bobo' ah ===>>>

Photobucket
Tampilkan postingan dengan label rempah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label rempah. Tampilkan semua postingan

Jumat, 28 Oktober 2011

Sejarah Penemuan Berbagai Macam Saus

Sejarah Penemuan Saus

Kata saus berasal dari bahasa Perancis (sauce) yang diambil dari bahasa Latin (salsus) yang berarti digarami. Saus biasa digunakan sewaktu memasak atau ketika menghidangkan makanan sebagai penyedap atau agar makanan terlihat lebih menarik. Saus sendiri terdiri dari berbagai macam jenis yang tentunya memiliki cita rasa unik dan berbeda-beda antara satu sama lainnya.


Sejarah Penemuan Saus Tomat




Resep saus tomat pertama dimuat dalam buku masak di Amerika yang berjudul Sugar House Book di tahun 1801. Saus tomat yang dibuat sesuai dengan resep Sugar House Book memiliki rasa yang sangat asin, karena memerlukan garam seberat 1 pound (453,59 gram) untuk mengolah 100 buah tomat menjadi saus tomat. Pada tahun 1824, resep "ketchup" muncul dalam buku resep The Virginia Housewife oleh ahli masak terkenal abad ke-19 bernama Mary Randolph yang merupakan saudara sepupu Thomas Jefferson.

Saus tomat perlahan-lahan menjadi populer di Amerika seiring dengan orang Amerika yang makin suka makan tomat. Pada waktu itu sudah dijual saus tomat buatan petani tomat untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal. Jonas Yerks konon merupakan orang pertama yang membuat saus tomat secara besar-besaran di Amerika Serikat. Dahulu, saus tomat disimpan di dalam botol gelas yang membuatnya susah dituang. Botol harus dikocok-kocok dulu agar saus tomat bisa keluar. Kemasan botol gelas sekarang banyak digantikan dengan kemasan botol plastik yang bisa dipencet.


Sejarah Penemuan Saus Tabasco




Sejarah saus tabasco dimulai pada tahun 1840 ketika Edmund McIlhenny pindah ke Louisiana. Lahir tahun 1815 di Hagerstown, Maryland, McIlhenny bekerja sebagai seorang bankir. Setelah jatuh bangkrut akibat Perang Saudara Amerika Serikat, ia mulai menjual saus pedas yang mungkin inspirasinya didapat dari saus serupa yang dijual pengusaha New Orleans bernama Maunsel White.

McIlhenny pertama kali menanam cabai tabasco untuk saus produksinya pada tahun 1868. Cabai tersebut ditanamnya di Avery Island, Louisiana. Setelah panen, hasilnya dibuat saus dan pertama kali dipasarkannya pada tahun 1869. Pada tahun 1870, McIlhenny mendapat surat paten untuk saus cabai penemuannya.

Saus tabasco pertama kali dipasarkannya di kota-kota di daerah selatan Amerika Serikat, terutama di New Orleans. Pada pertengahan dekade 1870-an, sausnya sudah dipasarkan di sebagian besar kota-kota besar di Amerika Serikat. Walaupun masih dalam jumlah terbatas, saus tabasco bahkan sudah diekspor ke Eropa dan sejumlah negara lain.


Sejarah Penemuan Saus Tiram




Masyarakat provinsi Guangdong di Tiongkok mempunyai tradisi membuat tiram kering dari tiram yang dijemur setelah direbus dengan air garam. Pada tahun 1888, pengusaha bernama Lee Kam Sheung dari desa Nam Shui di provinsi Guangdong membuat saus dari air rebusan untuk membuat tiram kering yang dikentalkan dengan tambahan gula dan bahan lain.


Sejarah Penemuan Mayones




Mayones pertama kali digunakan dalam buku masakan berbahasa Inggris pada tahun 1841. Mayones konon diciptakan oleh ahli masak Perancis yang bernama Louis François Armand du Plessis, duc de Richelieu di tahun 1756 untuk merayakan kemenangan Perancis merebut pelabuhan Mahon (ibu kota Minorca di Kepulauan Balearic).

"Mahón" merupakan ejaan Bahasa Perancis untuk pelabuhan Mahon sehingga saus yang diciptakan bernama "sauce mahónnaise" (saus dari Mahon). Sauce mahónnaise merupakan asal-usul kata "mayonnaise". Sumber lain mengatakan nama sauce Mayonnaise diambil dari nama Charles of Lorraine, Duke of Mayenne asal barat laut Perancis. Konon saus dingin yang dimakan bersama ayam oleh Charles de Lorraine, duc de Mayenne disebut "Mayennaise".

Mayones Jepang dibuat dari cuka beras dan mempunyai rasa yang berbeda dibandingkan dari mayones barat yang dibuat dari cuka hasil distilasi. Mayones Jepang bukan dijual di dalam toples, melainkan di dalam botol plastik tipis tembus pandang yang bisa dipencet. Mayones merupakan salah satu bumbu dalam masakan Jepang. Dalam bahasa Jepang, penggemar berat mayones yang selalu menambahkan mayones ke dalam semua makanan yang dimakan disebut mayora.


Sejarah Penemuan Saus Tartar




Nama saus tartar diambil dari nama suku Tartar dari Mongolia karena tekstur saus yang tidak mulus. Saus tartar konon sudah ada sejak zaman Napoleon Bonaparte. Pemilik tempat minum-minum mencampurkan segala macam bahan ke dalam saus untuk menyambut prajurit Napoleon yang datang ke tempatnya. Saus penemuan baru tersebut kabarnya disukai para prajurit dan menjadi populer di mana-mana.


Sejarah Penemuan Saus XO




Pada tahun 1980-an, juru masak di Hong Kong sering memasukkan unsur-unsur masakan Barat. Nama saus XO diambil dari minuman konyak jenis X.O. (extra old). Konyak X.O. populer di Hong Kong, dan merupakan barang mewah bagi penduduk Hong Kong. Istilah "XO" lalu sering digunakan di Hong Kong untuk menunjukkan produk berkualitas baik. Saus ini menggunakan nama XO agar terkesan mewah, dan kemasannya juga banyak meniru kemasan konyak XO.

Rumah makan spesialis hidangan sirip ikan hiu, Sun Tung Lok yang dikelola keluarga Yuen adalah pembuat saus XO yang pertama. Setelah itu, rumah makan hidangan laut di Kowloon bernama Fook Lam Moon mengikutinya. Mereka mulai membotolkan dan menjual saus racikan dapur restoran. Kisah lain mengatakan rumah makan hidangan laut East Ocean dan Tsui Hang Village sebagai pencipta saus XO.


sumber

9 makanan penambah umur panjang

Mungkin Anda pernah mendengar berbagai jenis makanan yang dapat membuat Anda sehat, nah bagaimana dengan makanan yang dapat membuat Anda panjang umur? Jika Anda penasaran, jangan ragu untuk menyimak yang satu ini.

Konon ada 9 makanan yang dapat menambah umur panjang jika Anda konsumsi secara rutin. Makanan apa sajakah itu?

1. Brokoli

Menurut para ahli, brokoli mengandung lebih banyak vitamin C dari pada buah jeruk, lebih banyak mengandung kalsium dari pada segelas susu dan lebih banyak mengandung serat alami dari pada setangkup roti gandum serta mengandung cukup banyak antioksidan
Keuntungan : Sayur brokoli merupakan salah satu sayuran yang mengandung banyak anti karsinogen yang dapat merangsang tubuh untuk melawan zat-zat penyebab kanker. Bukan hanya itu saja, brokoli juga berfungsi untuk mencegah terjadinya katarak, penyakit jantung, radang sendi, bisul dan berbagai virus.

Penyajian : Anda mendapat keuntungan yang maksimal jika Anda mengkonsumsi brokolo itu dengan cara direbus atau disantap mentah. Bisa juga dibuat salad dengan taburan keju rendah lemak.
2. Chamomile

Chamomile masih termasuk keluarga bunga aster dan biasanya digunakan untuk pengobatan.
Keuntungan : Chamomile biasanya digunakan untuk mengendurkan urat syaraf. Umumnya digunakan untuk mengurangi stress dan tekanan. Semakin sedikit kadar stress yang Anda derita, maka semakin rendah juga kemungkinan Anda terserang berbagai penyakit yang berkaitan dengan stress. Selain itu Chamomile juga membantu detoksifikasi tubuh dengan cara membuang "sampah-sampah" tidak berguna melalui ginjal.

Penyajian : Chamomile dapat dikonsumsi seperti makanan kering atau diseduh. Dapat pula dicelupkan ke air hangat seperti teh.
3. Cranberries
Buah yang masih termasuk keluarga berry ini mengandung vitamin c, zat kimia pemberantas bakteri dan mengandung antioksidan.

Keuntungan : Cranberries membantu melindungi terjadinya infeksi saluran kemih, kanker dan juga melindungi masuknya bakteri berbahaya ke organ-organ tubuh.

Penyajian : Buah ini memang mempunyai manfaat yang "manis" bagi tubuh namun menyantap buah ini mentah-mentah sangatlah asam. Jika Anda senang menyantap buah, coba padukan dengan muffin gandum. Tapi bila Anda ingin mengambil keuntungan maksimal dari buah ini, cobalah meminum campuran jus cranberries dan apel agar rasanya tidak terlalu asam.
4. Minyak Ikan
Beberapa ikan seperti salmon, mackerel atau ikan haring terkenal sebagai penghasil omega-3.

Keuntungan : Mengkonsumsi ikan jenis ini dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah dan juga melindungi Anda agar tidak terjadi stroke dan pembekuan darah di otak

Penyajian : Anda dapat mengkonsumsi secara mentah seperti menyantap sushi atau bisa juga dipanggang.
5. Lemon
Buah lemon masih merupakan kerabat yang dekat dengan buah jeruk dan buah ini juga mengandung banyak sekali vitamin C.

Keuntungan : Selain bermanfaat untuk menjaga kecantikan wajah, ternyata jus lemon juga mengandung sifat sebagai anti bakteri yang mana sangat baik untuk memerangi infeksi di mulut seperti sariawan dan sakit tenggorokan.

Penyajian : Coba peras buah lemon di atas ikan salmon ketika Anda sedang ingin menyantap sushi, bisa juga dengan meminum perasan lemon yang dicampur dengan air atau menambahkan perasan air lemon itu di salad Anda.
6. Bawang
Menurut para ahli, bawang juga kaya akan vitamin c, zat antioksidan dan sulfur.

Keuntungan : Memang ironis karena bawang membuat nafas Anda kurang sedap tapi ternyata mampu melindungi Anda dari berbagai penyakit pernafasan seperti asma dan adang saluran pernafasan. Tidak hanya itu saja, ternyata bawang juga mampu menaikkan kadar HDL atau kolesterol baik dalam darah dan melindungi Anda dari ancaman kanker.

Penyajian : Cara terbaik untuk mengkonsumsi bawang adalah dengan memakan secara mentah dalam salad atau sandwich. Dan bawang yang terbaik untuk dikonsumsi adalah bawang merah dan bawang putih.
7. Gandum
Gandum mempunyai kandungan kalsium yang tinggi, selain itu juga mempunyai serat alami yang terbaik bagi Anda yang ingin melakukan diet.

Keuntungan : Jika Anda ingin menikmati hidup panjang dengan tubuh yang sehat, cobalah untuk beralih ke gandum. Gandum berfungsi untuk melindungi gigi Anda agar tidak mudah rapuh dan juga mencegah kekeroposan tulang sehingga Anda tidak terkena osteoporosis. Selain itu gandum juga merupakan bahan makanan yang rendah kolesterol, dapat mengurangi tekanan darah dan memerangi kanker usus.

Penyajian : Cara penyajian terbaik tidak lain yaitu dengan memasaknya di atas api kecil atau dengan di seduh air panas.
8. Tomat
Buah yang satu ini tentu tidak asing lagi dalam hidup Anda. Dengan harga yang murah meriah dan manfaat yang luar biasa, tidak heran jika buah ini menjadi favorit banyak orang.

Keuntungan : Tomat dapat menaikkan sistem kekebalan tubuh seseorang, mengurangi penyebaran kuman di tubuh dan mengurangi resiko terkena kanker terutama kanker prostat, paru dan kanker usus.
Penyajian : Menurut para ahli, tomat yang telah dimasak mengandung kadar lycopene yang lebih tinggi dari tomat mentah. Tomat kalengan malah mengandung 3 kali lipat kadar lycopene dari pada tomat segar sedangkan saus tomat mengandung 5 kali lipat kadar lycopene dari pada tomat mentah
9. Teh Hijau
Teh yang sangat terkenal di negara Jepang ini memang memiliki banyak kandungan vitamin seperti A, C dan E yang juga berfungsi sebagai antioksidan.

Keuntungan : Tahukah Anda bahwa teh hijau lebih kuat dari pedang samurai karena dapat mencegah oksidasi sel yang pada gilirannya akan berubah menjadi kanker. Selain itu teh hijau ini ternyata berkhasiat untuk membangun pertahanan bagi sistem kekebalan tubuh dan mengencerkan darah untuk melawan penyakit jantung.

Penyajian : Sama seperti Anda hendak meminum teh biasa. Coba seduh teh hijau dengan air panas di cangkir Anda. Biarkan selama beberapa waktu. Semakin lama teh hijau itu terendam, semakin baik hasilnya bagi tubuh Anda.


SUMBER

Sabtu, 25 Juni 2011

EPIDERMIS DAN DERIVATNYA


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Tumbuhan tersusun dari berbagai organ seperti akar, batang, daun, dan organ reproduksi. Organ-organ tersebut juga tersusun dari berbagai jaringan, seperti jaringan meristem, parenkim, sklerenkim, kolenkim, epidermis, dan jaringan pengangkut.

Epidermis merupakan lapisan sel teluar dari daun, bagian bunga, buah dan biji, serta dari batang dan akar sebelum menjalani penebalan sekunder. Epidermis merupakan bagian dari jaringan pelindung pada tumbuhan. Fungsinya antara lain ialah melindungi jaringan lain yang ada di bawahnya. Epidermis berasal dari jaringan meristem, lebih tepatnya yaitu protoderma, dan berdifferensiasi menjadi jaringan pelindung berupa epidermis. Jaringan epidermis juga dapat berkembang dan mengalami modifikasi menjadi sel rambut akar, sel penutup rambut akar, dan spina.

Epidermis biasanya terdapat di seluruh kehidupan organ-organ tumbuhan yang tidak mengalami penebalan sekunder. Pengertian epidermis secara khusus dan juga morfologi serta anatominya dan juga jenis dan berbagai macam derivatnya patut ditelaah lebih jauh sebagai tujuan dari pembuatan makalah ini. Fungsi dan perkembangan serta modifikasi epidermis, juga akan dibahas dalam makalah ini.

1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
  1. Apakah Jaringan epidermis itu?
  2. Bagaimana morfologi dan anatomi jaringan epidermis?
  3. Apa yang dimaksud dengan derivat epidermis dan jenisnya?
  4. Bagaimana morfologi dan anatomi derivat epidermis?

1.3.Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
  1. Untuk mengetahui definisi epidermis dan fungsinya.
  2. Untuk mengetahui struktur morfologi dan anatomi jaringan epidermis
  3. Untuk mengetahui derivat epidermis dan jenisnya
  4. Untuk mengetahui struktur morfologi dan anatomi derivat epidermis

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Epidermis
Jaringan epidermis merupakan jaringan tubuh tumbuhan yang terletak paling luar. Jaringan epidermis menutupi seluruh tubuh tumbuhan mulai dari akar, batang, hingga daun. Biasanya epidermis hanya terdiri dari selapis sel yang berbentuk pipih dan rapat. Fungsi jaringan epidermis adalah sebagai pelindung jaringan di dalamnya serta sebagai tempat pertukaran zat. Jaringan epidermis daun terdapat di permukaan atas dan permukaan bawah daun. Jaringan epidermis daun tidak mempunyai kloroplas kecuali pada bagian sel penutup stomata.
Epidermis berfungsi sebagai pelindung terhadap hilangnya air karena penguapan (membatasi transpirasi), kerusakan mekanik (misal: diinjak-injak), perubahan temperature dan hilangnya zat-zat makanan (angin, hujan, dan lain-lain). Epidermis biasanya terdiri dari satu lapisan sel, tapi pada beberapa tumbuhan sel protoderm pada daun membelah dengan bidang pembelahan sejajar dengan permukaan (periklinal), dan turunanya membelah lagi sehingga terjadi epidermis berlapis banyak (misalnya: velamen pada akar anggrek). Sebagian besar terdiri dari sesl-sel yang tak terspesialisasi. Bentuk, ukuran susunan sel epidermis berbeda-beda pada berbagai jenis tumbuhan. Tapi semuanya rapat satu sama lain.

Menurut Bagod Sudjadi dan Siti Laila (30 : 2005), jaringan epidermis merupakan lapisan sel yang paling luar pada daun, akar, buah, biji, dan batang. Kata epidermis berasal dari bahasa Yunani (epi = di atas / menutupi; derma = kulit). Jaringan epidermis biasanya terdiri atas deretan sel tunggal yang menutupi dan melindungi semua bagian tumbuhan yang masih muda. Secara umum, fungsi utama jaringan epidermis adalah sebagai pelindung. Namun, sel-sel epidermis sering kali memiliki cirri dan fungsi khusus yang berkaitan dengan fungsi utama organ yang ditutupi. Jaringan epidermis dapat juga berkembang dan mengalami modifikasi menjadi sel rambut akar, sel penutup pada stomata, dan spina. Epidermis, seperti halnya kulit pada tubuh kita, yang merupakan komponen perlindungan pertama untuk melawan kerusakan fisik dan organisme-organisme patogenik.
Pada permukaan atas daun, dinding luar epidermis ada yang membentuk lapisan tebal yang disebut lapisan kutikula misalnya daun keladi dan daun pisang; ada yang berbulu halus misalnya daun durian. Stomata atau mulut daun merupakan modifikasi epidermis yang berfungsi untuk pertukarangas. Jaringan epidermis batang ada yang membentuk lapisan tebal (lapisan kutikula) atau membentuk rambut (trikoma) sebagai alat perlindungan. Jaringan epidermis akar ada yang menjadi rambut akar. Rambut akar berfungsi menyerap air dan garam mineral.
Ciri-ciri jaringan epidermis adalah:
  1. Tersusun dari sel-sel hidup.
  2. Terdiri atas satu lapis sel tunggal.
  3. Beragam bentuk, ukuran dan susunannya, tetapi biasanya tersusun rapat tidak ada ruang antar sel.
  4. Tidak memiliki klorofil.
  5. Dinding sel jaringan epidermis bagian luar yang berbatasan dengan udara mengalami penebalan , sedangkan dinding sel jaringan epidermis bagian dalam yang berbatasan dengan jaringan lain dinding selnya tetap tipis.

Jaringan epidermis mengalami modifikasi membentuk derivat jaringan epidermis, misal stomata, trikomata (rambut-rambut), spina (duri), vilamen , sel kipas, sel kersik (sel silika).
Selain itu, fungsi epidermis secara umum dapat dijabarkan sebagai berikut, yaitu sebagai pelindung
_ Sebagai pelindung terhadap hilangnya air karena adanya penguapan
_ Sebagai pelindung terhadap kerusakan mekanik
_ Sebagai pelindung terhadap perubahan temperature
_ Sebagai pelindung terhadap hilangnya zat-zat makanan

2.2 Struktur Morfologi dan Anatomi Jaringan Epidermis

Jaringan epidermis sebagai jaringan yang berfungsi sebagai pelindung, mempunyai struktur morfologi dan anatomi yang kokoh. Jaringan epidermis terhitung kokoh karena tersusun dari sel yang rapat satu sama lain. Sel epidermis memiliki protoplas hidup dan dapat menyimpan hasil metabolisme, seperti plastid dan grana yang sedikit (tidak membentuk klorofil), pati, dan protein, serta antosianin. Pada dinding sel luar epidermis terdapat daerah dengan luar antar fibril yang lebar, mengandung kutin yang membentuk lapisan kutikula di permukaan luar epidermis. Kutikula umumnya tertutup oleh bahan yang bersifat lilin, merupakan lapisan datar atau berbentuk batang. Sel epidermis secara umum memang mempunyai bentuk, ukuran, serta susunan yang beragam, tetapi selalu tersusun rapat membentuk lapisan yang kompak tanpa ruang interseluler. Dalam epidermis petal (daun mahkota), kadang-kadang terbentuk ruang udara, namun selalu dilapisi oleh kutikula.

Sel epidermis umumnya tubular, pada helaian daun tumbuhan dikotil dinding antiklinal sel epidermisnya kebanyakan berlekuk-lekuk. Dalam batang, dan teristimewa pada daun tumbuhan monokotil, sel epidermis bentuknya memanjang. Dalam epidermis biji-bijian tertentu (Leguminosae dan Punica), sel epidermis dalam arah radial relatif sangat ramping dan berbentuk tongkat. Dalam tumbuhan tertentu, sel epidermis berbentuk heksagon bila dilihat dari permukaan. Namun sebenarnya berbentuk polihedron.

a. Struktur Morfologi Jaringan Epidermis pada Daun :
Gambar 2.1. Jaringan epidermis pada daun dikotil dan bagian bawah daun dengan stomata.

Epidermis merupakan lapisan terluar daun, ada epidermis atas dan epidermis bawah. Pada permukaan daun bagian bawah biasa ditemukan bentuk modifikasi dari sel - sel epidermis, yaitu berupa sel penutup pada stomata. Stomata/ mulut daun merupakan lubang kecil atau pori yang diapit oleh dua sel penjaga. Dengan cara mengubah bentuknya, sel penutup dapat mengatur pelebaran (stomata terbuka) dan penyempitan celah (stomata menutup). Ketika stomata terbuka terjadi pertukaran gas, karbondioksida berdifusi masuk dan oksigen berdifusi keluar.
Gambar 2.2. Letak epidermis pada mesofil daun.

Epidermis pada daun umumnya terdiri dari selapis sel, tetapi pada tumbuhan lain ada yang beberapa lapis sel seperti pada tumbuhan Ficus dan Piper sebagai hasil pembelahan periklinal (pembelahan sejajar dengan permukaan) protoderm. Dinding selnya mengalami penebalan tidak merata, dinding sel yang menghadap keluar umumnya lebih tebal, terdiri dari lignin tapi umumnya dari kutin. Penebalan dari kutin ini membentuk suatu lapisan kutikula yang tebal tipisnya tergantung pada habitat, tumbuhan xerofit umumnya tebal. Pada beberapa jenis tumbuhan, selain kutin masih terdapat lapisan lilin di atasnya. Lapisan lilil kutikula epidermis dapat mencegah atau meminimalisasi hilangnya air dari tumbuhan. Sel - sel epidermis tidak mengandung kloroplas kecuali pada sel penutup, tetapi pada tumbuhan tenggelam dalam air epidermisnya mengandung kloroplas.

b. Jaringan Epidermis pada Batang

1. Batang Dikotil
Terdiri atas selapis sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel. Epidermis pada batang dikotil mempunyai kutikula serta dinding sel berkutin, yang terdapat pada bagian paling luar. Padanya terdapat stomata dan berbagai trikomata. Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari kambium gabus. Lapisan gabus pada tumbuhan berguna untuk memperbesar daya perlindungan batang dan mengurangi penguapan air. Gambar jaringan epidermis pada tanaman dikotil :

2. Batang Monokotil
Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan stele umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium. Tidak adanya kambium pada Monokotil menyebabkan batang Monokotil tidak dapat tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder. Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan menebal sekunder, misalnya pada pohon Hanjuang (Cordyline sp) dan pohon Nenas seberang (Agave sp). Epidermis pada batang umumnya juga terdapat stomata dan trikomata.

c. Jaringan epidermis pada akar
Epidermis dan bulu akar. Epidermis terdiri dari sel-sel yang rapat tanpa ruang antar sel, berdinding tipis, memanjang sejajar sumbu akar, pada penampang melintang berbentuk membulat. Dinding sel disusun oleh selulosa dan pectin yang menyerap air. Bila epidermis terkelupas waktu akar menua, dinding selnya akan mengalami penebalan dengan kutin dan suberin. Penyerapan terjadi pada bagian ujung akar. Permukaan sel epidermis sebelah luar membentuk tonjolan, yaitu rambut akar atau bulu akar. Sel-sel yang membentuk bulu akar terletak di belakang daerah pembentangan, meliputi sepanjang daerah satu sampai beberapa centimeter.
Bulu akar sangat berguna dalam proses penyerapanair dan mineral-mineral dari dalam tanah. Air dan mineral akan masukke dalam tumbuhan melewati sel epidermis. Oleh karena itu, susunan sel-sel epidermis akar biasanya tidak serapat pada sel-sel epidermis daun. Selain itu, rambut akar juga dapat membantu tumbuhan menancap/ menempel dengan kokoh.

2.3 Derivat Epidermis

Derivat epidermis adalah suatu suatu bangunan atau alat tambahan pada epidermis yang berasal dari epidermis, tapi memiliki struktur dan fungsi yang berlainan dengan epidermis itu sendiri. Macam-macam derivat epidermis antara lain:

  1. Stomata
Stomata adalah suatu celah pada epidermis yang dibatasi oleh dua sel penutup yang berisi kloroplas dan mempunyai bentuk serta fungsi yang berl;ainan dengan epidermis.
Fungsi stomata:
· -Sebagai jalan masuknya CO2 dari udara pada proses fotosintesis
· -Sebagai jalan penguapan (transpirasi)\
· -Sebagai jalan pernafasan (respirasi)
Sel yang mengelilingi stomata atau biasa disebut dengan sel tetangga berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup.
Sel penutup letaknya dapat sama tinggi, lebih tinggi atau lebih rendah dari sel epidermis lainnya. Bila sama tinggi dengan permukaan epidermis lainnya disebut faneropor, sedangkan jika menonjol atau tenggelam di bawah permukaan disebut kriptopor. Setiap sel penutup mengandung inti yang jelas dan kloroplas yang secara berkala menghasilkan pati. Dinding sel penutup dan sel penjaga sebagian berlapis lignin.

Berdasarkan hubungan ontogenetik antara sel penjaga dan sel tetangga, stomata dapat dibagi menjadi tiga tipe, yaitu:
1. Stomata mesogen, yaitu sel tetangga dan sel penjaga asalnya sama.
2. Stomata perigen, yaitu sel tetangga berkembang dari sel protoderm yang berdekatan dengan sel induk stomata.
3. Stomata mesoperigen, yaitu sel-sel yang mengelilingi stomata asalnya berbeda, yang satu atau beberapa sel tetangga dan sel penjaga asalnya sama, sedangkan yang lainnya tidak demikian.

Pada tumbuhan dikotil, berdasarkan susunan sel epidermis yang ada di samping sel penutup dibedakan menjadi empat tipe stomata, yaitu:
a. Anomositik, sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel yang tidak beda ukuran dan bentuknya dari sel epidermis lainnya. Umum pada Ranuculaceae, Cucurbitaceae, Mavaceae.
b. Anisositik, sel penutup diiringi 3 buah sel tetangga yang tidak sama besar. Misalnya pada Cruciferae, Nicotiana, Solanum.
c. Parasitik, setiap sel penutup diiringi sebuah sel tetangga/lebih dengan sumbu panjang sel tetangga itu sejajar sumbu sel penutup serta celah. Pada Rubiaceae, Magnoliaceae, Convolvulaceae, Mimosaceae.
d. Diasitik, setiap stoma dikelilingi oleh 2 sel tetangga yang tegak lurus terhadap sumbu panjang sel penutup dan celah. Pada Caryophylaceae, Acanthaceae.
  1. Trikomata
Trikomata merupakan rambut bersel satu atau bersel banyak dibentuk dari sel epidermis, struktur yang lebih besar dan padat seperti kutil dan duri, tersusun oleh jaringan epidermis atau jaringan di bawah epidermis(emergens).
Trikoma dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Trikoma non glandular (tidak menghasilkan sekret)
* Rambut uniselular sederhana atau multiselular uniseriat, yang tidak memipih, umum dijumpai pada Lauraceae, Moraceae, Triticium, Hordeum, Pelargonium, dan Gossypium.
* Rambut skuamiform (bentuk sisik) yang multiselular dan memipih nyata sekali. Contohnya pada Olea dan Cruciferae.
* Rambut multiselular yang dapat berbentuk bintang atau tempat lilin bercabang. Misalnya pada Styrak, Platanus, dan Verbacum.
* Rambut kasar, trikoma kasar berserat, yang dipangkalnya terdiri atas sedikitnya dua atau lebih deretan sel yang berdampingan.
2. Trikoma glandular (menghasilkan sekret)
Trikom ini dapat bersel satu, bersel banyak, atau berupa sisik.Trikom glandular terlibat dalam sekresi berbagai bahan, contohnya: trikom sekresi garam, trikom sekresi nektar, trikom sekresi getah, trikom sekresi terpentin, koleter, rambut sengat, rambut akar, dll.
Fungsi trikoma pada masing-masing organ:
- Pada daun untuk mengurangi penguapan, mengurangi gangguan hewan dan manusia, meneruskan rangsang.
- Pada bunga (nektaria) mengeluarkan madu untuk menarik serangga membantunpenyerbukan.
- Pada biji untuk mencegah gangguan serangga yang akan merusak biji, menyerap air sehingga biji menjadi lekas berkecambah dan tumbuh.
- Pada batang untuk mjengurangi penguapan dan untuk memanjat (kaktus, rotan).

  1. Litokis
Litokis terdapat pada epidermis Ficus dengan penebalan sentripetal yang tersusun oleh tangkai selulosa dengan deposisi/ endapan Ca-carbonat yang membentuk bangunan seperti sarang lebah dan disebut sistolit.

  1. Sel Silika dan Sel Gabus
Pada Gramineae, di antara sel-sel epidermis yang memanjang, di sebelah atas tulang daun, terdapat sel pendek yang terdiri dari dua tipe sel, yaitu sel silika dan sel gabus. Sel silika dan sel gabus sering kali secara berturut-turut dibentuk dalam pasangan di sepanjang daun. Sel-sel silika yang berkembang sepenuhnya mengandung badan-badan silika yang berupa massa silika yang isotropik dan di tengah-temgahnya biasanya berupa granula-granula renik. Pada pandangan permukaan, benda-benda silika itu mungkin berbentuk bulatan, elips, halter, atau bernentuk pelana. Sel gabus dindingnya mengandung suberin dan sering mengandung bahan organik yang padat. Distribusinya menyebabkan pengerasan pada kulit batang. Bentuknya segitiga, segiempat, tidak teratur, angka 8, membulat, dll.

  1. Sel Kipas (buliform cell)
Sel-sel ini berukuran lebih besar dibandingkan dengan sel epidermis, berbentuk seperti kipas, berdinding tipis dan mempunyai vakuola yang besar. Dindingnya terdiri dari bahan-bahan selulosa dan pektin, dinding paling luar mengandung kutin dan diselubungi kutikula. Plasma sel berupa selaput yang melekat pada dinding sel dan berfungsi menyimpan air. Jika udara panas, air dalam sel kipas akan menguap, sel kipas akan mengerut sehingga luas permukaan atas daun akan lebih kecil dari luas permukaan bawah. Oleh karenanya daun akan menggulung dan akan mengurangi penguapan lebih lanjut.

  1. Lenti Sel
Pada beberapa tumbuhan di permukaan batangnya ada bintik-bintik yang disebut lenti sel. Terjadinya lenti sel adalah apabila pada permukaan batang dulu dijumpai stoma, setelah stoma tidak berfungsi lagi maka stoma akan berubah fungsi menjadi lenti sel (pori gabus). Karena lubang stoma diisi oleh sel koripeloid, yaitu sel-sel yang dindingnya mengandung zat gabus. Sel gabus tersebut berasal dari kambium gabus yang tidak membentuk felem ke arah luar tetapi membentuk koripeloid. Semakin lama semakin banyak sehingga dan dapat tersembur keluar, sehingga dari luar tampak sebagai bintik-bintik.

  1. Velamen
Velamen merupakan beberapa jenis sel mati yang terdapat disebelah dalam epidermis akar gantung atau akar udara pada tanaman Anggrek. Velamen berfungsi untuk menyimpan air atau menyimpan udara. Epidermis beserta velamen ada yang menyatakan sebagai epidermis ganda atau multiple epidermis.

h. Parenkim Air (jaringan air)
Parenkim air merupakan beberapa lapis sel di sebelah dalam epidermis daun tumbuhan xerofita. Tersusun oleh sel yang besar –besar berdinding tipis dengan vakuola sentral yang besar. Parenkim air berfungsi untuk menyimpan air pada tumbuhan xerofita. Epidermis beserta parenkim air disebut epidermis ganda.
2.4 Struktur Anatomi dan Morfologi Derivat Epidermis
  1. Stomata
Kesinambungan epidermis terputus-putus oleh lubang-lubang kecil sekali. Bagian tersebut adalah ruang antar sel yang dibatasi oleh dua sel yang khas disebut dengan sel penjaga. Sel penjaga bersama-sama dengan lubang di antaranya membentuk stoma. Pada banyak tumbuhan dapat dibedakan antara sel tetangga atau sel pelengkap. Sel tersebut secara morfologi berbeda dari sel epidermis yang khas dan merupakan dua atau lebih sel yang membatasi sel penjaga, yang tampaknya ada hubungan fungsional. Stoma bersama-sama sel tetangga jika ada disebut perlengkapan stomata atau kelompok stomata.

Gambar di bawah ini merupakan contoh stomata pada Rapanea vinosa dan Clusia ciruva di jaringan epidermis bawah.
Gambar 2.5. Stomata pada Rapanea venosa dan Clusia criuva.

Jaringan epidermis pada kedua tumbuhan tersebut, memiliki tambahan berupa stomata yang di dekatnya terdapat sel penjaga. Sel tetangga biasanya berkembang dari sel protoderm yang berbatasan dengan sel induk stomatas, tetapi dapat juga berkembang dari sel seasal induk stomata (de Bary, 1877) seperti yang dikutip dari Anatomi Tumbuhan karya A. Fahn. Seperti yang telah disebutkan di atas, berdasarkan hubungan ontogenetik antara sel penjaga dan sel tetangga, stomata dapat dibagi menjadi tiga tipe: stomata mesogen, yaitu sel tetangga dan sel penjaga asalnya sama; stomata perigen, yaitu sel tetangga berkembang dari sel protoderm yang berdekatan dengan sel induk stomata; dan stomata mesoperigen, yaitu sel-sel yang mengelilingi stomata asalnya berbeda, yang satu atau beberapa sel tetangga dan sel penjaga asalnya sama, sedangkan yang lainnya tidak demikian.

Stomata biasa ditemukan pada bagian tumbuhan yang berhubungan dengan udara, terutama di daun, batang biasa, dan rizom. Tidak pada akar dan seluruh permukaan beberapa tumbuhan yang bersifat parasit tanpa klorofil, sepertiu misalnya Monotropa dan Neottia. Akan tetapi, pada Orobanche, meskipun juga tanpa klorofil stomata ditemuka pada batangnya. Stomata terdapat pada beberapa tumbuhan air yang melayang tetapi tidak umum. Stomata dapat juga ditemukan pada daun mahkota, tangkai sari (contohnya pada Colchicum), daun buah, dan biji, tetapi biasanya stomata tersebut tidak berfungsi.

Di bawah stomata dan menuju langsung ke arah mesofil ada ruang antar sel yang disebut ruang substomata. Komposisi kimia dinding sel penjaga sama dengan yang ada pada sel epidermis biasa tumbuhan yang sama. Biasanya sel epidermis tersebut tertutup kutikula yang lazimnya berlanjut pada dinding tersebut yang menghadap depan apertur dan juga sampai kepada sel yang berbatasan dengan ruang substomata.

  1. Trikom
Semua tambahan uniseluler maupun multiseluler pada epidermis disebut trikom. Struktur yang lebih masif, seperti kutil, beberapa struktur sekresi, daun duri (contohnya duri pada Rosa) yang terdiri atas jaringan epidermis maupun subepidermis, disebut emergensi. Beberapa tipe trikom :
1) Trikom tanpa kelenjar
a. Rambut yang uniseluler sederhana atau multiseluler uniseriat yang tidak memipih, umum dijumpai pada Lauraceae, Triticum, Hordeum, Pelargonium, dan Gossypium.
b. Rambut skuamiform (bentuk sisik) yang multiseluler dan memipih secara nyata sekali, contohnya pada Olea.
c. Rambut multiseluler yang dapat berbentuk bintang (stelata) contohnya pada Styrax, dll.
d. Rambut kasar, trikoma kasar multiseriat, yang di pangkalnya terdiri atas sedikitnya dua atau lebih deretan sel yang berdampingan. Dapat dilihat pada pangkal tangkai daun Portulaca oleraceae.
2) Trikom berkelenjar
Trikom berkelenjar terlibat dalam sekresi berbagai bahan, contohnya larutan garam, larutan gula (nektar), terpentin, dan gom (polisakarida). Trikom yang mengeluarkan sekresi itu sering disebut kelenjar.
Trikom sekresi garam, (1) rambut seperti gelembung yang terdiri atas sel sekresi yang besar di ujung tangkai yang menyempit, terdiri atas satu atau kadang-kadang beberapa sel. (2) kelenjar multiseluler terdiri atas beberapa sel sekresi dan sel pengumpul di pangkal
Trikom sekresi nektar, contohnya pada kelopak Abutilon, pada korola Lonicera japonica dan Tropaeoium majus. Sitoplas pada tingkat sekresi sangat rapat. Selain itu, terdapat juga kelenjar sekresi getah, kelenjar sekresi tumbuhan karnivor seperti pada Dionaea.
Trikom sekresi terpentin, (1) rambut berkelenjar, contohnya pada kelenjar Labiatae yang menghasilkan minyak esensial. Struktur tersebut terdiri atas sel basal, tangkai uniseriate bersel satu atau beberapa se panjangnya dan kepala berisikan satu atau beberapa sek ekskresi. (2) Rambut kusut berkelenjar, rambut ini terdiri atas tangkai dan kepala multiseriat, contohnya pada Cleome.
Koleter. Merupakan trikom yang menghasilkan bahan lengket. Trikom berkelenjar biasanya terdiri atas kepala multiselular dan tangkai yang kadang-kadang juga tidak ada. Semua sel epidermis bagian luar dan kerap kali juga sel di sekitarnya mempunyai kemampuan bersekresi. Bahan yang disekresi itu seringkali merupakan campuran antara terpentin dan getah, sampai ke permukaan kelenjar oelh pecahnya kutikula yang cepat. Koleter umumnya terlihat pada sisik kuncup.
Rambut sengat. Rambut sengat Urtica adalah trikom berkelenjar yang sangat khusus. Rambut ini terdiri atas sel tunggal panjang, yang pangkalnya melebar seperti kandung kemih dan bagian atasnya menyerupai jarum. Pangkal yang lebar itu dikelilingi sel epidermis yang timbul di atas sel-sel epidermis yang lain.
Rambut akar. Merupakan sel epidermis berbentuk tabung memanjang. Hanyapada beberapa tumbuhan rambut tersebut bercabang. Rambut akar mempunyai vakuola lebar dan biasanya berdinding tipis.

BAB III
KESIMPULAN

Jaringan epidermis merupakan jaringan tubuh tumbuhan yang terletak paling luar. Jaringan epidermis menutupi seluruh tubuh tumbuhan mulai dari akar, batang, hingga daun. Biasanya epidermis hanya terdiri dari selapis sel yang berbentuk pipih dan rapat. Fungsi jaringan epidermis adalah sebagai pelindung jaringan di dalamnya serta sebagai tempat pertukaran zat. Jaringan epidermis daun terdapat di permukaan atas dan permukaan bawah daun. Jaringan epidermis daun tidak mempunyai kloroplas kecuali pada bagian sel penutup stomata.
Berdasarkan ontogeni dan fungsi, epidermis dapat dianggap sebagai jaringan terpisah. Epidermis berkembang dari protoderm oleh pembelahan sel antiklinal yang terus menerus. Sebagai jaringan yang kompak yang tidak memiliki ruang antar sel dan ditutup dengan kutikula, epidermis memberi perlindungan bagi semua organ tumbuhan yang secara keseluruhan atau hampir seluruhya terdiri atas jaringan primer. Sel-sel khusus pada epidermis menarik perhatian besar karena struktur, perkembangan ontogenetik dan fungsinya yang karakteristik. Sel tersebut juga merupakan nilai utama dalam studi taksonomi dan evolusi. Sel khusus seperti trikoblas dan sel penjaga adalah hasil belahan sel yang tidak sama, dan sel tersebut timbul dari dua sel terkecil yang dibentuk demikian.
Jaringan epidermis dapat memiliki tambahan uniseluler maupun multiseluler yang memiliki fungsi sendiri, contohnya yaitu stomata dan trikom yang juga dibagi lagi menjadi beberapa jenis seperti trikom berkelenjar dan tanpa kelenjar. Stomata memiliki struktur sel yang merupakan gabungan dari sel penjaga dan lubang yang ada di dekatnya, secara umum berfungsi untuk respirasi dan transpirasi pada tumbuhan. Trikom dengan beragam jenis dan modifikasinya juga memiliki fungsi tersendiri yang spesifik.




sumber:yetti-hardianti.blogspot.com

Praktikum Identifikasi Amylum Dan Simplisia

IDENTIFIKASI AMYLUM DAN SIMPLISIA
SECARA
KIMIAWI DAN MIKROSKOPI

I. Tujuan Percobaan
Mahasiswa dapat mengetahui dan membedakan macam-macam amylum yang dapat digunakan untuk sedian farmasi.
Mahasiswa dapat mengetahui cara mengidetifikasi amylum dan simplisia dengan mikroskop sehingga mahasiswa dapat membedakan macam-macam amylum dan simplisia secara mikroskopik.

II. Landasan Teori
Amylum manihot ( pati singkong) adalah pati yang diperoleh dari umbi akar manihot utilissima Pohl (familia Euphorbiaceae) yang berupa serbuk sangat halus dan putih, secara mikroskopik berupa butir tunggal, agak bulat atau bersegi banyak butir kecil dengan diameter 5µm sampai 10 µm, butir besar bergaris tengah 20 µm sampai 35 µm, hilus tengah berupa titik, garis lurus atau bercabang tiga, lamella tidak jelas, konsentris, butir majemuk sedikit, terdiri dari 2 atau 3 butir tunggal yang tidak sama bentuknya. Identifikasi kimiawi yaitu dengan Iodium dimana akan terjadi biru tua yang hilang pada pemanasan dan timbul kembali pada pendinginan.
Amylum maydis ( pati jagung) adalah pati yang diperoleh dari biji zea mays L. ( familia Poaceae) yang berupa serbuk sangat halus dan putih. Secara mikroskopik yaitu berupa butir bersegi banyak, bersudut, ukuran 2 µm sampai 23 µm atau butir bulat dengan diameter 25 µm sampai 32 µm, hilus ditengah berupa rongga yang nyata atau celah berjumlah 2 sampai 5, tidak ada lamella. Jika diamati dibawah cahaya terpolarisasi, tampak bentuk silang berwarna hitam, memotong pada hilus. Untuk identifikasi secara kimiawi sama dengan amylum manihot.
Amylum oryzae ( pati beras) adalah amylum yang diperoleh dari biji Oryza sativa L. (familia Poaceae) yang berupa serbuk sangat halus dan putih. Secara mikroskopik yaitu berupa butir bersegi banyak ukuran 2 µm sampai 5 µm, tunggal atau majemuk bentuk bulat telur ukuran 10 µm sampai 20 µm. hilus di tengah tidak terlihat jelas, tidak ada lamella konsentris. Jika diamati dibawah cahaya terpolarisasi tampak bentuk silang berwarna hitam, memotong pada hilus.
Amylum solani ( pati kentang) adalah pati yang diperoleh dari umbi solanum tuberosum (familia Solanaceae). Yang berupa serbuk sangat halus dan putih. Secara mikroskopik yaitu berupa butir tunggal, tidak beraturan, atau bulat telur ukuran 30 µm sampai 100 µm, atau membulat ukuran 10 µm sampai 35 µm, butir majemuk jarang, terdiri dari 2 sampai 4, hilus berupa titik pada ujung yang sempit dengan lamella konsentris jelas terlihat, jika diamati dibawah cahaya terpolarisasi, tampak bentuk silang berwarna hitam memotong pada hilus. Untuk idetifikasi secara kimiawi sama dengan amylum manihot.
Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai bahan obat yang belum mengalami pengolahan apapun, kecuali dinyatakan lain merupakan bahan yang telah dikeringkan.

Untuk menjamin keseragaman senyawa aktif, keamanan, dan kegunaan, simplisia harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1.Bahan baku simplisia
2.Proses pembuatan simplisia
3.Cara pengepakan dan penyimpan simplisia

Tahap-tahap pembuatan simplisia yaitu:
1.Pengumpulan bahan baku
2.Sortasi basah
3.Pencucian
4.Perajangan
5.Pengeringan
6.Sortasi kering
7.Pengepakan dan penyimpanan
8.Pemeriksaan mutu

III. Alat Dan Bahan
1. Alat dan bahan identifikasi amylum secara kimiawi
A. Alat yang digunakan:
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Cawan penguap
4. Batang pengaduk
5. Kawat kasa
6. Kaki tiga
7. Pemanas spiritus

B. Bahan yang digunakan:
1. Larutan Iodium
2. Amylum maydis
3. Amylum oryzae
4. Amylum solani
5. Amylum manihot

2. Alat dan bahan yang digunakan untuk identifikasi smplisia dan amylum secara mikroskopik:
A. Alat yang digunakan:
1. Pipet tetes
2. Beacker glass
3. Objek glass
4. Cover glass
5. Mikroskop

B. Bahan yang digunakan:
1. Amylum maydis
2. Amylum oryzae
3. Amylum solani
4. Amylum manihot
5. Serbuk jahe
6. Serbuk kunyit
7. Serbuk temulawak
8. Aqua dest
IV. Prosedur Percobaan
1. Identifikasi amylum secara kimiawi:
Percobaan A:

Amylum maydis Amylum oryzae

Iodium Iodium






Amylum solani Amylum manihot

Iodium Iodium








Percobaan B (Farmakope es IV):
1 gr Amylum + 50 ml aquadest

Dipanaskan 5 menit (mendidih)

Didinginkan

1 ml suspensi amylum

+ 3 tetes Iodium

Dipanaskan

Didinginkan kembali


2. Identifikasi amylum dan simplisia secara mikroskopik
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Mengambil sedikit amylum oryzae dan meletakannya pada objek glass.
c. Menetesi sedikit aqua dest kemudian segera menutup dengan cover glass.
d. Mengamati dibawah mikroskop.
e. Mencatat dan menggambar hasil pengamatan.
f. Mengulangi percobaan di atas ( percobaan 1,2,3,4,5) untuk amylum solani. Amylum manihot, Amylum maydis, serbuk jahe, serbuk kunyit, dan serbuk temulawak.

IV. Data pengamatan
1. Identfikasi amylum secara kimiawi
• Percobaan A
No Percobaan Hasil Keterangan
1. Amylum oryzae + Iodium Warna ungu Hasil positif
2. Amylum solani + Iodium Warna ungu Hasil positif
3. Amylum manihot + Iodium Warna ungu Hasil positif
4. Amylum maydis + Iodium Warna ungu Hasil positif

• Percobaan B
No Percobaan Hasil Dipanaskan Didinginkan Keterangan
1. 1 ml Suspensi amylum manihot + 3 tetes lart Iodium Warna biru Warna biru hilang Tetap Hasil positif

2. 1 ml Suspensi amylum maydis + 3 tetes lart Iodium Warna biru Warna biru hilang Warna biru timbul kembali Hasil positif

3. 1 ml Suspensi amylum solani + 3 tetes lart Iodium Warna biru Warna biru hilang Tetap Hasil positif

4. 1 ml Suspensi amylum oryzae + 3 tetes lart Iodium Warna biru Warna biru hilang Tetap Hasil positif


2. Identifikasi amylum dan simplisia secara mikroskopik
• Amylum
No Amylum yang diamati Butir pati Hilus Bentuk Lamella Keterangan/
gambar
1. Amylum manihot Ada Ada, berupa titik, garis Butir tunggal,butir, agak bulat atau bersegi banyak butir kecil tidak jelas, butir majemuk sedikit
2. Amylum maydis Ada Ada,
berupa rongga atau celah butir bersegi banyak, bersudut, atau butir bulat -
3. Amylum solani Ada Ada.
berupa titik butir tunggal, tidak beraturan, atau bulat telur Tidak terlihat
4. Amylum oryzae ada Ada, tidak terlihat jelas butir bersegi banyak, tunggal atau majemuk bentuk bulat telur -
• Simplisia
No Simplia yang diamati Butir pati Parenkim Sel indioblas Berkas pembuluh Keterangan/
gambar
1. Serbuk kunyit Ada ada ada -
2. Serbuk jahe Ada ada ada -
3. Serbuk temulawak Ada ada ada ada

V. Pembahasan
1. Identfikasi amylum secara kimiawi
Percobaan A:
a. Amylum oryzae + Iodium menghasilkan warna ungu
b. Amylum solani + Iodium menghasilkan warna ungu
c. Amylum manihot + Iodium menghasilkan warna ungu
d. Amylum maydis + Iodium menghasilkan warna ungu

Percobaan B:
1 ml Suspensi amylum oryzae + 3 tetes lart Iodium, menhasilkan warna biru, setelah dipanaskan warna biru menjadi hilang kemudian didinginkan dan hasilnya warna tetap hilang dan tidak kembali biru, begitu juga dengan amylum manihot dan amylum solani, tapi untuk amylum maydis setelah dipanaskan dan kemudian didinginkan, warna biru itu timbul kembali walaupun tidak seperti warna biru pada waktu sebelum dilakukan pemanasan.

Dari kedua percobaan amylum secara kimiawi diatas maka kami dapat membandingkan bahwa dalam percobaan A ( amylum yang langsung ditetesi Iodium) semua amylum hasilnya positif yaitu dengan terjadinya warna ungu, sedangkan pada percobaan B yang menggunakan literature dari farmakope ed IV (amylumnya terlebih dahulu dibuat suspensi), amylum maydis hasilnya positif begitu juga amylum oryzae, amylum solani, dan amylum manihot, walaupun setelah dilakukan pemanasan warna biru tidak kembali timbul, mungkin hal ini disebabkan karena jumlah dan kadar Iodium juga waktu pemanasan yang kami lakukan pada waktu pembuatn suspensi tidak sesuai dengan yang tercantum di farmakope yaitu jumlah iodium 0,5 ml dengan kadar 0,005 M dan lamanya pemanasan yang dilakukan pada pembuatan suspensi yaitu 1 menit, sedangkan pada percobaan yang kami lakukan, jumlah iodiumnya 3 tetes dengan kadar lebih dari 0,005 M selain itu pemanasan yang kami lakukan pada waktu pembuatan suspensi yaitu 5 menit.





2. Identifikasi amylum dan simplisia secara mikroskopik
a. Amylum
• Amylum manihot
Amylum manihot yang kami amati dari mikroskop dengan pembesaran 15 X 10kami dapat melihat bentuknya yang berupa butir tunggal,butir agak bulat atau bersegi banyak butir kecil, ada butir pati,dan juga hilus yang berupa garis dan titik, ada juga lamella tapi tidak jelas,yang berupa butir majemuk sedikit.

• Amylum maydis
Dengan pembesaran 15 X 10, tidak punya lamella (tidak terlihat), Bentuk amylum maydis ini berupa butir bersegi banyak, bersudut, atau butir bulat,kemudian terdapat butir pati dan hilus yang berupa rongga atau celah.

• Amylum solani
Didalam mikroskop yang pembesarannya 15 X 10 amylum solani ini berbentuk butir tunggal, tidak beraturan, atau bulat telur, terdapat butir pati juga lamella tapi tidak terlihat jelas.

• Amylum oryzae
Bentuk amylum oryzae dalam mikroskop dengan pembesaran 15 X 10 yaitu butir bersegi banyak, tunggal atau majemuk bentuk bulat telur, terdapat butir telur dan hilus yang tidak terlihat jelas, dan tidak terdapat lamella.

Dari keempat jenis amylum yang kami amati dimikroskop, memiliki bentuk, butir pati, hilus, dan lamella yang berbeda-beda bahkan ada duajenis amylum yang tidak mempunyai lamella yaitu amylum maydis dan amylum oryzae.

b. Simplisia
• Sebuk kunyit
Didalam serbuk kunyit yang kami amati dalam mikroskop dengan pembesaran 15 X 10, terdapat butir pati, parenkim, sel indioblas, sedangkan berkas pembuluh tidak terlihat (tidak ada).

• Serbuk jahe
Serbuk jahe yang kami amati dalam mikroskop dengan pembesaran mikroskop yang sama dengan serbuk kunyit, tidak terdapat berrkas pembuluh, dan kami hanya dapat melihat butir pati, parenkim dan juga sel indioblas.

• Serbuk temulawak
Dalam serbuk temulawak ini kami dapat melihat berkas pembuluh, butir pati, sel indioblas dan juga parenkim dengan pembesaran mikroskop 15 X10.


VI. Kesimpulan

Dari percobaan / praktikum yang telah kami lakukan maka kami dapat menyimpulkan yaitu sebagai berikut:
1. Identfikasi amylum secara kimiawi
Percobaan A:
Amylum oryzae + Iodium menghasilkan warna ungu maka dinyatakan positif amylum oryzae.
Amylum solani + Iodium menghasilkan warna ungu maka dinyatakan positif amylum solani.
Amylum manihot + Iodium menghasilkan warna ungu maka dinyatakan positif amylum manihot.
Amylum maydis + Iodium menghasilkan warna ungu maka dinyatakan positif amylum maydis.

Percobaan B:
Amylum maydis dinyakan positif karena setelah dipanaskan dan kemudian didinginkan, warna biru itu timbul kembali walaupun tidak seperti warna biru pada waktu sebelum dilakukan pemanasan. Sedangkan untuk amylum manihot, amylum solani, dan amylum oryzae juga dinyatakan positif, walaupun setelah dipanaskan warna biru yang terjadi hilang kemudian didinginkan dan hasilnya warna tetap hilang dan tidak kembali biru.

2. Identifikasi amylum dan simplisia secara mikroskopik.
Dari percobaan yang kami amati yaitu identifikasi amylum dan simplisia secara mikroskopik, maka kami dapat menyimpulkan:
a. Amylum
Dengan pembesaran mikroskop yang sama yaitu 15 X 10 bahwa:
• Amylum manihot
Bentuknya berupa butir tunggal,butir agak bulat atau bersegi banyak butir kecil, terdapat butir pati,dan juga hilus yang berupa garis dan titik, terdapat juga lamella tapi tidak jelas,yang berupa butir majemuk sedikit.

• Amylum maydis
Tidak punya lamella (tidak terlihat), Bentuknya berupa butir bersegi banyak, bersudut, atau butir bulat,kemudian terdapat butir pati dan hilus yang berupa rongga atau celah.

• Amylum solani
Berbentuk butir tunggal, tidak beraturan, atau bulat telur, terdapat butir pati juga lamella yang tidak terlihat jelas.

• Amylum oryzae
Bentuknya yaitu butir bersegi banyak, tunggal atau majemuk bentuk bulat telur, terdapat butir telur dan hilus yang tidak terlihat jelas dan tidak terdapat lamella.

Dari keempat jenis amylum yang kami amati, hanya dua jenis amylum yang tidak punya lamella (tidak terlihat) yaitu amylum oryzae dan amylum maydis.
b. Simplisia
• Sebuk kunyit
Terdapat butir pati, parenkim, sel indioblas, berkas pembuluh tidak terlihat (tidak ada).
• Serbuk jahe
Tidak terdapat berrkas pembuluh, dan kami hanya dapat melihat butir pati, parenkim dan juga sel indioblas.
• Serbuk temulawak
Terdapat berkas pembuluh, butir pati, sel indioblas dan juga parenkim.

Dari tiga jenis serbuk simplisia yang kami amati, hanya pada serbuk temulawak yang terdapat berkas pembuluh.





































Daftar Pustaka

1. “Farmakope Indonesia edisi IV”, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta 1995.
2. “Praktikum Fitokimia”, Uut Teguh sabara, S.farm, M.Sc, Apt.

sumber:riyanthi-kedokteran.blogspot.com

Jumat, 04 Februari 2011

Terong pipit/ Rimbang

Terong pipit (Solanum torvum Swartz)

Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum torvum Swartz

Kandungan Kimia

Bagian-bagian tumbuhan terong pipit kaya dengan berbagai kandungan kimia yang sangat bermanfaat bagi manusia. Kandungan kimia yang kini sudah diketahui antara lain:

1) buah mentah: klorogenin, sisalogenone, torvogenin, vitamin A;

2) buah kering: solasonin 0,1 %;

3) daun: neo - klorogenin, panicolugenin; 3) akar: jurubine.

Sumber: http//wikipedia.Solanum torvum s.org.
Taksonomi Terong Pipit (Solanum torvum Swartz) (sumber: Darwis., 1991)

Minggu, 04 Juli 2010

tanaman mengandung alkaloid

Stachytarphetae cayennensidis Folium (Daun Pecut Kuda)

Nama Daerah
Nama daerah: jarong lalaki, ngadi rengga, rumjarum.

Pemerian
Pemerian. Bau lemah; rasa agak pahit dan lama-lama menimbulkan rasa tebal lidah.

Pemeriksaan Makroskopik.
Makroskopik. Daun tunggal, berwarna hijau sampai hijau tua atau hijau kecoklatan, helaian daun berbentuk bundar telur atau bundar telur memanjang, panjang 2 cm sampai 8 cm, lebar 1 cm sampai 5 cm, ujung helaian daun meruncing, pangkal menyempit sedikit demi sedikit, pinggir daun pada pangkal rata, selebihnya pinggir beringgit bergigi, tulang daun menyirip, menonjol pada permukaan bawah, permukaan daun berambut, jika diraba terasa kasar.

Pemeriksaan Mikroskopik
Mikroskopik. Pada penampang melintang melalui tulang daun tampak epidermis atas terdiri dari 1 lapis sel, dinding berkelok-kelok, epidermis bawah terdiri dari 1 lpis sel bentuknya lebih kecil dari pada epidermis atas, dinding sedikit berkelok. Kutikula tipis, bentuk garis, terdapat pada kedua epidermis. Rambut kelenjar tipe Labiatae, terdiri dari 6 sel. Rambut penutup terdiri dari 3-5 sel. Rambut kelenjar dan rambut penutup terdapat pada kedua epidermis. Stomata terdapat pada epidermis atas dan epidermis bawah. Mesom meliputi jaringan palisade terdiri dari 1 lapis sel, sel tegak, dinding sel berkelok-kelok, mengandung butir-butir klorofil. Jaringan bunga karang terdiri dari beberapa lapis sel yang berbentuk agak membulat, mengandung butir-butir klorofil; di dalam jaringan bunga karang terdapat berkas pembuluh yang dikelilingi sel seludang. Tulang daun mengandung berkas pembuluh tipe kolateral. Pada sayatan paradermal tampak sel epidermis dengan stomata tipe diasitik kadang-kadang tampak anomoisitik.
Serbuk berwarna hiaju tua. Fragmen pengenal adalah fragmen rambut penutup terdiri dari 3-5 sel dan banyak yang mempunyai sel yang berkolabrasi, sel rambut tampak bertitik-titik, fragmen rambut kelenjar, fragmen pembuluh kayu dengan penebalan jala, fragmen mesofil.


Cara Identifikasi
A. Pada 2 mg sebuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat P; terjadi warna coklat merah.
B. Pada 2 mg sebuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N; terjadi warnacoklat tua.
C. Pada 2 mg sebuk daun tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 5% b/v dalam etanol P; terjadi warna hijau tua.
D. Pada 2 mg sebuk daun tambahkan 5 tetes larutan besi (III) klorida P 5% b/v; terjadi warna hijau kehitaman.
E. Pada 2 mg sebuk daun tambahkan 5 tetes ammonia (25%) P; terjadi warnacoklat tua.

Uji Kemurnian
Kadar abu. Tidak lebih dari 4,5%.
Kadar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 1%.
Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 30%.
Kadar sari yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 28%.
Bahan organic asing. Tidak lebih dari 2%.

Kegunaan
Penggunaan. Pembersih darah, peluruh seni (deuretik).

Kandungan Senyawa
Isi. Glikosida, alkaloid.

Referensi
Data belum tersedia.

Produk Terkait

Data belum tersedia.



Piperis nigri Fructus (Lada Hitam)


Nama Daerah
Sumatra: lada, leudeu pedih, lada, raro, lada kecik, lade ketek.
Jawa: lada, pedes, merica, sak ang kambang.
Nusatenggara: maicam, mica, saha, kelailinga jawa, ngguru, saang.
Kalimantan: sahang laut, sahang.
Sulawesi: kaluya jawa, marisa jawa, malita lodawa, hisan parangen, malita, sausus, risa, marica.
Maluku: oes dai musan, peresan, marisa mau, lada, marisano, rica, rica jawa, rica polulu, rica tamelo.

Pemerian
Bau aromatik khas, rasa pedas.

Pemeriksaan Makroskopik
Buah berbentuk hampir bulat, warna coklat kelabu sampai kehitaman, garis tengak 2,5 mm sampai 6 mm; permukaan berkeriput kasar, dalam, serupa jala; pada ujung buah terdapat sisa dari kepala putik yang tidak bertangaki; pada irisan membujur terdapat perikarp yang tipis, sempit dan berwarna gelap menyebungi inti bijih yang putih dari biji tunggal; perikarp melekat erat pada biji. Hampir seluruh inti biji terdiri dari dari perisperm; bagian tengah perisperm berongga, bagian ujung perisperm berongga, bagian ujung persperm menyelubungi endosperm yang kecil; embrio sangat kecil, terbenam dalam endoderm.

Pemeriksaan Mikroskopik
Epikarp tersusun dari 1 lapis sel epidermis yang sel-selnya berbentuk persegi empat membulat, beris hablur kecil berbentuk prisma dan zat berwarna coklat tua sampai kehitaman; pada pandanagn tangensial epikarp tampak berbentuk poligonal dengan dinding samping lurus. Hipodermis terdiri dari jaringan parenkim berdinding tipis dan kelompok-kelompok sel batu; sel batu berbentuk isodiametrik sampai persegi panjang, dinding tebal dan berlignin, berlapis-lapis, warna kuning kecoklatan, lumen cukup lebar dan berisi zat warna coklat tua; saluran noktah jelas. Mesokarp merupakan bagian terlebar; bagian luar terdiri dari beberapa lapis sel parenkim besarberbentuk poligonal beris butir pati dan butir hijau daun, di antara sel parenkim tersebar sel sekresi berisi minyak berwarna kekuningan atau berisi damar; lapisan lanjutnya terdiri dari beberapa lapis sel parenkim berdinding tipis yang termampat, diantara sel parenkim terdapat berkas pembuluh fibrofaskuler; di mesokarp bagian dalam terdapat lapisan sel minyak, sel berbentuk poligonal, besar, berisi minyak berwarna. Endokarp terdiri dari satu lapis sel piala dengan dinding radial dan dinding tangensial dalam tebal, berlignin, dinding dalam lebih belignin dari pada dinding terluar. Spermodermis terdiri dari lapisan sel yang termampat dan lapisan pigmen berisi zat warna coklat yang dengan larutan besi (III) klorida LP berwarna biru. Lapisan hialin berwarna putih jernih, umumnya berlekatan dengan spermoderm. Pada perisperm terdapat lapisan aleuron butir-butir aluron; jaringanperisperm selebihnya terdiri dari sel parenkim besar bentuk polihedal, penuh berisi butir-butir pati kecil yang berkelompok dan tampak sebagai massa kompak polihedral, butir pati tunggal bersudut dan bergaris tengah sampai lebih kurang 7um. Diantra patrenkim perisperm terdapat sel sekresi berisi minyak berwarna kekuningan.
Serbuk. Warna coklat muda. Fragmen pengenal adalah kelompok butir pati yang berupa massa polihedral, fragmen epikarp, fragmen hipodermis dengan parenkim dan kelompok sel batu; fragmen endokarp dengan sel piala, kerap kali masih berlekatan dengan spermoderm, fragmen epikarp berikut hipodermis; fragmen parenkim dengan sel sekresi.

Cara Identifikasi
A. Pada 2 mg serbuk buah tambahkan 5 tetes asam sulfat P; terjadi warna coklat tua.
B. Pada 2 mg serbuk buah tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N; terjadi warna kuning.
C. Pada 2 mg serbuk buah tambahkan 5 tetes asam klorida pekat P; terjadi warna coklat tua.
D. Pada 2 mg serbuk buah tambahkan 5 tetes asam klorida encer P; terjadi warna kuning.

Uji Kemurnian
Kadar abu. Tidak lebih dari 6%.
Kadar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 1%.
Kadar sari yang larut air. Tidak kurang dari 2,5%.
Kadar sari yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 8%.
Bahan organik asing. Tidak lebih dari 2%.

Kegunaan
Penggunaan. Karminatif, iritasi lokal.

Kandungan Senyawa
Isi. Minyak atsiri mengandung felandren, dipenten, kariopilen, enthoksilin, limonen, alkaloida piperina, dan kavisina.

Referensi
Materia Medika Indonesia IV, hal 105-108, thn 1980, Depkes RI

Produk Terkait

Data belum tersedia.


Cyperi Rhizoma (Rimpang Teki)


Nama Daerah
Jawa : Teki, tekan (jawa), motta (Madura).
Sulawesi : Rukut teki wuta (Minahasa). Bulih manggasa buai (buol).
Nusatenggara : Kareha wai (Sumba).
Maluku : Rukut teki wuta (Alfuru).

Pemerian
Bau khas aromatik,rasa agak pedas kemudian pahit, menimbulkan rasa tebal di lidah.

Pemeriksaan Makroskopik
Rimpang utuh berbentuk jorong atau bulat panjang sampai bulat telur memanjang, bagian pangkal dan ujung umumnya meruncing; sangat keras, sukar dipatahkan; panjang 1 cm sampai 5,5 cm, garis tengah 7 mm sampai 1,5 cm; warna coklat muda sampai coklat kehitaman, kadang-kadang berbintik-bintik putih; permukaan beruas-ruas, jarak antara tiap ruas sampai lebih kurang 4mm. Pada permukaan rimpang terdapat tunas-tunas, pangkal akar, sisa pelepah daun yang telah koyak; sisa pelepah daun berupa lembaran-lembaran tipis berbentuk tidak beraturan berwarna coklat muda, coklat sampai kehitaman, terdapat terutama dibagian pertengahan sampai bagian ujung rimpang. Bidang patahan tidak rata, warna putih kotor. Batas antara korteks dan silinder pusat jelas.

Pemeriksaan Mikroskopik
Epidermis terdiri dari sel berdinding tebal berseling dengan sel berdinding tipis. Sel yang berdinding tipis. Sel yang berdinding tebal berupa sel batu berbentuk persegi panjang, dinding berwarna kuning kecoklatan berlignin, saluran noktah tidak jelas, lumen berwarna coklat muda. Sel epidermis yang berdinding tipis pada pandangan tangensial berbentuk poligonal sampai segi panjang, berarna agak kecoklatan. Dibawah sel epidermis berdinding tipis terdapat kelompok jaringan skelerenkimatik yang pada irisan melintang terlihat sebagai sel-sel kecil berbentuk bulat atau bulat telur, dinding tebal berlapis-lapisberwarna coklat, beliknin, lumen brwarna coklt tua sampai coklat kehitaman; pada irisan membujur berupa serabut panjang. Sel epidrmis berdinding tipis termampat den pada umumnya brlekatan dngan kelompok serabut ehingga pada penampaang melintang lapisan epidermis terlihat terputus-putus. Epidermis tersusun dari lebih kurang 6 lapis sel yang berbentuk poligonal memanjang, dinding tebal berwarna kekuningan agak berliknin juga terdapat el hipodermis yang bernokta. Parinkim korteks terdiri dari sel-sel berbentuk poligonal, dinding tipis, penuh berisisi butir-butir pati bulat sampai bulat panjang, kadang-kadang ada yang rompang. Pada jaringan ini terdapat tersebar sel-sel minyak berdinding tipis berisi minyak berwarna kuning keclokatan. Berkas pembluh dikelilingi serabut skelenrenkim berdinding sangat tebal dan berlignin, terdapat tersebar dikorteks dan di silinder pusat. Endodermis terdiri dari: 1 lapis sel, dinding tangensial dalam dan dinding radial tebal dan berlapis-lapis hingga berbentuk serupa huruf U. Sel parenkim silinder pusat serupa parenkim korteks dengan ukuran lebih kecil, penuh berisi butir, sel minyak serupa dengan sel minyak di korteks tersebar diantara parenkim silinder pusat. Sisa pelepah daun: pada pandangan tangensial terlihat susunan jaringan yang terdiri dari berkas-berkas serabut yang berseling dengan jaringan parenkimatik; berkas serabut terdiri dari serabut panjang, dinding tebal dan berlignin, saluran noktah bercabang-cabang, lumen berwarna merah coklat sampai coklat kehitaman; jaringan parenkimatik terdiri dari sel-sel berbentuk poligonal, dinding tipis berwarna coklat, pada rimpang yang sudah tua parenkim membatu dan berbentuk poligonal memanjang, dinding tebal berlignin saluran noktah bercabang, lumen berwarna coklat merah. Serbuk warna coklat dengan bintik-bintik berwarna coklat kehitaman. Fragmen pengenal adalah fragmen sisa pelepah daun; fragmen hipodermis, fragmen serabut; sel batu, lepas, berasal dari epidermis rimpang dan pelepah daun; fragmen parenkim berisi butir pati dan sel minyak; butir pati, lepas; fragmen pembuluh kayu.

Cara Identifikasi
• Pada 2 mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes asam sulfat P; terjadi warna coklat tua.
• Pada 2 mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes asam klorida pekat P; terjadi warna coklat.
• Pada 2 mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 5% b/v ; terjadi warna kuning.
• Pada 2 mg srbuk rimpang tambahkan 5 tetes amonia (25%) P; terjadi warna kuning.


Uji Kemurnian
Kadar abu : tidak lebih dari 4,5%
Kadar abu yang tidak larut dalam asam : tidak lebih dari 2%
Kadar sari yang larut dalam air tidak kurang dari 6%
Kadar sari yang larut dalam etanol tidak kurang dari 3,5%
Bahan organik asing tidak lebih dari 2%

Kegunaan
Diuretik, stomakik

Kandungan Senyawa
Minyak atsiri, alkaloida, glikosida, flavonoida.

Referensi
Data belum tersedia.

Produk Terkait

Data belum tersedia.



Strychnii Lignum (Kayu Bidara Laut)


Nama Daerah
Sumatera ; bidara laut, bidara pait, bidara putih, kayu ular.
Jawa : dara laut, dara putih, bidara ghunong.
Nusatenggara : ai betek, ai hedu, hau feta, maba putih, songga, elu, ai, baku moruk.
Sulawesi : aju mapai, bidara mapai.

Pemerian
Warna kuning kecoklatan, tidak berbau, rasa pahit.

Pemeriksaan Makroskopik
Potongan kecil, serutan atau serpihan kayu, bentuk dan besar berbeda, lurus, melengkung dan terpilin, tipis atu agak tebal, mudah dipatahkan, bekas pathan tidak rata.

Pemeriksaan Mikroskopik
Pada penampang melintang tampak jari-jari xilem berisi sedikit butir pati, tunggal, berkas pembuluh atau trakea, dinding tebal berlignin, bernoktah dengan lubang berbentuk celah, lumen umumnya berisi zat warna kunig, serabut xilem, berkelompok, tersusun radier, terdiri dari 5 sampai 40 serabut, didng serabut tebal berlignin, lumen jelas, diantara kelompok serabut sklerenkim terdapat sel parenkim berisi kristal kalsium oksalat bentuk prisma dan minyak berwarna kuning.
Serbuk : warna kuning. Fragmen pengenal berkas serabut dengan segudang kristal kalsiu oksalat bentuk prisma, fragmen berkas pembuluh dengan penebalan jala, fargmen serabut sklerenkim umunya panjang dan lumen jelas, kristal kalsium oksalat bentuk prisam, serabut xilem dengan jari empulur dan butir pati tunggal.

Cara Identifikasi
• Pada 2 mg serbuk kayu tambahkan 5 tetes asam sulfat P; terjadi warna hitam.
• Pada 2 mg serbuk kayu tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N; terjadi warna hijau.
• Pada 2 mg serbuk kayu tambahkan 5 tetes asam nitrat 25% P; terjadi warna coklat.
• Pada 2 mg serbuk kayu tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 5% b/v dalam etanol P; terjadi perubahan warna.
• Pada 2 mg serbuk kayu tambahkan 5 tetes larutan besi (III) klorida P 5% b/v; terjadi warna hijau kebiruan.
• Pada 2 mg serbuk kayu tambahkan 5 tetes asam sulfat P, aduk. Tambahkan 2 tetes larutan kalium dikromat P; terjadi warna biru tua.
• Pada 2 mg serbuk kayu tambahkan 5 tetes asam sulfat P dan ammonium monovanadat P; terjadi warna biru ungu.
• 2 g serbuk kayu dilembabkan dengan 5 ml ammoniak 30% kemudian gerus dalam mortir, tambahkan 20 ml kloroform P dan gerus kuat-kuat, saring filtrat dibagi 2 (lapisan kloroform) :
1. filtrat diteteskan pada kertas saring, kemudian tetesi dengan pereaksi Dragendorft terjadi warna jingga.
2. ekstraksi filtrat dengan 10 ml asam klorida (1:10) bagi 2.
3. tambahkan pereaksi Dragendorft menjadi endapan jingga.
4. tambahkan pereaksi Mayer menjadi endapan putih.

Uji Kemurnian
Kadar abu. Tidak lebih dari 7%.
Kadar abu ayang tidak larut dalam asam. Tidak lebih 1%.
Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 6%.
Kadar sari yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 4%.

Kegunaan
Tonika, diaforetik, obat eksem.

Kandungan Senyawa
Alkaloid, brusina, striknina, tannin < 1%, steroid/ triterpenoid.
Referensi
Data belum tersedia.

Produk Terkait

Data belum tersedia.


Graptophylli Folium. (Daun Wungu.)

Nama Daerah
Sumatra: dangora.
Jawa: daun ungu, daun temen-temen, handeuleum, demung, tulak, wungu, karaton, karatong.
Nusatenggara: temen.
Maluku: kabi-kabi, dongo-dongo.

Pemerian
Tidak berbau; tidak berasa.

Pemeriksaan Makroskopik
Makroskopik. Daun tunggal. Helaian daun berwarna hijau keunguan sampai hijau kehitaman, bentuk jorong, panjang 8 cm sampai 20 cm, lebar 3 cm sampai 13 cm, ujung daun lancip, pangkal daun lancip, pinggir daun agak berombak. Tangkai daun lebih kurang 1 cm, warna ungu kehijauan sampai ungu kehitaman. Tulang daun menyirip; permukaan atas daun rata dan licin, tulang daun menonjol dan berwarna ungu sampai ungu kehitaman; permukaan bawah daun rata dan agak licin, tulang daun sangat menonjol dan berwarna ungu kemerahan sampai ungu kehitaman.

Pemeriksaan Mikroskopik
Mikroskopik. Pada penampang melintang melalui tulang daun tampak epidermis atas terdiri dari satu lapis sel berbentuk segi empat sampai empat persegi panjang, kutikula tipis, tidak terdapat stomata, rambut kelenjar tipe Labiatae (Lamiaceae) terdiri dari 1 sel tangkai yang pendek dan kepala kelenjar yang terdiri dari 6 sel atau lebih; litosis terdapat pada epidermis atas dan jaringan palisade, bentuk serupa botol bengkok berleher pendek, bagian leher terletak diantara sel epidermis, bagian yang lebar terletak di bawah epidermis atas atau hampir sejajar pada permukaan daun atau agak menyerong masuk ke jaringan palisade, di dalam bagian yang lebar terdapat sistolit berbentuk bulat telur atau bulat telur memanjang dengan satu ujung mengecil dan kadang-kadang agak bengkok. Epidermis bawah terdiri dari satu lpis sel berbentuk persegi empat sampai empat persegi panjang, kutikula tipis, terdapat stomata, sangat banyak; rambut penutup terdiri dari 2 sel, lurus atau bengkok, dinding sel agak tebal, kutikula berbintik; rambut kelenjar serupa dengan yang terdapat pada epidermis atas; litosis terletak diantara sel epidermis, kadang-kadang juga dibawah sel epidermis pada jaringan kolenkim; pada tulang daun umumnya litosis melintang searah dengan tulang daun. Dibawah epidermis tulang daun terdapat kolenkim. Mesofil: meliputi jaringan palisade terdiri dari 1 lapis sel, silindrik, berisi klorofil dan tetes minyak; dibawah palisade terdapat 1 sampai 3 lapis sel berbentuk polygonal, juga berisi klorofil dan tetes minyak. Jaringan bunga karang terdiri dari sel berbentuk bulat panjang tidak beraturan, tersusun mendatar, ruang antar sel besar. Berkas pembuluh tipe kolateral. Pada sayatan paradermal tampak sel epidermis atas berbentuk polygonal, dinding samping lurus atau agak berkelok, tidak terdapat stomata atau rambut penutup, terdapat rambut kelenjar tipe Labiatea (Lamiacea); sel epidermis bawah berbentuk polygonal, dinding samping agak berkelok, stomata banyak, tipe diasitik, rambut kelenjar tipe Labiatae (Lamiaceae) dan rambut penutup.
Serbuk warna hijau tua. Fragmen pengenal adalah rambut penutup terdiri dari 2 sel, rambut kelenjar tipe Labiatae (Lamiaceae), sistolit, fragmen epidermis atas, fragmen epidermis bawah dengan stomata tipe diasitik, fragmen kolenkim, fragmen berkas pembuluh dengan penebalan tangga dan spiral.

Cara Identifikasi
A. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat P; terjadi warna coklat muda.
B. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N; terjadi warna coklat ungu.
C. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam klorida pekat P; terjadi warna coklat.
D. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes natrium hidroksida P 5% b/v; terjadi warna hijau kekuningan.
E. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes ammonia (25%) P; terjadi warna hijau.

Uji Kemurnian
Kadar abu. Tidak lebih dari 12%.
Kadar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 2%.
Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 29%.
Kadar sari yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 6%.
Bahan organic asing. Tidak lebih dari 2%.

Kegunaan
Obat wasir, laksatif lemah, diuretik ringan.

Kandungan Senyawa
Isi. Tannin, alkaloid, sitosterol, glikosid.

Referensi
Data belum tersedia.

Produk Terkait

Data belum tersedia.



Vitecis Folium (Daun Legundi)


Nama Daerah
Nama daerah: gendarasi, legundi, langghundi.
Jawa: lagondi, legundi, langghundi.
Nusatenggara: galumi, sangari.
Sulawesi: dunuko, lanra, lawarani, rala, ai tuban.
Pemerian
Pemerian: bau aromatic khas, rasa pahit.

Pemeriksaan Makroskopik
Makroskopik: helaiaan daun majemuk dengan 1 sampai 3 helai anak daun, 2 atau 3 helai merupakan daun duduk atau bertangkai, umumnya tidak utuh, berwarna hijau kelabu, bentuk bundar telur, jorong, bundar telur berbalik, panjang 4 cm sampai 9,5 cm, lebar 1,75 cm sampai 3,75 cm, pinggir daun rata, tangkai daun lebih kurang 5 mm. tulang daun menyirip, menonjol pada permukaan bawah.

Pemeriksaan Mikroskopik
Mikroskopik: pada penampang melintang melalui tulang daun tamapk epidermis atas terdri dari 1 lapis sel berbentuk empat persegi panjang, kutikula tipis berbintik, rambut penutup terdiri dari 2 sampai 3 sel, berbentuk seperti tanduk, rambut kelenjar 2 macam, yaitu rambut kelenjar bertangkai pendek dengan kepala kelenjar terdiri dari 2 atau lebih sel kepala. Epidermis bawah terdiri dari 1 lapis sel berbentuk empat persegi panjang, lebih kecil dari epidermis atas, kutikula tipis berbintik-bintik, stomata banyak, rambut penutup dan rambut kelenjar seperti epidermis atas, lebih banyak daripada epidermis atas. Mesofil meliputi palisade terdiri dari 2 sampai 3 lapis sel, berbentuk silindrik tersusun rapat satu sama lain, batas lapis kurang jelas, terdapat hablur kalsium oksalat bentuk roset; jaringan bunga karang terdiri dari 2 sampai 3 lapis sel, terdapat hablur kalsium oksalat berbentuk roset, berkas pembuluh tipe kolateral, dikelilingi seludang sklerenkim. Pada sayatan paradermal tampak epidermis atas bentuk polygonal, dengan dinding samping lurus, epidermis bawah bentuk polygonal dengan dinding samping lurus, stomata tipe anomositik.
Serbuk berwarna hijau kelabu. Fragmen pengenal adalah fragmen rambut penutup; fragmen rambut kelenjar; fragmen epidermis atas; fragmen epidermis bawah; fragmen mesofil; fragmen pembuluh kayu; hablur kalsium oksalat bentuk roset.

Cara Identifikasi
A. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 5% b/v dalam etanol; terjadi warna kuning coklat.
B. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes ammonia (25%) P; terjadi warna kuning hijau.

Uji Kemurnian
Kadar abu. Tidak lebih dari 8%.
Kadar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 1%.
Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 24%.
Kadar sari yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 14%.
Bahan organic asing. Tidak lebih dari 2%.

Kegunaan
Penggunaan. Obat demam (antipiretik), peluruh kentut (karminatif).

Kandungan Senyawa
Isi. Minyak atsiri, glikoflavon, alkaloida agnusida dan aukubin.

Referensi
Data belum tersedia.

Produk Terkait

Data belum tersedia.



Plucheae Folium (Daun Beluntas)


Nama Daerah
Sumatra: belutas.
Jawa: baluntas, baruntas, luntas.
Nusatenggara: lenaboui.
Sulawesi: lamutasa.

Pemerian
Pemerian. Bau khas, tidak harum; rasa agak kelat.

Pemeriksaan Makroskopik
Makroskopik. Helaian daun bertangkai, rapuh, berwarna hijau kekuning-kuningan sampai hijau tua, bentuk bundar telur sampai jorong, panjang 4 cm sampai 8 cm, lebar 3cm sampai 5 cm, ujung daun meruncing, pangkal daun meruncing, pinggir daun bergerigi, panjang tangkai daun 4 mm sampai 8 mm. Tulang daun menyirip, pada permukaan atas dan bawah daun tidak licin, berambut.

Pemeriksaan Mikroskopik
Mikroskopik. Pada penampang melintang melalui tulang daun tampak epidermis atas terdiri dari 1 lapis sel berbentuk empat persegi panjang, kutikula tipis bergaris, stomata sedikit, rambut penutup terdiri dari beberapa sel, ujungnya berbentuk kerucut runcing, lurus atau bengkok, rambut kelenjar tipe Asteraceae. Epidermis bawah terdiri dari 1 lapis sel berbentuk empat persegi panjang, kutikula tipis bergaris, stomata lebih banyak dari epidermis atas, rambut penutup terdiri dari beberapa sel, lebih banayk daripada epidermis atas, rambut kelenjar tipe Asteraceae. Mesofil meliputi jaringan palisade terdiri dari 1 atau 2 lapis sel, umumnya 1 lapis sel berbentuk silindrik pendek banyak berisi butir klorofil; jaringan bunga karang terdiri dari beberapa lapis sel, terdapat kelompok serabut berdinding tebal berlignin, berkas pembuluh tipe kolateral. Pada sayatan paredermal tampak epidermis berbentuk polygonal, dinding antiklinal lurus, epidermis bawah berbentuk polygonal, dengan dinding antiklinal lurus atau kadang-kadang bergelombang, stomata anomositik, rambut kelenjar tipe Asteraceae.
Serbuk berwarna hijau tua kekuningan. Fragmen pengenal adalah rambut penutp terdiri dari beberapa sel dan rambut kelenjar tipe Asteraceae lepas; fragmen epidermis atas dan epidermis bawah; fragmen serabut; fragmen epidermis dengan tulang daun; pembuluh kayu dengan penebalan spiral.

Cara Identifikasi
A. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat P; terjadi warna coklat.
B. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam klorida pekat P; terjadi warna coklat kuning.
C. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida (5%) b/v; terjadi warna kuning.
D. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes ammonia (25%) P; terjadi warna kuning kehijauan.

Uji Kemurnian
Kadar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 1%.
Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 20%.
Kadar sari yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 5%.
Bahan organic asing. Tidak lebih dari 2%.

Kegunaan
Penggunaan. Penambah nafsu makan, penurun panas (antipiretik), peluruh keringat (diaforetik).

Kandungan Senyawa
Isi. Minyak atsiri, alkaloid.

Referensi
Data belum tersedia.

Produk Terkait

Data belum tersedia.





sumber :http://www.farmasi.usd.ac.id/projects/simplisia/index.php/tracker