih banyak vitamin C dari pada buah jeruk, lebih banyak mengandung kalsium dari pada segelas susu dan lebih banyak mengandung serat alami dari pada setangkup roti gandum serta mengandung cukup banyak antioksidan
Keuntungan : Sayur brokoli merupakan salah satu sayuran yang mengandung banyak anti karsinogen yang dapat merangsang tubuh untuk melawan zat-zat penyebab kanker. Bukan hanya itu saja, brokoli juga berfungsi untuk mencegah terjadinya katarak, penyakit jantung, radang sendi, bisul dan berbagai virus.

Penyajian : Anda mendapat keuntungan yang maksimal jika Anda mengkonsumsi brokolo itu dengan cara direbus atau disantap mentah. Bisa juga dibuat salad dengan taburan keju rendah lemak.
2. Chamomile

Chamomile masih termasuk keluarga bunga aster dan biasanya digunakan untuk pengobatan.
Keuntungan : Chamomile biasanya digunakan untuk mengendurkan urat syaraf. Umumnya digunakan untuk mengurangi stress dan tekanan. Semakin sedikit kadar stress yang Anda derita, maka semakin rendah juga kemungkinan Anda terserang berbagai penyakit yang berkaitan dengan stress. Selain itu Chamomile juga membantu detoksifikasi tubuh dengan cara membuang "sampah-sampah" tidak berguna melalui ginjal.

Penyajian : Chamomile dapat dikonsumsi seperti makanan kering atau diseduh. Dapat pula dicelupkan ke air hangat seperti teh.
3. Cranberries
Buah yang masih termasuk keluarga berry ini mengandung vitamin c, zat kimia pemberantas bakteri dan mengandung antioksidan.

Keuntungan : Cranberries membantu melindungi terjadinya infeksi saluran kemih, kanker dan juga melindungi masuknya bakteri berbahaya ke organ-organ tubuh.

Penyajian : Buah ini memang mempunyai manfaat yang "manis" bagi tubuh namun menyantap buah ini mentah-mentah sangatlah asam. Jika Anda senang menyantap buah, coba padukan dengan muffin gandum. Tapi bila Anda ingin mengambil keuntungan maksimal dari buah ini, cobalah meminum campuran jus cranberries dan apel agar rasanya tidak terlalu asam.
4. Minyak Ikan
Beberapa ikan seperti salmon, mackerel atau ikan haring terkenal sebagai penghasil omega-3.

Keuntungan : Mengkonsumsi ikan jenis ini dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah dan juga melindungi Anda agar tidak terjadi stroke dan pembekuan darah di otak

Penyajian : Anda dapat mengkonsumsi secara mentah seperti menyantap sushi atau bisa juga dipanggang.
5. Lemon
Buah lemon masih merupakan kerabat yang dekat dengan buah jeruk dan buah ini juga mengandung banyak sekali vitamin C.

Keuntungan : Selain bermanfaat untuk menjaga kecantikan wajah, ternyata jus lemon juga mengandung sifat sebagai anti bakteri yang mana sangat baik untuk memerangi infeksi di mulut seperti sariawan dan sakit tenggorokan.

Penyajian : Coba peras buah lemon di atas ikan salmon ketika Anda sedang ingin menyantap sushi, bisa juga dengan meminum perasan lemon yang dicampur dengan air atau menambahkan perasan air lemon itu di salad Anda.
6. Bawang
Menurut para ahli, bawang juga kaya akan vitamin c, zat antioksidan dan sulfur.

Keuntungan : Memang ironis karena bawang membuat nafas Anda kurang sedap tapi ternyata mampu melindungi Anda dari berbagai penyakit pernafasan seperti asma dan adang saluran pernafasan. Tidak hanya itu saja, ternyata bawang juga mampu menaikkan kadar HDL atau kolesterol baik dalam darah dan melindungi Anda dari ancaman kanker.

Penyajian : Cara terbaik untuk mengkonsumsi bawang adalah dengan memakan secara mentah dalam salad atau sandwich. Dan bawang yang terbaik untuk dikonsumsi adalah bawang merah dan bawang putih.
7. Gandum
Gandum mempunyai kandungan kalsium yang tinggi, selain itu juga mempunyai serat alami yang terbaik bagi Anda yang ingin melakukan diet.

Keuntungan : Jika Anda ingin menikmati hidup panjang dengan tubuh yang sehat, cobalah untuk beralih ke gandum. Gandum berfungsi untuk melindungi gigi Anda agar tidak mudah rapuh dan juga mencegah kekeroposan tulang sehingga Anda tidak terkena osteoporosis. Selain itu gandum juga merupakan bahan makanan yang rendah kolesterol, dapat mengurangi tekanan darah dan memerangi kanker usus.

Penyajian : Cara penyajian terbaik tidak lain yaitu dengan memasaknya di atas api kecil atau dengan di seduh air panas.
8. Tomat
Buah yang satu ini tentu tidak asing lagi dalam hidup Anda. Dengan harga yang murah meriah dan manfaat yang luar biasa, tidak heran jika buah ini menjadi favorit banyak orang.

Keuntungan : Tomat dapat menaikkan sistem kekebalan tubuh seseorang, mengurangi penyebaran kuman di tubuh dan mengurangi resiko terkena kanker terutama kanker prostat, paru dan kanker usus.
Penyajian : Menurut para ahli, tomat yang telah dimasak mengandung kadar lycopene yang lebih tinggi dari tomat mentah. Tomat kalengan malah mengandung 3 kali lipat kadar lycopene dari pada tomat segar sedangkan saus tomat mengandung 5 kali lipat kadar lycopene dari pada tomat mentah
9. Teh Hijau
Teh yang sangat terkenal di negara Jepang ini memang memiliki banyak kandungan vitamin seperti A, C dan E yang juga berfungsi sebagai antioksidan.

Keuntungan : Tahukah Anda bahwa teh hijau lebih kuat dari pedang samurai karena dapat mencegah oksidasi sel yang pada gilirannya akan berubah menjadi kanker. Selain itu teh hijau ini ternyata berkhasiat untuk membangun pertahanan bagi sistem kekebalan tubuh dan mengencerkan darah untuk melawan penyakit jantung.

Penyajian : Sama seperti Anda hendak meminum teh biasa. Coba seduh teh hijau dengan air panas di cangkir Anda. Biarkan selama beberapa waktu. Semakin lama teh hijau itu terendam, semakin baik hasilnya bagi tubuh Anda.


SUMBER

Jumat, 30 September 2011

Awas! Alkohol Bukan untuk Luka




Apa yang biasa Anda lakukan saat si kecil jatuh dari sepeda dan lututnya berdarah? Kebanyakan ibu langsung mencari alkohol untuk membersihkan luka tersebut. Meskipun anak Anda mengeluh perih, dengan yakin Anda berkata bahwa cara tersebut sudah yang paling manjur menyembuhkan luka. Padahal tak jarang cara-cara tersebut hanyalah mitos. Alkohol selama ini diyakini mampu mensterilkan area luka dan mempercepat proses penyembuhan luka. Hmm.. apa benar begitu?
Faktanya, menggunakan alkohol atau hydrogen peroxide untuk membersihkan luka justru akan merusak jaringan kulit dan menghambat proses penyembuhan. Memang benar alkohol dapat membantu membunuh bakteri, tapi tidak hanya bakteri saja yang terbunuh melainkan juga sel-sel di sekitar area luka. Itulah kenapa, sebenarnya, proses penyembuhan luka malah akan bertambah lama. Bagaimana kulit baru dapat tumbuh dengan cepat kalau sel-selnya mati? Jika Anda mengaku alkohol membantu luka sembuh dengan cepat, mungkin itu sekadar sugesti Anda saja.
Cara terbaik membersihkan luka kecil adalah membasahinya dengan air mengalir dan sabun biasa (tak perlu menggunakan sabun antiseptik khusus). Lalu keringkan luka setidaknya lima menit untuk menghilangkan kotoran, serpihan benda asing, dan berikan salep antibiotik untuk menghindari infeksi dari bakteri. Namun untuk luka yang menganga lebar, dalam, dan terus menerus berdarah harus diobati oleh orang yang ahli.
Dr.Oz di acara OPRAH SHOW juga mengingatkan masyarakat untuk mengganti alkohol dengan 'air garam hangat'. Larutkan garam dalam air bersuhu hangat dan basuh kaki Anda dengan air tersebut. Air garam mampu membunuh kuman-kuman di area luka dan ternyata sel-sel di tubuh kita pun 'menyukai' kandungan garam tersebut. Jika sudah begitu, dipastikan proses kesembuhan juga akan berlangsung lebih cepat.
Nah, ternyata cara terbaik menangani luka justru datang dari hal-hal mudah di sekitar kita. Cukup dengan air, sabun, dan garam saja Anda mampu menjadi perawat bagi si kecil yang cedera. Untungnya lagi, kini Anda tak perlu repot mendiamkan anak Anda yang berteriak histeris saat alkohol menyentuh lukanya

sumber : KapanLagi.com

Selasa, 27 September 2011

Kunyah Lebih Lama Agar Tubuh Langsing


Kunyah Lebih Lama Agar Tubuh Langsing

-


Sedari kecil kita selalu diajarkan untuk mengunyah makanan dengan baik, setidaknya 32 kali untuk setiap suapan. Jika sebelumnya anjuran ini dikaitkan dengan kesehatan, kini hal tersebut semakin diperkuat dengan alasan kecantikan. Anda bisa langsing jika mengunyah makanan lebih lama.
Studi terbaru menunjukkan bahwa mengunyah makanan lebih lama bisa membuat Anda mengonsumsi kalori yang lebih sedikit. Mengunyah makanan sebanyak 40 kali membuat partisipan penelitian ini mengonsumsi kalori 12 persen lebih sedikit dari mereka yang mengunyah makanan 15 kali, seperti kebanyakan orang. Selain itu, tentu Anda tahu jika otak butuh waktu 20 menit untuk merasa kenyang, sehingga mengunyah lebih lama menjamin Anda tidak akan makan berlebihan.
Dikutip dari femalefirst, Jie Li dan koleganya dari harbin Medical University di China memberikan menu sarapan yang sama kepada 14 pria muda yang kelebihan berat badan, dan kepada 16 pria muda yang memiliki berat badan normal. Perlakuan ini untuk melihat apakah ada perbedaan pada cara mereka mengunyah makanan. Peneliti juga meneliti apakah mengunyah lebih lama membuat seseorang makan lebih sedikit dan apakah memengaruhi tingkat gula darah atau hormon penentu selera makan mereka.
Hasilnya, yang dipublikasikan di American Journal of Clinical Nutrition, menemukan bahwa ada hubungan antara jumlah mengunyah dengan kadar sejumlah hormon yang memengaruhi otak untuk mulai makan dan berhenti makan. Lebih spesifik lagi, mengunyah lebih banyak menyebabkan penurunan kadar ghrelin, hormon yang merangsang selera makan, dan juga menaikkan level CCK, hormon yang diyakini bertugas mengurangi selera makan.

sumber :  KapanLagi.com

Sabtu, 25 Juni 2011

Rahasia Dari Molekul Air


water crystal snow2



“..…Dan Kami ciptakan dari air segala sesuatu yang hidup…..” (Q.S. Al Anbiya : 30)




Dalam kitab-kitab tafsir klasik, ayat tadi diartikan bahwa tanpa air semua akan mati kehausan. Tetapi di Jepang, Dr. Masaru Emoto dari Universitas Yokohama dengan tekun melakukan penelitian tentang perilaku air. Air murni dari mata air di Pulau Honshu didoakan secara agama Shinto, lalu didinginkan sampai -50C di laboratorium, lantas difoto dengan mikroskop elektron dengan kamera kecepatan tinggi.



Ternyata molekul air membentuk kristal segi enam yang indah. Percobaan diulangi dengan membacakan kata, “Arigato (terima kasih dalam bahasa Jepang)” di depan botol air tadi. Kristal kembali membentuk sangat indah. Lalu dicoba dengan menghadapkan tulisan huruf Jepang, “Arigato”. Kristal membentuk dengan keindahan yang sama. Selanjutnya ditunjukkan kata “setan”, kristal berbentuk buruk. Diputarkan musik Symphony Mozart, kristal muncul berbentuk bunga. Ketika musik heavy metal diperdengarkan, kristal hancur.


Ketika 500 orang berkonsentrasi memusatkan pesan “peace” di depan sebotol air, kristal air tadi mengembang bercabang-cabang dengan indahnya. Dan ketika dicoba dibacakan doa Islam, kristal bersegi enam dengan lima cabang daun muncul berkilauan. Subhanallah.

Dr. Emoto akhirnya berkeliling dunia melakukan percobaan dengan air di Swiss, Berlin, Prancis, Palestina, dan ia kemudian diundang ke Markas Besar PBB di New York untuk mempresentasikan temuannya pada bulan Maret 2005 lalu. Ternyata air bisa “mendengar” kata-kata, bisa “membaca” tulisan, dan bisa “mengerti” pesan. Dalam bukunya The Hidden Message in Water, Dr. Masaru Emoto menguraikan bahwa air bersifat bisa merekam pesan, seperti pita magnetik atau compact disk.

Semakin kuat konsentrasi pemberi pesan, semakin dalam pesan tercetak di air. Air bisa mentransfer pesan tadi melalui molekul air yang lain. Barangkali temuan ini bisa menjelaskan, kenapa air putih yang didoakan bisa menyembuhkan si sakit. Dulu ini kita anggap musyrik, atau paling sedikit kita anggap sekadar sugesti, tetapi ternyata molekul air itu menangkap pesan doa kesembuhan, menyimpannya, lalu vibrasinya merambat kepada molekul air lain yang ada di tubuh si sakit.

Tubuh manusia memang 75% terdiri atas air. Otak 74,5% air. Darah 82% air. Tulang yang keras pun mengandung 22% air. Air putih galon di rumah, bisa setiap hari didoakan dengan khusyu kepada Allah, agar anak yang meminumnya saleh, sehat, dan cerdas, dan agar suami yang meminum tetap setia. Air tadi akan berproses di tubuh meneruskan pesan kepada air di otak dan pembuluh darah. Dengan izin Allah, pesan tadi akan dilaksanakan tubuh tanpa kita sadari. Bila air minum di suatu kota didoakan dengan serius untuk kesalehan, insya Allah semua penduduk yang meminumnya akan menjadi baik dan tidak beringas. Rasulullah Muhammad SAW bersabda, “Zamzam lima syuriba lahu”, “Air zamzam akan melaksanakan pesan dan niat yang meminumnya”. Barangsiapa minum supaya kenyang, dia akan kenyang. Barangsiapa minum untuk menyembuhkan sakit, dia akan sembuh. Subhanallah … Pantaslah air zamzam begitu berkhasiat karena dia menyimpan pesan doa jutaan manusia selama ribuan tahun sejak Nabi Ibrahim A.S.

Bila kita renungkan berpuluh ayat Al Quran tentang air, kita akan tersentak bahwa Allah rupanya selalu menarik perhatian kita kepada air. Bahwa air tidak sekadar benda mati. Dia menyimpan kekuatan, daya rekam, daya penyembuh, dan sifat-sifat aneh lainnya yang menunggu untuk disingkap oleh manusia. Islam adalah agama yang paling melekat dengan air. Shalat wajib perlu air wudlu 5 kali sehari. Habis bercampur, suami istri wajib mandi, dan Mati pun wajib dimandikan. Tidak ada agama lain yang mengharuskan (baca: mewajibkan) memandikan jenazah. Tetapi kita belum melakukan Dzikir air. Kita masih perlakukan air tanpa respek. Kita buang secara mubazir, bahkan kita cemari. Astaghfirullah.

Seorang ilmuwan Jepang telah merintis. Ilmuwan muslim harus melanjutkan kajian kehidupan ini berdasarkan Al Quran dan hadis.


Air Ternyata Memiliki Perasaan

- Kita bisa berkomunikasi dengan air.
- Jika pesannya indah air akan menampilkan wajah manis.
- Namun jika pesannya buruk ia akan menampilkan wajah masam.


Inilah penemuan yang mengejutkan pada abad 20 Oleh Dr Masaru Emoto. Wajah Air atau tepatnya Molekul atau Kristal Air direkam melalui mikroskop elektron yang dilengkapi dengan kamera super cepat. Berikut hasilnya :

Rekaman kamera dibawah ini merupakan bentuk Molekul Air ketika tidak dibacakan Doa.

Pernahkah kita bayangkan ketika meminum air putih, bentuknya seperti ini :

















Molekul Air berubah menjadi Indah setelah dibacakan Doa. Artinya Air bereaksi dengan perlakuan kita terhadapnya.
Ini bentuknya :

[2+<span class=kanan+setelah+dibacakan+doa.jpg]" border="0">


Ktika diperdengarkan lagu rakyat Kawachi, Molekul Air pun tampak senang dengan membentuk keindahannya seperti ini :
















Ketika diperdengarkan lagu-lagu keras, seperti Rock, Metal, dll, Wajah Air berkerut, mungkin Molekul Air menjadi pusing seperti ini :

[4+<span class=kanan+lagu+metal.jpg]" border="0">


Molekul Air menjadi Indah ketika diperdengarkan musik yang indah seperti karya-karya klasik Goldberg Variations Bach, Ludwig Van Beethoven, dll.

Ini contohnya :

[5+<span class=kiri+musik+indaah.jpg]" border="0">


Caci makilah Air, maka wajah Molekul Air berubah menjadi buruk seperti ini :

[6+<span class=tengah+caci+maki+air.jpg]" border="0">


Tidak hanya dicaci maki, atau diperdengarkan musik yang keras.
Ketika air tercemar kotoran, maka Molekul Air juga menjadi tak beraturan dan sama sekali tidak Indah. Lihatlah Air Sungai Yodo ini :

[7+<span class=sungai+tercemar.jpg]" border="0">


Yang lebih mengagetkan lagi adalah ketika air diperlihatkan photo Adolf Hitler, wajahnya berubah menjadi buruk seperti ini :





AIR ZAM-ZAM

Berikut adalah Keindahan Molekul Air Zam-Zam.




Subhanallah..
Rangkaian bentuk heksagonal-nya sangat indah, cemerlang berkilau, dan penuh warna ketika dibacakan ayat-ayat yang mulia.


Ketika segelas air putih terletak di atas meja.
Berdiamlah sesaat, bacalah dengan nama Tuhanmu.
Dengan Nama ALLAH Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.

Panjatkan doa, lalu bermohonlah hanya kepada Allah, ucapkan ayat-ayat yang suci.
Maka, segelas air putih yang diminum akan memberikan segala keindahannya kepada kita.

Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat memperteguh keimanan kita sebagai manusia yang diciptakan paling sempurna.


Amin, ya Rabbal alamin………….! Waallohu'alam


sumber: yetti-hardianti.blogspot.com

Praktikum Identifikasi Amylum Dan Simplisia

IDENTIFIKASI AMYLUM DAN SIMPLISIA
SECARA
KIMIAWI DAN MIKROSKOPI

I. Tujuan Percobaan
Mahasiswa dapat mengetahui dan membedakan macam-macam amylum yang dapat digunakan untuk sedian farmasi.
Mahasiswa dapat mengetahui cara mengidetifikasi amylum dan simplisia dengan mikroskop sehingga mahasiswa dapat membedakan macam-macam amylum dan simplisia secara mikroskopik.

II. Landasan Teori
Amylum manihot ( pati singkong) adalah pati yang diperoleh dari umbi akar manihot utilissima Pohl (familia Euphorbiaceae) yang berupa serbuk sangat halus dan putih, secara mikroskopik berupa butir tunggal, agak bulat atau bersegi banyak butir kecil dengan diameter 5µm sampai 10 µm, butir besar bergaris tengah 20 µm sampai 35 µm, hilus tengah berupa titik, garis lurus atau bercabang tiga, lamella tidak jelas, konsentris, butir majemuk sedikit, terdiri dari 2 atau 3 butir tunggal yang tidak sama bentuknya. Identifikasi kimiawi yaitu dengan Iodium dimana akan terjadi biru tua yang hilang pada pemanasan dan timbul kembali pada pendinginan.
Amylum maydis ( pati jagung) adalah pati yang diperoleh dari biji zea mays L. ( familia Poaceae) yang berupa serbuk sangat halus dan putih. Secara mikroskopik yaitu berupa butir bersegi banyak, bersudut, ukuran 2 µm sampai 23 µm atau butir bulat dengan diameter 25 µm sampai 32 µm, hilus ditengah berupa rongga yang nyata atau celah berjumlah 2 sampai 5, tidak ada lamella. Jika diamati dibawah cahaya terpolarisasi, tampak bentuk silang berwarna hitam, memotong pada hilus. Untuk identifikasi secara kimiawi sama dengan amylum manihot.
Amylum oryzae ( pati beras) adalah amylum yang diperoleh dari biji Oryza sativa L. (familia Poaceae) yang berupa serbuk sangat halus dan putih. Secara mikroskopik yaitu berupa butir bersegi banyak ukuran 2 µm sampai 5 µm, tunggal atau majemuk bentuk bulat telur ukuran 10 µm sampai 20 µm. hilus di tengah tidak terlihat jelas, tidak ada lamella konsentris. Jika diamati dibawah cahaya terpolarisasi tampak bentuk silang berwarna hitam, memotong pada hilus.
Amylum solani ( pati kentang) adalah pati yang diperoleh dari umbi solanum tuberosum (familia Solanaceae). Yang berupa serbuk sangat halus dan putih. Secara mikroskopik yaitu berupa butir tunggal, tidak beraturan, atau bulat telur ukuran 30 µm sampai 100 µm, atau membulat ukuran 10 µm sampai 35 µm, butir majemuk jarang, terdiri dari 2 sampai 4, hilus berupa titik pada ujung yang sempit dengan lamella konsentris jelas terlihat, jika diamati dibawah cahaya terpolarisasi, tampak bentuk silang berwarna hitam memotong pada hilus. Untuk idetifikasi secara kimiawi sama dengan amylum manihot.
Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai bahan obat yang belum mengalami pengolahan apapun, kecuali dinyatakan lain merupakan bahan yang telah dikeringkan.

Untuk menjamin keseragaman senyawa aktif, keamanan, dan kegunaan, simplisia harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1.Bahan baku simplisia
2.Proses pembuatan simplisia
3.Cara pengepakan dan penyimpan simplisia

Tahap-tahap pembuatan simplisia yaitu:
1.Pengumpulan bahan baku
2.Sortasi basah
3.Pencucian
4.Perajangan
5.Pengeringan
6.Sortasi kering
7.Pengepakan dan penyimpanan
8.Pemeriksaan mutu

III. Alat Dan Bahan
1. Alat dan bahan identifikasi amylum secara kimiawi
A. Alat yang digunakan:
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Cawan penguap
4. Batang pengaduk
5. Kawat kasa
6. Kaki tiga
7. Pemanas spiritus

B. Bahan yang digunakan:
1. Larutan Iodium
2. Amylum maydis
3. Amylum oryzae
4. Amylum solani
5. Amylum manihot

2. Alat dan bahan yang digunakan untuk identifikasi smplisia dan amylum secara mikroskopik:
A. Alat yang digunakan:
1. Pipet tetes
2. Beacker glass
3. Objek glass
4. Cover glass
5. Mikroskop

B. Bahan yang digunakan:
1. Amylum maydis
2. Amylum oryzae
3. Amylum solani
4. Amylum manihot
5. Serbuk jahe
6. Serbuk kunyit
7. Serbuk temulawak
8. Aqua dest
IV. Prosedur Percobaan
1. Identifikasi amylum secara kimiawi:
Percobaan A:

Amylum maydis Amylum oryzae

Iodium Iodium






Amylum solani Amylum manihot

Iodium Iodium








Percobaan B (Farmakope es IV):
1 gr Amylum + 50 ml aquadest

Dipanaskan 5 menit (mendidih)

Didinginkan

1 ml suspensi amylum

+ 3 tetes Iodium

Dipanaskan

Didinginkan kembali


2. Identifikasi amylum dan simplisia secara mikroskopik
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Mengambil sedikit amylum oryzae dan meletakannya pada objek glass.
c. Menetesi sedikit aqua dest kemudian segera menutup dengan cover glass.
d. Mengamati dibawah mikroskop.
e. Mencatat dan menggambar hasil pengamatan.
f. Mengulangi percobaan di atas ( percobaan 1,2,3,4,5) untuk amylum solani. Amylum manihot, Amylum maydis, serbuk jahe, serbuk kunyit, dan serbuk temulawak.

IV. Data pengamatan
1. Identfikasi amylum secara kimiawi
• Percobaan A
No Percobaan Hasil Keterangan
1. Amylum oryzae + Iodium Warna ungu Hasil positif
2. Amylum solani + Iodium Warna ungu Hasil positif
3. Amylum manihot + Iodium Warna ungu Hasil positif
4. Amylum maydis + Iodium Warna ungu Hasil positif

• Percobaan B
No Percobaan Hasil Dipanaskan Didinginkan Keterangan
1. 1 ml Suspensi amylum manihot + 3 tetes lart Iodium Warna biru Warna biru hilang Tetap Hasil positif

2. 1 ml Suspensi amylum maydis + 3 tetes lart Iodium Warna biru Warna biru hilang Warna biru timbul kembali Hasil positif

3. 1 ml Suspensi amylum solani + 3 tetes lart Iodium Warna biru Warna biru hilang Tetap Hasil positif

4. 1 ml Suspensi amylum oryzae + 3 tetes lart Iodium Warna biru Warna biru hilang Tetap Hasil positif


2. Identifikasi amylum dan simplisia secara mikroskopik
• Amylum
No Amylum yang diamati Butir pati Hilus Bentuk Lamella Keterangan/
gambar
1. Amylum manihot Ada Ada, berupa titik, garis Butir tunggal,butir, agak bulat atau bersegi banyak butir kecil tidak jelas, butir majemuk sedikit
2. Amylum maydis Ada Ada,
berupa rongga atau celah butir bersegi banyak, bersudut, atau butir bulat -
3. Amylum solani Ada Ada.
berupa titik butir tunggal, tidak beraturan, atau bulat telur Tidak terlihat
4. Amylum oryzae ada Ada, tidak terlihat jelas butir bersegi banyak, tunggal atau majemuk bentuk bulat telur -
• Simplisia
No Simplia yang diamati Butir pati Parenkim Sel indioblas Berkas pembuluh Keterangan/
gambar
1. Serbuk kunyit Ada ada ada -
2. Serbuk jahe Ada ada ada -
3. Serbuk temulawak Ada ada ada ada

V. Pembahasan
1. Identfikasi amylum secara kimiawi
Percobaan A:
a. Amylum oryzae + Iodium menghasilkan warna ungu
b. Amylum solani + Iodium menghasilkan warna ungu
c. Amylum manihot + Iodium menghasilkan warna ungu
d. Amylum maydis + Iodium menghasilkan warna ungu

Percobaan B:
1 ml Suspensi amylum oryzae + 3 tetes lart Iodium, menhasilkan warna biru, setelah dipanaskan warna biru menjadi hilang kemudian didinginkan dan hasilnya warna tetap hilang dan tidak kembali biru, begitu juga dengan amylum manihot dan amylum solani, tapi untuk amylum maydis setelah dipanaskan dan kemudian didinginkan, warna biru itu timbul kembali walaupun tidak seperti warna biru pada waktu sebelum dilakukan pemanasan.

Dari kedua percobaan amylum secara kimiawi diatas maka kami dapat membandingkan bahwa dalam percobaan A ( amylum yang langsung ditetesi Iodium) semua amylum hasilnya positif yaitu dengan terjadinya warna ungu, sedangkan pada percobaan B yang menggunakan literature dari farmakope ed IV (amylumnya terlebih dahulu dibuat suspensi), amylum maydis hasilnya positif begitu juga amylum oryzae, amylum solani, dan amylum manihot, walaupun setelah dilakukan pemanasan warna biru tidak kembali timbul, mungkin hal ini disebabkan karena jumlah dan kadar Iodium juga waktu pemanasan yang kami lakukan pada waktu pembuatn suspensi tidak sesuai dengan yang tercantum di farmakope yaitu jumlah iodium 0,5 ml dengan kadar 0,005 M dan lamanya pemanasan yang dilakukan pada pembuatan suspensi yaitu 1 menit, sedangkan pada percobaan yang kami lakukan, jumlah iodiumnya 3 tetes dengan kadar lebih dari 0,005 M selain itu pemanasan yang kami lakukan pada waktu pembuatan suspensi yaitu 5 menit.





2. Identifikasi amylum dan simplisia secara mikroskopik
a. Amylum
• Amylum manihot
Amylum manihot yang kami amati dari mikroskop dengan pembesaran 15 X 10kami dapat melihat bentuknya yang berupa butir tunggal,butir agak bulat atau bersegi banyak butir kecil, ada butir pati,dan juga hilus yang berupa garis dan titik, ada juga lamella tapi tidak jelas,yang berupa butir majemuk sedikit.

• Amylum maydis
Dengan pembesaran 15 X 10, tidak punya lamella (tidak terlihat), Bentuk amylum maydis ini berupa butir bersegi banyak, bersudut, atau butir bulat,kemudian terdapat butir pati dan hilus yang berupa rongga atau celah.

• Amylum solani
Didalam mikroskop yang pembesarannya 15 X 10 amylum solani ini berbentuk butir tunggal, tidak beraturan, atau bulat telur, terdapat butir pati juga lamella tapi tidak terlihat jelas.

• Amylum oryzae
Bentuk amylum oryzae dalam mikroskop dengan pembesaran 15 X 10 yaitu butir bersegi banyak, tunggal atau majemuk bentuk bulat telur, terdapat butir telur dan hilus yang tidak terlihat jelas, dan tidak terdapat lamella.

Dari keempat jenis amylum yang kami amati dimikroskop, memiliki bentuk, butir pati, hilus, dan lamella yang berbeda-beda bahkan ada duajenis amylum yang tidak mempunyai lamella yaitu amylum maydis dan amylum oryzae.

b. Simplisia
• Sebuk kunyit
Didalam serbuk kunyit yang kami amati dalam mikroskop dengan pembesaran 15 X 10, terdapat butir pati, parenkim, sel indioblas, sedangkan berkas pembuluh tidak terlihat (tidak ada).

• Serbuk jahe
Serbuk jahe yang kami amati dalam mikroskop dengan pembesaran mikroskop yang sama dengan serbuk kunyit, tidak terdapat berrkas pembuluh, dan kami hanya dapat melihat butir pati, parenkim dan juga sel indioblas.

• Serbuk temulawak
Dalam serbuk temulawak ini kami dapat melihat berkas pembuluh, butir pati, sel indioblas dan juga parenkim dengan pembesaran mikroskop 15 X10.


VI. Kesimpulan

Dari percobaan / praktikum yang telah kami lakukan maka kami dapat menyimpulkan yaitu sebagai berikut:
1. Identfikasi amylum secara kimiawi
Percobaan A:
Amylum oryzae + Iodium menghasilkan warna ungu maka dinyatakan positif amylum oryzae.
Amylum solani + Iodium menghasilkan warna ungu maka dinyatakan positif amylum solani.
Amylum manihot + Iodium menghasilkan warna ungu maka dinyatakan positif amylum manihot.
Amylum maydis + Iodium menghasilkan warna ungu maka dinyatakan positif amylum maydis.

Percobaan B:
Amylum maydis dinyakan positif karena setelah dipanaskan dan kemudian didinginkan, warna biru itu timbul kembali walaupun tidak seperti warna biru pada waktu sebelum dilakukan pemanasan. Sedangkan untuk amylum manihot, amylum solani, dan amylum oryzae juga dinyatakan positif, walaupun setelah dipanaskan warna biru yang terjadi hilang kemudian didinginkan dan hasilnya warna tetap hilang dan tidak kembali biru.

2. Identifikasi amylum dan simplisia secara mikroskopik.
Dari percobaan yang kami amati yaitu identifikasi amylum dan simplisia secara mikroskopik, maka kami dapat menyimpulkan:
a. Amylum
Dengan pembesaran mikroskop yang sama yaitu 15 X 10 bahwa:
• Amylum manihot
Bentuknya berupa butir tunggal,butir agak bulat atau bersegi banyak butir kecil, terdapat butir pati,dan juga hilus yang berupa garis dan titik, terdapat juga lamella tapi tidak jelas,yang berupa butir majemuk sedikit.

• Amylum maydis
Tidak punya lamella (tidak terlihat), Bentuknya berupa butir bersegi banyak, bersudut, atau butir bulat,kemudian terdapat butir pati dan hilus yang berupa rongga atau celah.

• Amylum solani
Berbentuk butir tunggal, tidak beraturan, atau bulat telur, terdapat butir pati juga lamella yang tidak terlihat jelas.

• Amylum oryzae
Bentuknya yaitu butir bersegi banyak, tunggal atau majemuk bentuk bulat telur, terdapat butir telur dan hilus yang tidak terlihat jelas dan tidak terdapat lamella.

Dari keempat jenis amylum yang kami amati, hanya dua jenis amylum yang tidak punya lamella (tidak terlihat) yaitu amylum oryzae dan amylum maydis.
b. Simplisia
• Sebuk kunyit
Terdapat butir pati, parenkim, sel indioblas, berkas pembuluh tidak terlihat (tidak ada).
• Serbuk jahe
Tidak terdapat berrkas pembuluh, dan kami hanya dapat melihat butir pati, parenkim dan juga sel indioblas.
• Serbuk temulawak
Terdapat berkas pembuluh, butir pati, sel indioblas dan juga parenkim.

Dari tiga jenis serbuk simplisia yang kami amati, hanya pada serbuk temulawak yang terdapat berkas pembuluh.





































Daftar Pustaka

1. “Farmakope Indonesia edisi IV”, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta 1995.
2. “Praktikum Fitokimia”, Uut Teguh sabara, S.farm, M.Sc, Apt.

sumber:riyanthi-kedokteran.blogspot.com

DIURETIK

OBAT DIURETIK

Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin. Istilah diuresis mempunyai dua pengertian, pertama menunjukkan adanya penambahan volume urin yang diproduksi dan yang kedua menunjukkan jumlah pengeluaran zat-zat terlarut dalam air.

Fungsi utama diuretik adalah untuk memobilisasi cairan udem, yang berarti mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstra sel kembali menjadi normal.

Diuretik dapat dibagi menjadi 5 golongan yaitu :

1. Diuretik osmotik
2. diuretik golongan penghambat enzim karbonik anhidrase
3. diuretik golongan tiazid
4. diuretik hemat kalium
5. diuretik kuat
  1. Diuretik osmotik
    Diuretik osmotik mempunyai tempat kerja :
    1. Tubuli proksimal
      Diuretik osmotik ini bekerja pada tubuli proksimal dengan cara menghambat reabsorpsi natrium dan air melalui daya osmotiknya.
    2. Ansa enle
      Diuretik osmotik ini bekerja pada ansa henle dengan cara menghambat reabsorpsi natrium dan air oleh karena hipertonisitas daerah medula menurun.
    3. Duktus Koligentes
      Diuretik osmotik ini bekerja pada Duktus Koligentes dengan cara menghambat reabsorpsi natrium dan air akibat adanya papillary wash out, kecepatan aliran filtrat yang tinggi, atau adanya faktor lain.
      Istilah diuretik osmotik biasanya dipakaiuntuk zat bukan elektrolit yang mudah dan cepat diekskresi oeh ginjal. Contoh dari diuretik osmotik adalah ; manitol, urea, gliserin dan isisorbid.
  2. Diuretik golongan penghambat enzim karbonik anhidrase
    Diuretik ini bekerja pada tubuli Proksimal dengan cara menghambat reabsorpsi bikarbonat.
    Yang termasuk golongan diuretik ini adalah asetazolamid, diklorofenamid dan meatzolamid.
  3. Diuretik golongan tiazid
    Diuretik golongan tiazid ini bekerja pada hulu tubuli distal dengan cara menghambat reabsorpsi natrium klorida.
    Obat-obat diuretik yang termsuk golongan ini adalah ; klorotiazid, hidroklorotiazid, hidroflumetiazid, bendroflumetiazid, politiazid, benztiazid, siklotiazid, metiklotiazid, klortalidon, kuinetazon, dan indapamid.
  4. Diuretik hemat kalium
    Diuretik hemat kalium ini bekerja pada hilir tubuli distal dan duktus koligentes daerah korteks dengan cara menghambat reabsorpsi natrium dan sekresi kalium dengan jalan antagonisme kompetitif (sipironolakton) atau secara langsung (triamteren dan amilorida).
  5. Diuretik kuat
    Diuretik kuat ini bekerja pada Ansa Henle bagian asenden pada bagian dengan epitel tebal dengan cara menghambat transport elektrolit natrium, kalium, dan klorida.
    Yang termasuk diuretik kuat adalah ; asam etakrinat, furosemid dan bumetamid.
Penggunaan klinik diuretik
  1. Hipertensi
    Diuretik golongan Tiazid, merupakan pilihan utama step 1, pada sebagian besar penderita.
    Diuretik kuat (biasanya furosemid), digunakan bila terdapat gangguan fungsi ginjal atau bila diperlukan efek diuretik yang segera.
    Diuretik hemat kalium, digunakan bersama tiazid atau diuretik kuat, bila ada bahaya hipokalemia.
  2. Payah jantung kronik kongestif
    Diuretik golongan tiazid, digunakann bila fungsi ginjal normal.
    Diuretik kuat biasanya furosemid, terutama bermanfaat pada penderita dengan gangguan fungsi ginja.
    Diuretik hemat kalium, digunakan bersama tiazid atau diuretik kuat bila ada bahaya hipokalemia.
  3. Udem paru akut
    Biasanya menggunakan diuretik kuat (furosemid)
  4. Sindrom nefrotik
    Biasanya digunakan tiazid atau diuretik kuat bersama dengan spironolakton.
  5. Payah ginjal akut
    Manitol dan/atau furosemid, bila diuresis berhasil, volume cairan tubuh yang hilang harus diganti dengan hati-hati.
  6. Penyakit hati kronik
    spironolakton (sendiri atau bersama tiazid atau diuretik kuat).
  7. Udem otak
    Diuretik osmotik
  8. Hiperklasemia
    Diuretik furosemid, diberikan bersama infus NaCl hipertonis.
  9. Batu ginjal
    Diuretik tiazid
  10. Diabetes insipidus
    Diuretik golongan tiazid disertai dengan diet rendah garam
  11. Open angle glaucoma
    Diuretik asetazolamid digunakan untuk jangka panjang.
  12. Acute angle closure glaucoma
    Diuretik osmotik atau asetazolamid digunakan prabedah.
    Untuk pemilihan obat Diuretik a yang tepat ada baiknya anda harus periksakan diri dan konsultasi ke dokter.



sumber:medicastore.com

Jumat, 04 Februari 2011

Terong pipit/ Rimbang

Terong pipit (Solanum torvum Swartz)

Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum torvum Swartz

Kandungan Kimia

Bagian-bagian tumbuhan terong pipit kaya dengan berbagai kandungan kimia yang sangat bermanfaat bagi manusia. Kandungan kimia yang kini sudah diketahui antara lain:

1) buah mentah: klorogenin, sisalogenone, torvogenin, vitamin A;

2) buah kering: solasonin 0,1 %;

3) daun: neo - klorogenin, panicolugenin; 3) akar: jurubine.

Sumber: http//wikipedia.Solanum torvum s.org.
Taksonomi Terong Pipit (Solanum torvum Swartz) (sumber: Darwis., 1991)

Rabu, 12 Januari 2011

jenis sabun yang beredar di pasaran

Begitu banyak jenis sabun yang beredar di pasaran, mulai dari sabun yang bersifat umum sampai sabun yang bersifat khusus. Sabun yang bersifat umum yang kami maksud adalah sabun mandi padat yang sering di pakai masyarakat untuk membersihkan anggota badan secara keseluruhan. Untuk hand soap bentuknya cair, kami menilai jenis sabun yang bersifat khusus, artinya sabun yang dikhususkan untuk membersihkan tangan dari kotoran.

Jika kita perhatikan hand soap ini banyak di pakai atau disediakan di fasilitas toilet yang terdapat di restoran, hotel, mall, rumah sakit, rumah tangga khususnya kelas menengah ke atas dll. Diharapkan setelah menggunakan fasilitas toilet, mencuci tangan dengan hand soap merupakan cara yang efektif agar tetap sehat dan higienis. Bila di banding mencuci tangan dengan sabun padat ( batangan ), rasanya kurang praktis dan efektif saja.

Hand soap yang kami buat, mengandung antiseptik berbeda dengan hand soap yang beredar dipasaran. Yang pasti hand soap yang kami buat mempunyai nilai jual, bila dibandingkan hand soap yang ada di pasaran. Membuat produk sendiri bisa menghemat 60% – 70%, bahkan lebih.

Komposisi hand soap

Ultra SLES 100 gr

Sodium Chloride

Foam Booster secukupnya

Asam karboksilat

EDTA 1,1 gr

Pewarna secukupnya

Parfum

Air

Peralatan yang dibutuhkan : Wadah, pengaduk

Cara Pembuatan

1. Sodium 25 gr + Ultra SLES aduk rata sampai kelihatan putih

2. (1) + Air ditambah sedikit demi sedikit aduk rata sampai larut

3. (2) + Foam booster aduk rata

4. (3) + EDTA aduk rata

5. Asam karboksilat + air 50 cc aduk rata

6. (4) + (5) aduk rata

7. Sodium sisa + Air sisa aduk rata

8. (6) + (7) aduk rata dan mengental

9. (8) + Pewarna secukupnya aduk rata

10. (9) + Parfum secukupnya aduk rata

11. Diamkan beberapa jam dan siap dikemas

Minggu, 04 Juli 2010

tanaman mengandung alkaloid

Stachytarphetae cayennensidis Folium (Daun Pecut Kuda)

Nama Daerah
Nama daerah: jarong lalaki, ngadi rengga, rumjarum.

Pemerian
Pemerian. Bau lemah; rasa agak pahit dan lama-lama menimbulkan rasa tebal lidah.

Pemeriksaan Makroskopik.
Makroskopik. Daun tunggal, berwarna hijau sampai hijau tua atau hijau kecoklatan, helaian daun berbentuk bundar telur atau bundar telur memanjang, panjang 2 cm sampai 8 cm, lebar 1 cm sampai 5 cm, ujung helaian daun meruncing, pangkal menyempit sedikit demi sedikit, pinggir daun pada pangkal rata, selebihnya pinggir beringgit bergigi, tulang daun menyirip, menonjol pada permukaan bawah, permukaan daun berambut, jika diraba terasa kasar.

Pemeriksaan Mikroskopik
Mikroskopik. Pada penampang melintang melalui tulang daun tampak epidermis atas terdiri dari 1 lapis sel, dinding berkelok-kelok, epidermis bawah terdiri dari 1 lpis sel bentuknya lebih kecil dari pada epidermis atas, dinding sedikit berkelok. Kutikula tipis, bentuk garis, terdapat pada kedua epidermis. Rambut kelenjar tipe Labiatae, terdiri dari 6 sel. Rambut penutup terdiri dari 3-5 sel. Rambut kelenjar dan rambut penutup terdapat pada kedua epidermis. Stomata terdapat pada epidermis atas dan epidermis bawah. Mesom meliputi jaringan palisade terdiri dari 1 lapis sel, sel tegak, dinding sel berkelok-kelok, mengandung butir-butir klorofil. Jaringan bunga karang terdiri dari beberapa lapis sel yang berbentuk agak membulat, mengandung butir-butir klorofil; di dalam jaringan bunga karang terdapat berkas pembuluh yang dikelilingi sel seludang. Tulang daun mengandung berkas pembuluh tipe kolateral. Pada sayatan paradermal tampak sel epidermis dengan stomata tipe diasitik kadang-kadang tampak anomoisitik.
Serbuk berwarna hiaju tua. Fragmen pengenal adalah fragmen rambut penutup terdiri dari 3-5 sel dan banyak yang mempunyai sel yang berkolabrasi, sel rambut tampak bertitik-titik, fragmen rambut kelenjar, fragmen pembuluh kayu dengan penebalan jala, fragmen mesofil.


Cara Identifikasi
A. Pada 2 mg sebuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat P; terjadi warna coklat merah.
B. Pada 2 mg sebuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N; terjadi warnacoklat tua.
C. Pada 2 mg sebuk daun tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 5% b/v dalam etanol P; terjadi warna hijau tua.
D. Pada 2 mg sebuk daun tambahkan 5 tetes larutan besi (III) klorida P 5% b/v; terjadi warna hijau kehitaman.
E. Pada 2 mg sebuk daun tambahkan 5 tetes ammonia (25%) P; terjadi warnacoklat tua.

Uji Kemurnian
Kadar abu. Tidak lebih dari 4,5%.
Kadar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 1%.
Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 30%.
Kadar sari yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 28%.
Bahan organic asing. Tidak lebih dari 2%.

Kegunaan
Penggunaan. Pembersih darah, peluruh seni (deuretik).

Kandungan Senyawa
Isi. Glikosida, alkaloid.

Referensi
Data belum tersedia.

Produk Terkait

Data belum tersedia.



Piperis nigri Fructus (Lada Hitam)


Nama Daerah
Sumatra: lada, leudeu pedih, lada, raro, lada kecik, lade ketek.
Jawa: lada, pedes, merica, sak ang kambang.
Nusatenggara: maicam, mica, saha, kelailinga jawa, ngguru, saang.
Kalimantan: sahang laut, sahang.
Sulawesi: kaluya jawa, marisa jawa, malita lodawa, hisan parangen, malita, sausus, risa, marica.
Maluku: oes dai musan, peresan, marisa mau, lada, marisano, rica, rica jawa, rica polulu, rica tamelo.

Pemerian
Bau aromatik khas, rasa pedas.

Pemeriksaan Makroskopik
Buah berbentuk hampir bulat, warna coklat kelabu sampai kehitaman, garis tengak 2,5 mm sampai 6 mm; permukaan berkeriput kasar, dalam, serupa jala; pada ujung buah terdapat sisa dari kepala putik yang tidak bertangaki; pada irisan membujur terdapat perikarp yang tipis, sempit dan berwarna gelap menyebungi inti bijih yang putih dari biji tunggal; perikarp melekat erat pada biji. Hampir seluruh inti biji terdiri dari dari perisperm; bagian tengah perisperm berongga, bagian ujung perisperm berongga, bagian ujung persperm menyelubungi endosperm yang kecil; embrio sangat kecil, terbenam dalam endoderm.

Pemeriksaan Mikroskopik
Epikarp tersusun dari 1 lapis sel epidermis yang sel-selnya berbentuk persegi empat membulat, beris hablur kecil berbentuk prisma dan zat berwarna coklat tua sampai kehitaman; pada pandanagn tangensial epikarp tampak berbentuk poligonal dengan dinding samping lurus. Hipodermis terdiri dari jaringan parenkim berdinding tipis dan kelompok-kelompok sel batu; sel batu berbentuk isodiametrik sampai persegi panjang, dinding tebal dan berlignin, berlapis-lapis, warna kuning kecoklatan, lumen cukup lebar dan berisi zat warna coklat tua; saluran noktah jelas. Mesokarp merupakan bagian terlebar; bagian luar terdiri dari beberapa lapis sel parenkim besarberbentuk poligonal beris butir pati dan butir hijau daun, di antara sel parenkim tersebar sel sekresi berisi minyak berwarna kekuningan atau berisi damar; lapisan lanjutnya terdiri dari beberapa lapis sel parenkim berdinding tipis yang termampat, diantara sel parenkim terdapat berkas pembuluh fibrofaskuler; di mesokarp bagian dalam terdapat lapisan sel minyak, sel berbentuk poligonal, besar, berisi minyak berwarna. Endokarp terdiri dari satu lapis sel piala dengan dinding radial dan dinding tangensial dalam tebal, berlignin, dinding dalam lebih belignin dari pada dinding terluar. Spermodermis terdiri dari lapisan sel yang termampat dan lapisan pigmen berisi zat warna coklat yang dengan larutan besi (III) klorida LP berwarna biru. Lapisan hialin berwarna putih jernih, umumnya berlekatan dengan spermoderm. Pada perisperm terdapat lapisan aleuron butir-butir aluron; jaringanperisperm selebihnya terdiri dari sel parenkim besar bentuk polihedal, penuh berisi butir-butir pati kecil yang berkelompok dan tampak sebagai massa kompak polihedral, butir pati tunggal bersudut dan bergaris tengah sampai lebih kurang 7um. Diantra patrenkim perisperm terdapat sel sekresi berisi minyak berwarna kekuningan.
Serbuk. Warna coklat muda. Fragmen pengenal adalah kelompok butir pati yang berupa massa polihedral, fragmen epikarp, fragmen hipodermis dengan parenkim dan kelompok sel batu; fragmen endokarp dengan sel piala, kerap kali masih berlekatan dengan spermoderm, fragmen epikarp berikut hipodermis; fragmen parenkim dengan sel sekresi.

Cara Identifikasi
A. Pada 2 mg serbuk buah tambahkan 5 tetes asam sulfat P; terjadi warna coklat tua.
B. Pada 2 mg serbuk buah tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N; terjadi warna kuning.
C. Pada 2 mg serbuk buah tambahkan 5 tetes asam klorida pekat P; terjadi warna coklat tua.
D. Pada 2 mg serbuk buah tambahkan 5 tetes asam klorida encer P; terjadi warna kuning.

Uji Kemurnian
Kadar abu. Tidak lebih dari 6%.
Kadar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 1%.
Kadar sari yang larut air. Tidak kurang dari 2,5%.
Kadar sari yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 8%.
Bahan organik asing. Tidak lebih dari 2%.

Kegunaan
Penggunaan. Karminatif, iritasi lokal.

Kandungan Senyawa
Isi. Minyak atsiri mengandung felandren, dipenten, kariopilen, enthoksilin, limonen, alkaloida piperina, dan kavisina.

Referensi
Materia Medika Indonesia IV, hal 105-108, thn 1980, Depkes RI

Produk Terkait

Data belum tersedia.


Cyperi Rhizoma (Rimpang Teki)


Nama Daerah
Jawa : Teki, tekan (jawa), motta (Madura).
Sulawesi : Rukut teki wuta (Minahasa). Bulih manggasa buai (buol).
Nusatenggara : Kareha wai (Sumba).
Maluku : Rukut teki wuta (Alfuru).

Pemerian
Bau khas aromatik,rasa agak pedas kemudian pahit, menimbulkan rasa tebal di lidah.

Pemeriksaan Makroskopik
Rimpang utuh berbentuk jorong atau bulat panjang sampai bulat telur memanjang, bagian pangkal dan ujung umumnya meruncing; sangat keras, sukar dipatahkan; panjang 1 cm sampai 5,5 cm, garis tengah 7 mm sampai 1,5 cm; warna coklat muda sampai coklat kehitaman, kadang-kadang berbintik-bintik putih; permukaan beruas-ruas, jarak antara tiap ruas sampai lebih kurang 4mm. Pada permukaan rimpang terdapat tunas-tunas, pangkal akar, sisa pelepah daun yang telah koyak; sisa pelepah daun berupa lembaran-lembaran tipis berbentuk tidak beraturan berwarna coklat muda, coklat sampai kehitaman, terdapat terutama dibagian pertengahan sampai bagian ujung rimpang. Bidang patahan tidak rata, warna putih kotor. Batas antara korteks dan silinder pusat jelas.

Pemeriksaan Mikroskopik
Epidermis terdiri dari sel berdinding tebal berseling dengan sel berdinding tipis. Sel yang berdinding tipis. Sel yang berdinding tebal berupa sel batu berbentuk persegi panjang, dinding berwarna kuning kecoklatan berlignin, saluran noktah tidak jelas, lumen berwarna coklat muda. Sel epidermis yang berdinding tipis pada pandangan tangensial berbentuk poligonal sampai segi panjang, berarna agak kecoklatan. Dibawah sel epidermis berdinding tipis terdapat kelompok jaringan skelerenkimatik yang pada irisan melintang terlihat sebagai sel-sel kecil berbentuk bulat atau bulat telur, dinding tebal berlapis-lapisberwarna coklat, beliknin, lumen brwarna coklt tua sampai coklat kehitaman; pada irisan membujur berupa serabut panjang. Sel epidrmis berdinding tipis termampat den pada umumnya brlekatan dngan kelompok serabut ehingga pada penampaang melintang lapisan epidermis terlihat terputus-putus. Epidermis tersusun dari lebih kurang 6 lapis sel yang berbentuk poligonal memanjang, dinding tebal berwarna kekuningan agak berliknin juga terdapat el hipodermis yang bernokta. Parinkim korteks terdiri dari sel-sel berbentuk poligonal, dinding tipis, penuh berisisi butir-butir pati bulat sampai bulat panjang, kadang-kadang ada yang rompang. Pada jaringan ini terdapat tersebar sel-sel minyak berdinding tipis berisi minyak berwarna kuning keclokatan. Berkas pembluh dikelilingi serabut skelenrenkim berdinding sangat tebal dan berlignin, terdapat tersebar dikorteks dan di silinder pusat. Endodermis terdiri dari: 1 lapis sel, dinding tangensial dalam dan dinding radial tebal dan berlapis-lapis hingga berbentuk serupa huruf U. Sel parenkim silinder pusat serupa parenkim korteks dengan ukuran lebih kecil, penuh berisi butir, sel minyak serupa dengan sel minyak di korteks tersebar diantara parenkim silinder pusat. Sisa pelepah daun: pada pandangan tangensial terlihat susunan jaringan yang terdiri dari berkas-berkas serabut yang berseling dengan jaringan parenkimatik; berkas serabut terdiri dari serabut panjang, dinding tebal dan berlignin, saluran noktah bercabang-cabang, lumen berwarna merah coklat sampai coklat kehitaman; jaringan parenkimatik terdiri dari sel-sel berbentuk poligonal, dinding tipis berwarna coklat, pada rimpang yang sudah tua parenkim membatu dan berbentuk poligonal memanjang, dinding tebal berlignin saluran noktah bercabang, lumen berwarna coklat merah. Serbuk warna coklat dengan bintik-bintik berwarna coklat kehitaman. Fragmen pengenal adalah fragmen sisa pelepah daun; fragmen hipodermis, fragmen serabut; sel batu, lepas, berasal dari epidermis rimpang dan pelepah daun; fragmen parenkim berisi butir pati dan sel minyak; butir pati, lepas; fragmen pembuluh kayu.

Cara Identifikasi
• Pada 2 mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes asam sulfat P; terjadi warna coklat tua.
• Pada 2 mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes asam klorida pekat P; terjadi warna coklat.
• Pada 2 mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 5% b/v ; terjadi warna kuning.
• Pada 2 mg srbuk rimpang tambahkan 5 tetes amonia (25%) P; terjadi warna kuning.


Uji Kemurnian
Kadar abu : tidak lebih dari 4,5%
Kadar abu yang tidak larut dalam asam : tidak lebih dari 2%
Kadar sari yang larut dalam air tidak kurang dari 6%
Kadar sari yang larut dalam etanol tidak kurang dari 3,5%
Bahan organik asing tidak lebih dari 2%

Kegunaan
Diuretik, stomakik

Kandungan Senyawa
Minyak atsiri, alkaloida, glikosida, flavonoida.

Referensi
Data belum tersedia.

Produk Terkait

Data belum tersedia.



Strychnii Lignum (Kayu Bidara Laut)


Nama Daerah
Sumatera ; bidara laut, bidara pait, bidara putih, kayu ular.
Jawa : dara laut, dara putih, bidara ghunong.
Nusatenggara : ai betek, ai hedu, hau feta, maba putih, songga, elu, ai, baku moruk.
Sulawesi : aju mapai, bidara mapai.

Pemerian
Warna kuning kecoklatan, tidak berbau, rasa pahit.

Pemeriksaan Makroskopik
Potongan kecil, serutan atau serpihan kayu, bentuk dan besar berbeda, lurus, melengkung dan terpilin, tipis atu agak tebal, mudah dipatahkan, bekas pathan tidak rata.

Pemeriksaan Mikroskopik
Pada penampang melintang tampak jari-jari xilem berisi sedikit butir pati, tunggal, berkas pembuluh atau trakea, dinding tebal berlignin, bernoktah dengan lubang berbentuk celah, lumen umumnya berisi zat warna kunig, serabut xilem, berkelompok, tersusun radier, terdiri dari 5 sampai 40 serabut, didng serabut tebal berlignin, lumen jelas, diantara kelompok serabut sklerenkim terdapat sel parenkim berisi kristal kalsium oksalat bentuk prisma dan minyak berwarna kuning.
Serbuk : warna kuning. Fragmen pengenal berkas serabut dengan segudang kristal kalsiu oksalat bentuk prisma, fragmen berkas pembuluh dengan penebalan jala, fargmen serabut sklerenkim umunya panjang dan lumen jelas, kristal kalsium oksalat bentuk prisam, serabut xilem dengan jari empulur dan butir pati tunggal.

Cara Identifikasi
• Pada 2 mg serbuk kayu tambahkan 5 tetes asam sulfat P; terjadi warna hitam.
• Pada 2 mg serbuk kayu tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N; terjadi warna hijau.
• Pada 2 mg serbuk kayu tambahkan 5 tetes asam nitrat 25% P; terjadi warna coklat.
• Pada 2 mg serbuk kayu tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 5% b/v dalam etanol P; terjadi perubahan warna.
• Pada 2 mg serbuk kayu tambahkan 5 tetes larutan besi (III) klorida P 5% b/v; terjadi warna hijau kebiruan.
• Pada 2 mg serbuk kayu tambahkan 5 tetes asam sulfat P, aduk. Tambahkan 2 tetes larutan kalium dikromat P; terjadi warna biru tua.
• Pada 2 mg serbuk kayu tambahkan 5 tetes asam sulfat P dan ammonium monovanadat P; terjadi warna biru ungu.
• 2 g serbuk kayu dilembabkan dengan 5 ml ammoniak 30% kemudian gerus dalam mortir, tambahkan 20 ml kloroform P dan gerus kuat-kuat, saring filtrat dibagi 2 (lapisan kloroform) :
1. filtrat diteteskan pada kertas saring, kemudian tetesi dengan pereaksi Dragendorft terjadi warna jingga.
2. ekstraksi filtrat dengan 10 ml asam klorida (1:10) bagi 2.
3. tambahkan pereaksi Dragendorft menjadi endapan jingga.
4. tambahkan pereaksi Mayer menjadi endapan putih.

Uji Kemurnian
Kadar abu. Tidak lebih dari 7%.
Kadar abu ayang tidak larut dalam asam. Tidak lebih 1%.
Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 6%.
Kadar sari yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 4%.

Kegunaan
Tonika, diaforetik, obat eksem.

Kandungan Senyawa
Alkaloid, brusina, striknina, tannin < 1%, steroid/ triterpenoid.
Referensi
Data belum tersedia.

Produk Terkait

Data belum tersedia.


Graptophylli Folium. (Daun Wungu.)

Nama Daerah
Sumatra: dangora.
Jawa: daun ungu, daun temen-temen, handeuleum, demung, tulak, wungu, karaton, karatong.
Nusatenggara: temen.
Maluku: kabi-kabi, dongo-dongo.

Pemerian
Tidak berbau; tidak berasa.

Pemeriksaan Makroskopik
Makroskopik. Daun tunggal. Helaian daun berwarna hijau keunguan sampai hijau kehitaman, bentuk jorong, panjang 8 cm sampai 20 cm, lebar 3 cm sampai 13 cm, ujung daun lancip, pangkal daun lancip, pinggir daun agak berombak. Tangkai daun lebih kurang 1 cm, warna ungu kehijauan sampai ungu kehitaman. Tulang daun menyirip; permukaan atas daun rata dan licin, tulang daun menonjol dan berwarna ungu sampai ungu kehitaman; permukaan bawah daun rata dan agak licin, tulang daun sangat menonjol dan berwarna ungu kemerahan sampai ungu kehitaman.

Pemeriksaan Mikroskopik
Mikroskopik. Pada penampang melintang melalui tulang daun tampak epidermis atas terdiri dari satu lapis sel berbentuk segi empat sampai empat persegi panjang, kutikula tipis, tidak terdapat stomata, rambut kelenjar tipe Labiatae (Lamiaceae) terdiri dari 1 sel tangkai yang pendek dan kepala kelenjar yang terdiri dari 6 sel atau lebih; litosis terdapat pada epidermis atas dan jaringan palisade, bentuk serupa botol bengkok berleher pendek, bagian leher terletak diantara sel epidermis, bagian yang lebar terletak di bawah epidermis atas atau hampir sejajar pada permukaan daun atau agak menyerong masuk ke jaringan palisade, di dalam bagian yang lebar terdapat sistolit berbentuk bulat telur atau bulat telur memanjang dengan satu ujung mengecil dan kadang-kadang agak bengkok. Epidermis bawah terdiri dari satu lpis sel berbentuk persegi empat sampai empat persegi panjang, kutikula tipis, terdapat stomata, sangat banyak; rambut penutup terdiri dari 2 sel, lurus atau bengkok, dinding sel agak tebal, kutikula berbintik; rambut kelenjar serupa dengan yang terdapat pada epidermis atas; litosis terletak diantara sel epidermis, kadang-kadang juga dibawah sel epidermis pada jaringan kolenkim; pada tulang daun umumnya litosis melintang searah dengan tulang daun. Dibawah epidermis tulang daun terdapat kolenkim. Mesofil: meliputi jaringan palisade terdiri dari 1 lapis sel, silindrik, berisi klorofil dan tetes minyak; dibawah palisade terdapat 1 sampai 3 lapis sel berbentuk polygonal, juga berisi klorofil dan tetes minyak. Jaringan bunga karang terdiri dari sel berbentuk bulat panjang tidak beraturan, tersusun mendatar, ruang antar sel besar. Berkas pembuluh tipe kolateral. Pada sayatan paradermal tampak sel epidermis atas berbentuk polygonal, dinding samping lurus atau agak berkelok, tidak terdapat stomata atau rambut penutup, terdapat rambut kelenjar tipe Labiatea (Lamiacea); sel epidermis bawah berbentuk polygonal, dinding samping agak berkelok, stomata banyak, tipe diasitik, rambut kelenjar tipe Labiatae (Lamiaceae) dan rambut penutup.
Serbuk warna hijau tua. Fragmen pengenal adalah rambut penutup terdiri dari 2 sel, rambut kelenjar tipe Labiatae (Lamiaceae), sistolit, fragmen epidermis atas, fragmen epidermis bawah dengan stomata tipe diasitik, fragmen kolenkim, fragmen berkas pembuluh dengan penebalan tangga dan spiral.

Cara Identifikasi
A. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat P; terjadi warna coklat muda.
B. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N; terjadi warna coklat ungu.
C. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam klorida pekat P; terjadi warna coklat.
D. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes natrium hidroksida P 5% b/v; terjadi warna hijau kekuningan.
E. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes ammonia (25%) P; terjadi warna hijau.

Uji Kemurnian
Kadar abu. Tidak lebih dari 12%.
Kadar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 2%.
Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 29%.
Kadar sari yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 6%.
Bahan organic asing. Tidak lebih dari 2%.

Kegunaan
Obat wasir, laksatif lemah, diuretik ringan.

Kandungan Senyawa
Isi. Tannin, alkaloid, sitosterol, glikosid.

Referensi
Data belum tersedia.

Produk Terkait

Data belum tersedia.



Vitecis Folium (Daun Legundi)


Nama Daerah
Nama daerah: gendarasi, legundi, langghundi.
Jawa: lagondi, legundi, langghundi.
Nusatenggara: galumi, sangari.
Sulawesi: dunuko, lanra, lawarani, rala, ai tuban.
Pemerian
Pemerian: bau aromatic khas, rasa pahit.

Pemeriksaan Makroskopik
Makroskopik: helaiaan daun majemuk dengan 1 sampai 3 helai anak daun, 2 atau 3 helai merupakan daun duduk atau bertangkai, umumnya tidak utuh, berwarna hijau kelabu, bentuk bundar telur, jorong, bundar telur berbalik, panjang 4 cm sampai 9,5 cm, lebar 1,75 cm sampai 3,75 cm, pinggir daun rata, tangkai daun lebih kurang 5 mm. tulang daun menyirip, menonjol pada permukaan bawah.

Pemeriksaan Mikroskopik
Mikroskopik: pada penampang melintang melalui tulang daun tamapk epidermis atas terdri dari 1 lapis sel berbentuk empat persegi panjang, kutikula tipis berbintik, rambut penutup terdiri dari 2 sampai 3 sel, berbentuk seperti tanduk, rambut kelenjar 2 macam, yaitu rambut kelenjar bertangkai pendek dengan kepala kelenjar terdiri dari 2 atau lebih sel kepala. Epidermis bawah terdiri dari 1 lapis sel berbentuk empat persegi panjang, lebih kecil dari epidermis atas, kutikula tipis berbintik-bintik, stomata banyak, rambut penutup dan rambut kelenjar seperti epidermis atas, lebih banyak daripada epidermis atas. Mesofil meliputi palisade terdiri dari 2 sampai 3 lapis sel, berbentuk silindrik tersusun rapat satu sama lain, batas lapis kurang jelas, terdapat hablur kalsium oksalat bentuk roset; jaringan bunga karang terdiri dari 2 sampai 3 lapis sel, terdapat hablur kalsium oksalat berbentuk roset, berkas pembuluh tipe kolateral, dikelilingi seludang sklerenkim. Pada sayatan paradermal tampak epidermis atas bentuk polygonal, dengan dinding samping lurus, epidermis bawah bentuk polygonal dengan dinding samping lurus, stomata tipe anomositik.
Serbuk berwarna hijau kelabu. Fragmen pengenal adalah fragmen rambut penutup; fragmen rambut kelenjar; fragmen epidermis atas; fragmen epidermis bawah; fragmen mesofil; fragmen pembuluh kayu; hablur kalsium oksalat bentuk roset.

Cara Identifikasi
A. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 5% b/v dalam etanol; terjadi warna kuning coklat.
B. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes ammonia (25%) P; terjadi warna kuning hijau.

Uji Kemurnian
Kadar abu. Tidak lebih dari 8%.
Kadar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 1%.
Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 24%.
Kadar sari yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 14%.
Bahan organic asing. Tidak lebih dari 2%.

Kegunaan
Penggunaan. Obat demam (antipiretik), peluruh kentut (karminatif).

Kandungan Senyawa
Isi. Minyak atsiri, glikoflavon, alkaloida agnusida dan aukubin.

Referensi
Data belum tersedia.

Produk Terkait

Data belum tersedia.



Plucheae Folium (Daun Beluntas)


Nama Daerah
Sumatra: belutas.
Jawa: baluntas, baruntas, luntas.
Nusatenggara: lenaboui.
Sulawesi: lamutasa.

Pemerian
Pemerian. Bau khas, tidak harum; rasa agak kelat.

Pemeriksaan Makroskopik
Makroskopik. Helaian daun bertangkai, rapuh, berwarna hijau kekuning-kuningan sampai hijau tua, bentuk bundar telur sampai jorong, panjang 4 cm sampai 8 cm, lebar 3cm sampai 5 cm, ujung daun meruncing, pangkal daun meruncing, pinggir daun bergerigi, panjang tangkai daun 4 mm sampai 8 mm. Tulang daun menyirip, pada permukaan atas dan bawah daun tidak licin, berambut.

Pemeriksaan Mikroskopik
Mikroskopik. Pada penampang melintang melalui tulang daun tampak epidermis atas terdiri dari 1 lapis sel berbentuk empat persegi panjang, kutikula tipis bergaris, stomata sedikit, rambut penutup terdiri dari beberapa sel, ujungnya berbentuk kerucut runcing, lurus atau bengkok, rambut kelenjar tipe Asteraceae. Epidermis bawah terdiri dari 1 lapis sel berbentuk empat persegi panjang, kutikula tipis bergaris, stomata lebih banyak dari epidermis atas, rambut penutup terdiri dari beberapa sel, lebih banayk daripada epidermis atas, rambut kelenjar tipe Asteraceae. Mesofil meliputi jaringan palisade terdiri dari 1 atau 2 lapis sel, umumnya 1 lapis sel berbentuk silindrik pendek banyak berisi butir klorofil; jaringan bunga karang terdiri dari beberapa lapis sel, terdapat kelompok serabut berdinding tebal berlignin, berkas pembuluh tipe kolateral. Pada sayatan paredermal tampak epidermis berbentuk polygonal, dinding antiklinal lurus, epidermis bawah berbentuk polygonal, dengan dinding antiklinal lurus atau kadang-kadang bergelombang, stomata anomositik, rambut kelenjar tipe Asteraceae.
Serbuk berwarna hijau tua kekuningan. Fragmen pengenal adalah rambut penutp terdiri dari beberapa sel dan rambut kelenjar tipe Asteraceae lepas; fragmen epidermis atas dan epidermis bawah; fragmen serabut; fragmen epidermis dengan tulang daun; pembuluh kayu dengan penebalan spiral.

Cara Identifikasi
A. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat P; terjadi warna coklat.
B. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam klorida pekat P; terjadi warna coklat kuning.
C. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida (5%) b/v; terjadi warna kuning.
D. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes ammonia (25%) P; terjadi warna kuning kehijauan.

Uji Kemurnian
Kadar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 1%.
Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 20%.
Kadar sari yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 5%.
Bahan organic asing. Tidak lebih dari 2%.

Kegunaan
Penggunaan. Penambah nafsu makan, penurun panas (antipiretik), peluruh keringat (diaforetik).

Kandungan Senyawa
Isi. Minyak atsiri, alkaloid.

Referensi
Data belum tersedia.

Produk Terkait

Data belum tersedia.





sumber :http://www.farmasi.usd.ac.id/projects/simplisia/index.php/tracker

TEKNOLOGI PENYIAPAN SIMPLISIA TERSTANDAR TANAMAN OBAT

Panen merupakan salah satu rangkaian tahapan dalam proses budidaya tanaman obat. Waktu, cara pemanenan dan penanganan bahan setelah panen merupakan periode kritis yang sangat menen-tukan kualitas dan kuantitas hasil tanaman. Oleh karena itu waktu, cara panen dan penanganan tanaman yang tepat dan benar merupakan faktor penentu kua-litas dan kuantitas. Setiap jenis tanaman memiliki waktu dan cara panen yang berbeda. Tanaman yang dipanen buahnya memiliki waktu dan cara panen yang berbeda dengan tanaman yang dipanen berupa biji, rim-pang, daun, kulit dan batang. Begitu juga tanaman yang mengalami stres lingkungan akan memiliki waktu panen yang ber-beda meskipun jenis tanamannya sama. Berikut ini diuraikan saat panen yang tepat untuk beberapa jenis tanaman obat.


Biji. Panen tidak bisa dilakukan secara serentak karena perbedaan waktu pematangan dari buah atau polong yang berbeda. Pemanenan biji di-lakukan pada saat biji telah masak fisiologis. Fase ini ditandai dengan sudah maksimalnya pertumbuhan buah atau polong dan biji yang di dalamnya telah terbentuk dengan sempurna. Kulit buah atau polong mengalami perubahan warna misalnya kulit polong yang semula warna hijau kini berubah menjadi agak kekuningan dan mulai mengering. Pemanenan biji pada tanaman se-musim yang sifatnya determinate dilakukan secara serentak pada suatu luasan tertentu. Pemanenan dilaku-kan setelah 60% kulit polong atau kulit biji sudah mulai mongering. Hal ini berbeda dengan tanaman se-musim indeterminate dan tahunan, yang umumnya dipanen secara ber-kala berdasarkan pemasakan dari biji/polong.

Buah. Buah harus dipanen setelah masak fisiologis dengan cara me-metik. Pemanenan sebelum masak fisiologis akan menghasilkan buah dengan kualitas yang rendah dan kuantitasnya berkurang. Buah yang dipanen pada saat masih muda, seperti buah mengkudu, jeruk nipis, jambu biji dan buah ceplukan akan memiliki rasa yang tidak enak dan aromanya kurang sedap. Begitu pula halnya dengan pemanenan yang terlambat akan menyebabkan pe-nurunan kualitas karena akan terjadi perombakan bahan aktif yang ter-dapat di dalamnya menjadi zat lain. Selain itu tekstur buah menjadi lembek dan buah menjadi lebih cepat busuk.

Daun. Pemanenan daun dilakukan pada saat tanaman telah tumbuh maksimal dan sudah memasuki periode matang fisiologis dan dilakukan dengan memangkas tanaman. Pemangkasan dilakukan dengan menggunakan pisau yang bersih atau gunting stek. Pemanenan yang terlalu cepat menyebabkan hasil produksi yang diperoleh rendah dan kandungan bahan bahan aktifnya juga rendah, seperti tanaman jati belanda dapat dipanen pada umur 1 - 1,5 tahun, jambu biji pada umur 6 - 7 bulan, cincau 3 - 4 bulan dan lidah buaya pada umur 12 - 18 bulan setelah tanam. Demikian juga dengan pe-manenan yang terlambat menyebab-kan daun mengalami penuaan (se-nescence) sehingga mutunya rendah karena bahan aktifnya sudah ter-degradasi. Pada beberapa tanaman pemanenan yang terlambat akan mempersulit proses panen.

Rimpang. Untuk jenis rimpang waktu pe-manenan bervariasi tergantung peng-gunaan. Tetapi pada umumnya pe-manenan dilakukan pada saat tanam-an berumur 8 - 10 bulan. Seperti rimpang jahe, untuk kebutuhan eks-por dalam bentuk segar jahe dipanen pada umur 8 - 9 bulan setelah tanam, sedangkan untuk bibit 10 - 12 bulan. Selanjutnya untuk keperluan pem-buatan jahe asinan, jahe awetan dan permen dipanen pada umur 4 - 6 bulan karena pada umur tersebut serat dan pati belum terlalu tinggi. Sebagai bahan obat, rimpang di-panen setelah tua yaitu umur 9 - 12 bulan setelah tanam. Untuk temu-lawak pemanenan rimpang dilaku-kan setelah tanaman berumur 10 - 12 bulan. Temulawak yang dipanen pada umur tersebut menghasilkan kadar minyak atsiri dan kurkumin yang tinggi. Penanaman rimpang dilakukan pada saat awal musim hujan dan dipanen pada pertengahan musim kemarau. Saat panen yang tepat ditandai dengan mulai menge-ringnya bagian tanaman yang berada di atas permukaan tanah (daun dan batang semu), misalnya kunyit, temulawak, jahe, dan kencur.

Bunga. Bunga digunakan dalam industri farmasi dan kosmetik dalam bentuk segar maupun kering. Bunga yang digunakan dalam bentuk segar, pemanenan dilakukan pada saat bunga kuncup atau setelah per-tumbuhannya maksimal. Berbeda dengan bunga yang digunakan dalam bentuk kering, pemanenan dilakukan pada saat bunga sedang mekar. Seperti bunga piretrum, bunga yang dipanen dalam keadaan masih kuncup menghasilkan kadar piretrin yang lebih tinggi dibandingkan dengan bunga yang sudah mekar.

Kayu. Pemanenan kayu dilakukan setelah pada kayu terbentuk senyawa metabolit sekunder secara maksimal. Umur panen tanaman berbeda-beda tergantung jenis tanaman dan ke-cepatan pembentukan metabolit sekundernya. Tanaman secang baru dapat dipanen setelah berumur 4 sampai 5 tahun, karena apabila dipanen terlalu muda kandungan zat aktifnya seperti tanin dan sappan masih relatif sedikit.

Herba. Pada beberapa tanaman semusim, waktu panen yang tepat adalah pada saat pertumbuhan vegetatif tanaman sudah maksimal dan akan memasuki fase generatif atau dengan kata lain pemanenan dilakukan sebelum ta-naman berbunga. Pemanenan yang dilakukan terlalu awal mengakibat-kan produksi tanaman yang kita dapatkan rendah dan kandungan bahan aktifnya juga rendah. Sedang-kan jika pemanenan terlambat akan menghasilkan mutu rendah karena jumlah daun berkurang, dan batang tanaman sudah berkayu. Contohnya tanaman sambiloto sebaiknya di-panen pada umur 3 - 4 bulan, pegagan pada umur 2 - 3 bulan setelah tanam, meniran pada umur kurang lebih 3,5 bulan atau sebelum berbunga dan tanaman ceplukan dipanen setelah umur 1 - 1,5 bulan atau segera setelah timbul kuncup bunga, terbentuk.

Cara Panen

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang diguna-kan dipilih dengan tepat untuk mengurangi terbawanya bahan atau tanah yang tidak diperlukan. Seperti rimpang, alat untuk panen dapat menggunakan garpu atau cangkul. Bahan yang rusak atau busuk harus segera dibuang atau dipisahkan. Penempatan dalam wadah (keran-jang, kantong, karung dan lain-lain) tidak boleh terlalu penuh sehingga bahan tidak menumpuk dan tidak rusak. Selanjutnya dalam waktu pengangkutan diusahakan supaya bahan tidak terkena panas yang berlebihan, karena dapat menyebab-kan terjadinya proses fermentasi/ busuk. Bahan juga harus dijaga dari gang-guan hama (hama gudang, tikus dan binatang peliharaan).

Penanganan Pasca Panen

Pasca panen merupakan kelanjut-an dari proses panen terhadap tanaman budidaya atau hasil dari penambangan alam yang fungsinya antara lain untuk membuat bahan hasil panen tidak mudah rusak dan memiliki kualitas yang baik serta mudah disimpan untuk diproses selanjutnya. Untuk memulai proses pasca panen perlu diperhatikan cara dan tenggang waktu pengumpulan bahan tanaman yang ideal setelah dilakukan proses panen tanaman tersebut. Selama proses pasca panen sangat penting diperhatikan keber-sihan dari alat-alat dan bahan yang digunakan, juga bagi pelaksananya perlu memperhatikan perlengkapan seperti masker dan sarung tangan. Tujuan dari pasca panen ini untuk menghasilkan simplisia tanaman obat yang bermutu, efek terapinya tinggi sehingga memiliki nilai jual yang tinggi. Secara umum faktor-faktor dalam penanganan pasca panen yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :

Penyortiran (segar)

Penyortiran segar dilakukan setelah selesai panen dengan tujuan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing, bahan yang tua dengan yang muda atau bahan yang ukurannya lebih besar atau lebih kecil. Bahan nabati yang baik memiliki kandungan campuran bahan organik asing tidak lebih dari 2%. Proses penyortiran pertama bertujuan untuk memisahkan bahan yang busuk atau bahan yang muda dan yang tua serta untuk mengurangi jumlah pengotor yang ikut terbawa dalam bahan.

Pencucian

Pencucian bertujuan menghilang-kan kotoran-kotoran dan mengurangi mikroba-mikroba yang melekat pada bahan. Pencucian harus segera di-lakukan setelah panen karena dapat mempengaruhi mutu bahan. Pen-cucian menggunakan air bersih seperti air dari mata air, sumur atau PAM. Penggunaan air kotor menye-babkan jumlah mikroba pada bahan tidak akan berkurang bahkan akan bertambah. Pada saat pencucian per-hatikan air cucian dan air bilasan-nya, jika masih terlihat kotor ulangi pencucian/pembilasan sekali atau dua kali lagi. Perlu diperhatikan bahwa pencucian harus dilakukan dalam waktu yang sesingkat mung-kin untuk menghindari larut dan terbuangnya zat yang terkandung dalam bahan. Pencucian bahan dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain :

a. Perendaman bertingkat

Perendamana biasanya dilakukan pada bahan yang tidak banyak mengandung kotoran seperti daun, bunga, buah dll. Proses perendaman dilakukan beberapa kali pada wadah dan air yang berbeda, pada rendaman pertama air cuciannya mengandung kotoran paling banyak. Saat perendaman kotoran-kotoran yang melekat kuat pada bahan dapat dihilangkan langsung dengan tangan. Metoda ini akan menghemat peng-gunaan air, namun sangat mudah melarutkan zat-zat yang terkandung dalam bahan.

b. Penyemprotan

Penyemprotan biasanya dilakukan pada bahan yang kotorannya banyak melekat pada bahan seperti rimpang, akar, umbi dan lain-lain. Proses penyemprotan dilakukan de-ngan menggunakan air yang ber-tekanan tinggi. Untuk lebih me-nyakinkan kebersihan bahan, ko-toran yang melekat kuat pada bahan dapat dihilangkan langsung dengan tangan. Proses ini biasanya meng-gunakan air yang cukup banyak, namun dapat mengurangi resiko hilang/larutnya kandungan dalam bahan.

c. Penyikatan (manual maupun oto-matis)

Pencucian dengan menyikat dapat dilakukan terhadap jenis bahan yang keras/tidak lunak dan kotoran-nya melekat sangat kuat. Pencucian ini memakai alat bantu sikat yang di- gunakan bentuknya bisa bermacam-macam, dalam hal ini perlu diper-hatikan kebersihan dari sikat yang digunakan. Penyikatan dilakukan terhadap bahan secara perlahan dan teratur agar tidak merusak bahannya. Pem-bilasan dilakukan pada bahan yang sudah disikat. Metode pencuci-an ini dapat menghasilkan bahan yang lebih bersih dibandingkan de-ngan metode pencucian lainnya, namun meningkatkan resiko kerusa-kan bahan, sehingga merangsang tumbuhnya bakteri atau mikro-organisme.

Penirisan/pengeringan

Setelah pencucian, bahan lang-sung ditiriskan di rak-rak pengering. Khusus untuk bahan rimpang pen-jemuran dilakukan selama 4 - 6 hari. Selesai pengeringan dilakukan kem-bali penyortiran apabila bahan lang-sung digunakan dalam bentuk segar sesuai dengan permintaan. Contoh-nya untuk rimpang jahe, perlu dilakukan penyortiran sesuai standar perdagangan, karena mutu bahan menentukan harga jual. Berdasarkan standar perdagangan, mutu rimpang jahe segar dikategorikan sebagai berikut :

*
Mutu I : bobot 250 g/rimpang, kulit tidak terkelupas, tidak me-ngandung benda asing dan tidak berjamur.
*
Mutu II : bobot 150 - 249 g/rim-pang, kulit tidak terkelupas, tidak mengandung benda asing dan tidak berjamur.
*
Mutu III : bobot sesuai hasil analisis, kulit yang terkelupas maksimum 10%, benda asing maksimum 3%, kapang mak-simum 10%.

Untuk ekspor jahe dalam bentuk asinan jahe, dipanen pada umur 3 - 4 bulan, karena pada umur tersebut serat dan pati jahe masih sedikit. Mutu jahe yang diinginkan adalah bobot 60 - 80 g/rimpang. Selesai penyortiran bahan langsung dikemas dengan menggunakan jala plastik atau sesuai dengan permintaan. Di samping dijual dalam bentuk segar, rimpang juga dapat dijual dalam bentuk kering yaitu simplisia yang dikeringkan.

Perajangan

Perajangan pada bahan dilakukan untuk mempermudah proses selanjutnya seperti pengeringan, pengemasan, penyulingan minyak atsiri dan penyimpanan. Perajangan biasanya hanya dilakukan pada bahan yang ukurannya agak besar dan tidak lunak seperti akar, rim-pang, batang, buah dan lain-lain. Ukuran perajangan tergantung dari bahan yang digunakan dan ber-pengaruh terhadap kualitas simplisia yang dihasilkan. Perajangan terlalu tipis dapat mengurangi zat aktif yang terkandung dalam bahan. Sedangkan jika terlalu tebal, maka pengurangan kadar air dalam bahan agak sulit dan memerlukan waktu yang lama dalam penjemuran dan kemungkinan besar bahan mudah ditumbuhi oleh jamur.

Ketebalan perajangan untuk rimpang temulawak adalah sebesar 7 - 8 mm, jahe, kunyit dan kencur 3 - 5 mm. Perajangan bahan dapat dilakukan secara manual dengan pisau yang tajam dan terbuat dari steinlees ataupun dengan mesin pemotong/ perajang. Bentuk irisan split atau slice tergantung tujuan pemakaian. Untuk tujuan mendapatkan minyak atsiri yang tinggi bentuk irisan sebaiknya adalah membujur (split) dan jika ingin bahan lebih cepat kering bentuk irisan sebaiknya me-lintang (slice).

Pengeringan

Pengeringan adalah suatu cara pengawetan atau pengolahan pada bahan dengan cara mengurangi kadar air, sehingga proses pem-busukan dapat terhambat. Dengan demikian dapat dihasilkan simplisia terstandar, tidak mudah rusak dan tahan disimpan dalam waktu yang lama Dalam proses ini, kadar air dan reaksi-reaksi zat aktif dalam bahan akan berkurang, sehingga suhu dan waktu pengeringan perlu diperhati-kan. Suhu pengeringan tergantung pada jenis bahan yang dikeringkan. Pada umumnya suhu pengeringan adalah antara 40 - 600C dan hasil yang baik dari proses pengeringan adalah simplisia yang mengandung kadar air 10%. Demikian pula de-ngan waktu pengeringan juga ber-variasi, tergantung pada jenis bahan yang dikeringkan seperti rimpang, daun, kayu ataupun bunga. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam pro-ses pengeringan adalah kebersihan (khususnya pengeringan mengguna-kan sinar matahari), kelembaban udara, aliran udara dan tebal bahan (tidak saling menumpuk). Penge-ringan bahan dapat dilakukan secara tradisional dengan menggunakan sinar matahari ataupun secara mo-dern dengan menggunakan alat pe-ngering seperti oven, rak pengering, blower ataupun dengan fresh dryer.

Pengeringan hasil rajangan dari temu-temuan dapat dilakukan de-ngan menggunakan sinar matahari, oven, blower dan fresh dryer pada suhu 30 - 500C. Pengeringan pada suhu terlalu tinggi dapat merusak komponen aktif, sehingga mutunya dapat menurun. Untuk irisan rim-pang jahe dapat dikeringkan meng-gunakan alat pengering energi surya, dimana suhu pengering dalam ruang pengering berkisar antara 36 - 450C dengan tingkat kelembaban 32,8 - 53,3% menghasilkan kadar minyak atsiri lebih tinggi dibandingkan dengan pengeringan matahari lang-sung maupun oven. Untuk irisan temulawak yang dikeringkan dengan sinar matahari langsung, sebelum dikeringkan terlebih dulu irisan rimpang direndam dalam larutan asam sitrat 3% selama 3 jam. Selesai peren-aman irisan dicuci kembali sampai bersih, ditiriskan kemudian dijemur dipanas matahari. Tujuan dari perendaman adalah untuk mencegah terjadinya degradasi kur-kuminoid pada simplisia pada saat penjemuran juga mencegah peng-uapan minyak atsiri yang berlebihan. Dari hasil analisis diperoleh kadar minyak atsirinya 13,18% dan kur-kumin 1,89%. Di samping meng-gunakan sinar matahari langsung, penjemuran juga dapat dilakukan dengan menggunakan blower pada suhu 40 - 500C. Kelebihan dari alat ini adalah waktu penjemuran lebih singkat yaitu sekitar 8 jam, di-bandingkan dengan sinar matahari membutuhkan waktu lebih dari 1 minggu. Pelain kedua jenis pengeri-ng tersebut juga terdapat alat pengering fresh dryer, dimana suhunya hampir sama dengan suhu ruang, tempat tertutup dan lebih higienis. Kelemahan dari alat ter-sebut waktu pengeringan selama 3 hari. Untuk daun atau herba, penge-ringan dapat dilakukan dengan me-nggunakan sinar matahari di dalam tampah yang ditutup dengan kain hitam, menggunakan alat pengering fresh dryer atau cukup dikering-anginkan saja.

Pengeringan dapat menyebabkan perubahan-perubahan hidrolisa enzi-matis, pencokelatan, fermentasi dan oksidasi. Ciri-ciri waktu pengering-an sudah berakhir apabila daun atau-pun temu-temuan sudah dapat di-patahkan dengan mudah. Pada umumnya bahan (simplisia) yang sudah kering memiliki kadar air ± 8 - 10%. Dengan jumlah kadar air tersebut kerusakan bahan dapat ditekan baik dalam pengolahan mau-pun waktu penyimpanan.

Penyortiran (kering).

Penyortiran dilakukan bertujuan untuk memisahkan benda-benda asing yang terdapat pada simplisia, misalnya akar-akar, pasir, kotoran unggas atau benda asing lainnya. Proses penyortiran merupakan tahap akhir dari pembuatan simplisia kering sebelum dilakukan pengemasan, penyimpanan atau pengolahan lebih lanjut. Setelah penyortiran simplisia ditimbang untuk mengetahui rendemen hasil dari proses pasca panen yang dilakukan.

Pengemasan

Pengemasan dapat dilakukan terhadap simplisia yang sudah di-keringkan. Jenis kemasan yang di-gunakan dapat berupa plastik, kertas maupun karung goni. Persyaratan jenis kemasan yaitu dapat menjamin mutu produk yang dikemas, mudah dipakai, tidak mempersulit pena-nganan, dapat melindungi isi pada waktu pengangkutan, tidak beracun dan tidak bereaksi dengan isi dan kalau boleh mempunyai bentuk dan rupa yang menarik.

Berikan label yang jelas pada tiap kemasan tersebut yang isinya menuliskan ; nama bahan, bagian dari tanaman bahan yang digunakan, tanggal pengemasan, nomor/kode produksi, nama/alamat penghasil, berat bersih, metode pe-nyimpanan.

Penyimpanan

Penyimpanan simplisia dapat di-lakukan di ruang biasa (suhu kamar) ataupun di ruang ber AC. Ruang tempat penyimpanan harus bersih, udaranya cukup kering dan ber-ventilasi. Ventilasi harus cukup baik karena hama menyukai udara yang lembab dan panas. Perlakuan sim-plisia dengan iradiasi sinar gamma dosis 10 kGy dapat menurunkan jumlah patogen yang dapat meng-kontaminasi simplisia tanaman obat (Berlinda dkk, 1998). Dosis ini tidak merubah kadar air dan kadar minyak atsiri simplisia selama penyimpanan 3 - 6 bulan. Jadi sebelum disimpan pokok utama yang harus diperhati-kan adalah cara penanganan yang tepat dan higienes. Hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai tempat penyimpanan simplisia adalah :

*
Gudang harus terpisah dari tem-pat penyimpanan bahan lainnya ataupun penyimpanan alat dan dipelihara dengan baik.
*
Ventilasi udara cukup baik dan bebas dari kebocoran atau ke-mungkinan masuk air hujan.
*
Suhu gudang tidak melebihi 300C.
*
Kelembabab udara sebaiknya di-usahakan serendah mungkin (650 C) untuk mencegah terjadinya penyerapan air. Kelembaban udara yang tinggi dapat memacu pertumbuhan mikroorganisme se-hingga menurunkan mutu bahan baik dalam bentuk segar maupun kering.
*
Masuknya sinar matahari lang-sung menyinari simplisia harus dicegah.
*
Masuknya hewan, baik serangga maupun tikus yang sering me-makan simplisia yang disimpan harus dicegah.