Jumat, 30 September 2011
Awas! Alkohol Bukan untuk Luka
Apa yang biasa Anda lakukan saat si kecil jatuh dari sepeda dan lututnya berdarah? Kebanyakan ibu langsung mencari alkohol untuk membersihkan luka tersebut. Meskipun anak Anda mengeluh perih, dengan yakin Anda berkata bahwa cara tersebut sudah yang paling manjur menyembuhkan luka. Padahal tak jarang cara-cara tersebut hanyalah mitos. Alkohol selama ini diyakini mampu mensterilkan area luka dan mempercepat proses penyembuhan luka. Hmm.. apa benar begitu?
Faktanya, menggunakan alkohol atau hydrogen peroxide untuk membersihkan luka justru akan merusak jaringan kulit dan menghambat proses penyembuhan. Memang benar alkohol dapat membantu membunuh bakteri, tapi tidak hanya bakteri saja yang terbunuh melainkan juga sel-sel di sekitar area luka. Itulah kenapa, sebenarnya, proses penyembuhan luka malah akan bertambah lama. Bagaimana kulit baru dapat tumbuh dengan cepat kalau sel-selnya mati? Jika Anda mengaku alkohol membantu luka sembuh dengan cepat, mungkin itu sekadar sugesti Anda saja.
Cara terbaik membersihkan luka kecil adalah membasahinya dengan air mengalir dan sabun biasa (tak perlu menggunakan sabun antiseptik khusus). Lalu keringkan luka setidaknya lima menit untuk menghilangkan kotoran, serpihan benda asing, dan berikan salep antibiotik untuk menghindari infeksi dari bakteri. Namun untuk luka yang menganga lebar, dalam, dan terus menerus berdarah harus diobati oleh orang yang ahli.
Dr.Oz di acara OPRAH SHOW juga mengingatkan masyarakat untuk mengganti alkohol dengan 'air garam hangat'. Larutkan garam dalam air bersuhu hangat dan basuh kaki Anda dengan air tersebut. Air garam mampu membunuh kuman-kuman di area luka dan ternyata sel-sel di tubuh kita pun 'menyukai' kandungan garam tersebut. Jika sudah begitu, dipastikan proses kesembuhan juga akan berlangsung lebih cepat.
Nah, ternyata cara terbaik menangani luka justru datang dari hal-hal mudah di sekitar kita. Cukup dengan air, sabun, dan garam saja Anda mampu menjadi perawat bagi si kecil yang cedera. Untungnya lagi, kini Anda tak perlu repot mendiamkan anak Anda yang berteriak histeris saat alkohol menyentuh lukanya
sumber : KapanLagi.com -
Kenali Anhidrosis, Aktivitas Tanpa Keringat
KapanLagi.com - Oleh: Team DuniaFitnes
Keringat adalah cairan yang keluar melalui seluruh permukaan kulit tubuh (pori-pori) dengan tujuan untuk mendinginkan dan mengeluarkan panas dari tubuh akibat kerja fisik yang berat. Keringat yang sempurna biasanya keluar dan muncul ketika kulit seseorang terlihat berkilauan dan basah.
Perhatikan! Keringat Anda harus keluar secara lancar dan normal, karena dengan keringat memungkinkan tubuh melepaskan panas. Akan berbahaya jika keringat Anda abnormal, karena panas akan tertahan dalam tubuh dan bisa menyebabkan gangguan kesehatan.
Apa Itu Anhidrosis?
Anhidrosis adalah suatu kondisi medis di mana tubuh tidak mampu memproduksi keringat atau tubuh tidak mampu berkeringat dalam keadaan yang panas. Kondisi ini terjadi tanpa disadari. Mungkin Anda baru menyadarinya setelah melakukan aktivitas fisik yang berat dan menguras energi, tetapi Anda tetap tidak berkeringat. Cobalah untuk lebih waspada terhadap kondisi ini.
Anhidrosis tergolong kelainan yang sulit untuk didiagnosa. Gangguan anhidrosis ringan bisa muncul akibat sejumlah faktor seperti trauma kulit, penyakit tertentu, dan akibat konsumsi obat-obatan tertentu. Sebenarnya penyebab dari anhidrosis sampai saat ini belum bisa dipastikan oleh para ahli kesehatan.
Penyebab Berkurangnya Keringat
Berikut ini adalah beberapa penyebab mengapa keringat yang keluar dari tubuh Anda berkurang:
1. Secara neurologis, bisa disebabkan oleh cedera kepala, stroke akibat panas, histeria, dan masalah bedah saraf seperti sindrom Guillain-Barre.
2. Penyakit kulit yang menutup kelenjar keringat seperti miliaria, contact dermatitis.
3. Penyakit bawaan yang menyebabkan tidak adanya kelenjar keringat dalam tubuh.
4. Beberapa jenis obat seperti obat antipsikotik untuk mengobati gangguan mental, antiperspirant topikal yang mengandung aluminium sulfat, serta antikolinergik, seperti atropin dan skopolamin.
5. Trauma pada kelenjar keringat seperti dermatitis exfoliative.
6. Luka bakar.
7. Diabetes.
8. Dehidrasi.
9. Bayi yang baru lahir dan bayi prematur biasanya mengalami anhidrosis sementara karena sistem sarafnya belum sempurna.
Tanda dan Gejala Anhidrosis
1. Keringat yang keluar sangat sedikit atau bahkan tidak ada.
2. Pusing.
3. Kram otot dan merasa lemah.
4. Jantung berdebar cepat.
5. Hingga yang paling parah mengalami halusinasi, koma atau kematian.
Mengatasi Anhidrosis
Temukan dan obati penyebabnya, baru kemudian Anda bisa melakukan pengobatan dan pemulihan. Jika obat yang Anda gunakan menyebabkan anhidrosis, segera hentikan pemakaian dan hubungi dokter untuk meminta obat lainnya. Hal ini juga penting sebagai langkah untuk mencegah kelelahan dan stroke akibat panas, serta dehidrasi. Berikut adalah cara-cara sederhananya:
Untuk mengobati kondisi ini, Anda hanya perlu menemukan penyebabnya dan kemudian mengobatinya. Langkah-langkah untuk mencegah dehidrasi, stroke akibat panas dan kelelahan akibat panas juga harus dilakukan dengan seksama. Nah, sekarang Anda sudah mendapatkan informasi mengenai anhidrosis. Apakah Anda mengalaminya? Atau mungkin orang di sekitar Anda mengalami anhidrosis? Sampaikan isi artikel ini pada mereka.
Source: http://duniafitnes.com
Keringat adalah cairan yang keluar melalui seluruh permukaan kulit tubuh (pori-pori) dengan tujuan untuk mendinginkan dan mengeluarkan panas dari tubuh akibat kerja fisik yang berat. Keringat yang sempurna biasanya keluar dan muncul ketika kulit seseorang terlihat berkilauan dan basah.
Perhatikan! Keringat Anda harus keluar secara lancar dan normal, karena dengan keringat memungkinkan tubuh melepaskan panas. Akan berbahaya jika keringat Anda abnormal, karena panas akan tertahan dalam tubuh dan bisa menyebabkan gangguan kesehatan.
Apa Itu Anhidrosis?
Anhidrosis adalah suatu kondisi medis di mana tubuh tidak mampu memproduksi keringat atau tubuh tidak mampu berkeringat dalam keadaan yang panas. Kondisi ini terjadi tanpa disadari. Mungkin Anda baru menyadarinya setelah melakukan aktivitas fisik yang berat dan menguras energi, tetapi Anda tetap tidak berkeringat. Cobalah untuk lebih waspada terhadap kondisi ini.
Anhidrosis tergolong kelainan yang sulit untuk didiagnosa. Gangguan anhidrosis ringan bisa muncul akibat sejumlah faktor seperti trauma kulit, penyakit tertentu, dan akibat konsumsi obat-obatan tertentu. Sebenarnya penyebab dari anhidrosis sampai saat ini belum bisa dipastikan oleh para ahli kesehatan.
Penyebab Berkurangnya Keringat
Berikut ini adalah beberapa penyebab mengapa keringat yang keluar dari tubuh Anda berkurang:
1. Secara neurologis, bisa disebabkan oleh cedera kepala, stroke akibat panas, histeria, dan masalah bedah saraf seperti sindrom Guillain-Barre.
2. Penyakit kulit yang menutup kelenjar keringat seperti miliaria, contact dermatitis.
3. Penyakit bawaan yang menyebabkan tidak adanya kelenjar keringat dalam tubuh.
4. Beberapa jenis obat seperti obat antipsikotik untuk mengobati gangguan mental, antiperspirant topikal yang mengandung aluminium sulfat, serta antikolinergik, seperti atropin dan skopolamin.
5. Trauma pada kelenjar keringat seperti dermatitis exfoliative.
6. Luka bakar.
7. Diabetes.
8. Dehidrasi.
9. Bayi yang baru lahir dan bayi prematur biasanya mengalami anhidrosis sementara karena sistem sarafnya belum sempurna.
Tanda dan Gejala Anhidrosis
1. Keringat yang keluar sangat sedikit atau bahkan tidak ada.
2. Pusing.
3. Kram otot dan merasa lemah.
4. Jantung berdebar cepat.
5. Hingga yang paling parah mengalami halusinasi, koma atau kematian.
Mengatasi Anhidrosis
Temukan dan obati penyebabnya, baru kemudian Anda bisa melakukan pengobatan dan pemulihan. Jika obat yang Anda gunakan menyebabkan anhidrosis, segera hentikan pemakaian dan hubungi dokter untuk meminta obat lainnya. Hal ini juga penting sebagai langkah untuk mencegah kelelahan dan stroke akibat panas, serta dehidrasi. Berikut adalah cara-cara sederhananya:
- Minum air sebanyak mungkin secara rutin.
- Minum jus buah atau minuman olahraga yang mengandung elektrolit.
- Latihan ketika tubuh dingin.
- Pilih pakaian yang tepat dan sesuai dengan kondisi cuaca.
- Kenakan topi saat berada di luar ruangan.
- Perhatikan tubuh Anda: Jangan abaikan gejala stres saat panas seperti kram otot, mual, pusing atau rasa lemah.
- Pijat otot yang tegang dengan lembut.
- Dapatkan perawatan medis jika kram semakin memburuk atau tidak hilang dalam waktu sekitar satu jam.
- Pindahkan ke dalam ruang yang teduh atau ber-AC.
- Atasi stroke akibat panas, dengan menempelkan tas khusus berisi es di leher, pangkal paha dan kepala.
- Hindari minum kafein atau alkohol karena dapat menyebabkan dehidrasi.
- Kontrol tingkat aktivitas Anda secara cermat.
- Jangan mengenakan pakaian yang berlapis banyak saat cuaca dingin.
- Hindari makanan panas.
Untuk mengobati kondisi ini, Anda hanya perlu menemukan penyebabnya dan kemudian mengobatinya. Langkah-langkah untuk mencegah dehidrasi, stroke akibat panas dan kelelahan akibat panas juga harus dilakukan dengan seksama. Nah, sekarang Anda sudah mendapatkan informasi mengenai anhidrosis. Apakah Anda mengalaminya? Atau mungkin orang di sekitar Anda mengalami anhidrosis? Sampaikan isi artikel ini pada mereka.
Source: http://duniafitnes.com
Label:
farmakologi,
hidup sehat,
keperawatan,
kesehatan,
mikrobiologi,
Pengetahuan,
sosial,
umum
Kamis, 29 September 2011
METABOLISME XENOBIOTIK
APA ITU XENOBIOTIK
- Xenobiotik berasal dari bahasa Yunani: Xenos yang artinya asing
- Xenobiotik adalah zat asing yang masuk dalam tubuh manusia
- Contoh: obat obatan, insektisida, zat kimia tambahan pada makanan (pemanis, pewarna, pengawet) dan zat karsinogen lainya
MENGAPA XENOBIOTIK DI METABOLISME
- Xenobiotik umumnya tidak larut air, sehingga kalau masuk tubuh tidak dapat diekskresi
- Untuk dapat diekskresi xenobiotik harus dimetabolisme menjadi zat yang larut, sehingga bisa diekskresi
- Organ yang paaling berperan dalam metabolisme xenobiotik adalah hati
- Ekskresi xenobiotik melalui empedu dan urine
METABOLISME XENOBIOTIK
- Metabolisme xenobiotik dibagi 2 fase
- Fase Hidroksilasi dan Fase Konjugasi
- Fase Hidroksilasi → fase mengubah xenobiotik aktif menjadi inaktif
- Fase konjugasi → fase mereaksikan xenobiotik inaktik dengan zat kimia tertentu dalam tubuh menjadi zat yang larut, sehingga mudah diekresi baik lewat empedu maupun urine
- Fase Hidroksilasi → fase mengubah xenobiotik aktif menjadi inaktif, oleh enzim Mono oksidase atau Sitokrom P450
- Enzim Sitokrom P450 terdapat banyak di Retikulum Endoplasma
- Fungsi enzim ini adalah sebagai katalisator perubahan Hidrogen (H) pada xenobiotik menjadi gugus Hidroksil (OH)
- Reaksi Hidroksilasi oleh enzim Sitokrom P450 adalah sbb:
- RH + O2 → R-OH + H2O
- Sitokrom P450 merupakan hemoprotein seperti Hemoglobin, banyak terdapat pada membran retikulum endoplasma sel hati
- Pada beberapa keadaan produk hidroksilasi bersifat mutagenik atau karsinogenik
- Fase konjugasi → fase mereaksikan xenobiotik inaktik dengan zat kimia tertentu dalam tubuh menjadi zat yang larut, sehingga mudah diekskresi baik lewat empedu maupun urine
- Zat dalam tubuh yang biasa dipergunakan untuk proses konjugasi adalah: asam glukoronat, sulfat, acetat, glutation atau asam amino tertentu
- Glukuronidasi: proses menkonjugasi xenobiotik dengan asam glukorunat, dengan enzim glukuronil transferase
- Xenobiotik yang mengalami glukorunidasi adalah: asetilaminofluoren (karsinogenik), anilin, asam benzoat, meprobamat, fenol dan senyawa steroid
- Sulfasi: proses konjugasi xenobiotik dengan asam sulfat, dengan enzim sulfotransferase
- Xenobiotik yang mengalami sulfasi adalah: alkohol, arilamina, fenol
- Konjugasi dengan Glutation, yang terdiri dari tripeptida (glutamat, sistein, glisin) dan biasa disingkat GSH, menggunakan enzim glutation S-transferase atau epoksid hidrolase
- Xenobiotik yang berkonjugasi dengan GSH adalah xenobiotik elektrofilik (karsinogenik)
- Metabolisme xenobiotik kadang disebut proses detoksifikasi, tetapi istilah ini tidak semuanya benar, sebab tidak semua xenobiotik bersifat toksik
- Respon metabolisme xenobiotik mencakup efek farmakologik, toksik, imunologik dan karsinogenik
METABOLISME XENOBIOTIK OBAT
- Pada metabolisme obat, pada obat yang sudah aktif → metabolisme xenobiotik fase 1 berfungsi mengubah obat aktif menjadi inaktif, sedang paa obat yang belum aktif → metabolisme xenobiotik fase 1 berfungsi mengubah obat inaktif menjadi aktif
RESPON METABOLISME XENOBIOTIK
- Respon metabolisme xenobiotik dapat menguntungkan karena metabolit yang dihasilkan menjadi zat yang polar sehingga dapat diekskresi keluar tubuh
- Respon metabolisme xenobiotik dapat merugikan karena:
- Berikatan dengan makromolekul dan menyebabkan cidera sel
- Berikatan dengan makromolekul menjadi hapten → merangsang pembentukan antibodi dan menyebakan reaksi hipersensitivitas yang berakibat cidera sel
- Berikatan dengan makromolekul menjadi zat mutan yang menyebakan timbulnya sel kanker
REFERENSI
- Harper, Rodwell, Mayes, 1977, Review of Physiological Chemistry
- Colby, 1992, Ringkasan Biokimia Harper, Alih Bahasa: Adji Dharma, Jakarta, EGC
- Wirahadikusumah, 1985, Metabolisme Energi, Karbohidrat dan Lipid, Bandung, ITB
- Harjasasmita, 1996, Ikhtisar Biokimia Dasar B, Jakarta, FKUI
- Toha, 2001, Biokimia, Metabolisme Biomolekul, Bandung, Alfabeta
- Poedjiadi, Supriyanti, 2007, Dasr-Dasar Biokimia, Bandung, UI Press
- dr-suparyanto.blogspot.com
Label:
biologi,
farmakologi,
keperawatan,
kesehatan,
kimia farmasi,
mikrobiologi,
obat,
Pengetahuan,
sosial,
umum
PEMERIKSAAN AIR SENI (URINE ANALYSIS)
Dr, Suparyanto, M.Kes
JENIS URINE
PENGAMBILAN URINE
WADAH
VOLUME
WARNA URINE
Prinsip:
Tujuan:
Persiapan:
Alat yang diperlukan: tabung reaksi
Cara pemeriksaan:
Pelaporan:
KEJERNIHAN
Cara pemeriksaan:
PEMERIKSAAN BERAT JENIS URINE
Cara pemeriksaan:
Perhitungan:
PEMERIKSAAN DERAJAT KEASAMAN URINE
Cara pemeriksaan:
PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE
Cara pemeriksaan:
Hasil yang mungkin ditemukan:
PEMERIKSAAN PROTEIN URINE
Cara pemeriksaan:
Hasil:
PEMERIKSAAN BILIRUBINE URINE
Alat yang digunakan:
Cara pemeriksaan
PEMERIKSAAN REDUKSI URINE
Alat yang digunakan:
Cara pemeriksaan (Metode Benedict):
Hasil:
PEMERIKSAAN GALLI MAININI TEST
Alat yg digunakan:
PEMERIKSAAN TES KEHAMILAN IMUNOLOGIK
Alat yg diperlukan:
REFERENSI
JENIS URINE
- Urine sewaktu: urine yang dikeluarkan pada waktu yang tidak ditentukan (sewaktu-waktu)
- Untuk pemeriksaan warna, kejernihan, bilirubin, pH
- Urine pagi: urine yang dikeluarkan pd waktu pagi hari setelah bangun tidur
- Untuk pemeriksaan: berat jenis, protein, sedimen
PENGAMBILAN URINE
WADAH
- Bermulut lebar dan dapat ditutup rapat
- Harus bersih dan kering
- Wadah diberi label: nama, nomor dan tanggal
VOLUME
- 20 ml, kecuali untuk berat jenis = 50 ml
- Harus segera diperiksa, jika ditunda simpan di lemari es (4oC), atau dalam termos es
WARNA URINE
Prinsip:
- warna urine diuji pada ketebalan 7-10cm dengan cahaya tembus
Tujuan:
- mengetahui warna urine
Persiapan:
- Px dilarang makan/minum obat yang memberi warna urine: B-komplek, rifampisin, piramidon dll
Alat yang diperlukan: tabung reaksi
Cara pemeriksaan:
- Isi tabung reaksi dengan urine ¾ nya
- Dilihat dlm posisi miring dng penerangan matahari
Pelaporan:
- Tidak berwarna, kuning muda, kuning kemerahan, putih susu
- Nilai normal: kuning muda – kuning tua
KEJERNIHAN
- Prinsip: memeriksa kejernihan urine secara langsung
- Tujuan: menentukan apakah urine telah keruh pada saat dikeluarkan atau setelah didiamkan
- Persiapan: pasien jangan terlalu banyak makan protein
Cara pemeriksaan:
- Masukan urine kedlm tabung reaksi, ¾ nya
- Dilihat dng latar belakang hitam, dengan sinar matahari
- Dilihat kejernihanya, apakah ada kekeruhan
- Pelaporan: jernih, agak keruh, keruh atau sangat keruh
- Nilai normal: Tidak berwarna/jernih
PEMERIKSAAN BERAT JENIS URINE
- Prinsip: memeriksa berat jenis urine dengan alat urinometer
- Tujuan: mengetahui kepekatan urine
- Alat yang diperlukan:
- Urinometer
- Gelas ukur 50 ml
- Termometer 0o-50oc
Cara pemeriksaan:
- Baca dan catat suhu tera yang tercantum pada alat urinometer, kemudian baca suhu kamar
- Tuang urine ke gelas ukur 50 cc
- Masukan urinometer kedlm gelas ukur, usahakan bebas terapung
- Baca berat jenis setinggi miniskus bawah (3 angka dibelakang koma)
Perhitungan:
- Jika suhu urinometer berbeda dengan suhu kamar, lakukan koreksi → perbedaan 3oC, suhu kamar melebihi sushu tera → berat jenis ditambah 0,001, dibawahnya dikurangi 0,001
- Contoh: suhu tera 30oC, urine 33oC → urinometer 1,004 → berat jenis urine 1,004 + 0,001 = 1,005
- Nilai normal: 1,003 – 1,030
PEMERIKSAAN DERAJAT KEASAMAN URINE
- Prinsip: perubahan warna kertas lakmus dalam suasana keasaman tertentu
- Tujuan: mengetahui pH urine
- Alat yang dipakai: kertas lakmus merah – biru
Cara pemeriksaan:
- Kertas lakmus merah atau biru dibasahi urine
- Tunggu 1 menit, perhatikan perubahan warna yang terjadi
- Urine asam: lakmus biru → merah
- Urine basa: lakmus merah → biru
- Urine netral: lakmus merah/biru tidak berubah warna
PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE
- Prinsip: Berat jenis unsur organik – anorganik > BJ urine → dengan sentrifuge zat-zat tsb akan mengendap
- Tujuan: menentukan unsur sedimen organik – anorganik dlm urine secara mikroskopis
- Persiapan px: dilarang makan obat sulfa
Cara pemeriksaan:
- Kocok urine dalam botol agar sedimen merata
- Masukan urine dalam tabung sentrifuge 10 –15 cc → sentrifuge selama 5 menit dengan kecepatan 2000 rpm
- Tuang bagian atas urine → tinggal 0,5 – 1 cc → kocok kembali sedimen
- Tuang dalam obyek glass, tutup dengan cover glass → periksa dibawah mikroskop
Hasil yang mungkin ditemukan:
- Sel epitel, eritrosit, lekosit, silinder, kristal, jamur, trikomonas, spermatozoa
- Eritrosit: 0 – 1 / LP
- Leukosit: 0 – 3 / LP
- + : bila jumlahnya sedikit
- ++ : bila jumlahnya banyak
- +++ : bila jumlahnya banyak sekali
PEMERIKSAAN PROTEIN URINE
- Prinsip: terjadi endapan urine jika direaksikan dengan asam sulfosalisilat
- Tujuan; menentukan adanya protein dalam urine
- Alat yang diperlukan:
- Tabung reaksi dan rak
- Pipet
Cara pemeriksaan:
- 2 tabung reaksi A & B diisi urine 2cc
- Tabung A + 8 tetes asam sulfosalisilat 20 % → goyang perlahan agar campur
- Kekeruhan dilihat dengan latar belakang gelap, bandingkan dengan tabung B
Hasil:
- Negatif : tidak ada kekeruhan
- Positif + : kekeruhan ringan tanpa butiran
- Positif ++ : kekeruhan dengan butiran
- Positif +++ : kekeruhan dengan kepingan
- Positif ++++ : kekeruhan dengan gumpalan
PEMERIKSAAN BILIRUBINE URINE
- Prinsip: oksidasi pigmen empedu oleh asam → biliverdin (hijau) atau bilisianin (biru) atau choletelin (ungu)
- Tujuan; mengetahui adanya bilirubin dalam urine
- Persiapan px; dilarang minum obat pyridin
Alat yang digunakan:
- Corong kaca,
- Kertas saring,
- Tabung reaksi dan rak
- Reagen:
- Barium klorit 10 %
- Reagen Fouchet
Cara pemeriksaan
- Masukan urine dlm tabung reaksi 5cc + 5cc barium klorit 20 %
- Campur lalu saring dengan kertas saring
- Kertas saring dengan endapan dikeringkan
- Tetesi endapan dengan reagen fouchet 2-3 tetes
- Perhatikan perubahan warna
- Hasil:
- Positif : ada warna hijau
- Negatif : tidak ada warna hijau
PEMERIKSAAN REDUKSI URINE
- Prinsip: glukosa dapat mereduksi ion cupri dalam larutan alkalis → terjadi perubahan warna dari hijau → merah
- Tujuan: menentukan adanya glukose dalam urine
- Persiapan px:
- Dilarang minum obat vit.C, salisilat, sterptomisin → memberi hasil positif palsu
Alat yang digunakan:
- Tabung reaksi
- Pipet
- Lampu spiritus
- Penjepit tabung
- Reagen:
- Fehling
- Benedict
Cara pemeriksaan (Metode Benedict):
- Masukan 2,5cc reagen benedict kedlm tabung reaksi
- Tambahkan urine 4 tetes
- Panaskan dalam air mendidih 5 menit atau dengan api spiritus 2 menit, jaga jangan sampai mendidih
- Angkat tabung dan baca hasilnya
Hasil:
- Negatif : tetap biru atau kehijauan
- Positif +: hijau kekuningan keruh
- Positif ++: kuning keruh
- Positif +++: Jingga atau lumpur keruh
- Positif ++++: Merah bata keruh
PEMERIKSAAN GALLI MAININI TEST
- Prinsip: menemukan spermatozoa dlm urine katak jantan yg dirangsang oleh HCG urine
- Tujuan: mengetahui kehamilan dng menggunakan katak jantan
- Persiapan: katak jantan yg dipergunakan tidak boleh mengandung sperma → dng pipet diambil cairan di lubang pengeluaran → periksa mikroskop → jika ada sperma tidak boleh dipakai
Alat yg digunakan:
- Spuit 5cc, Kaca obyek, Mikroskop
- Urine 5cc disuntikan sc di perut 1 ½ cm didepan cloaca → lepas ditoples berisi air
- 1 jam kmdn → periksa urine katak, jika tdk ada sperma → periksa 1 jam lagi
- Jika ada sperma GM (+), jika tidak GM (-)
PEMERIKSAAN TES KEHAMILAN IMUNOLOGIK
- Tujuan: untuk mengetahui kehamilan dengan tes serologi
- Prinsip:
- Reaksi hambatan aglutinasi antara antibodi HCG dengan lateks (reagen) oleh HCG
- Lateks akan diendapkan oleh antibodi HCG
- Adanya HCG bebas dalam urine → antibodi akan dinetralkan → sehingga pengendapan tidak terjadi
Alat yg diperlukan:
- Kaca obyek, pipet, pengaduk
- Antibodi HCG serum, HCG-lateks (antigen)
- 1 tetes urine + 1 tetes anti serum → pada kaca obyek →aduk
- Tambah 1 tetes antigen → goyang → baca
- Positif: tidak ada penggumpalan
- Negatif: ada penggumpalan
REFERENSI
- Harper, Rodwell, Mayes, 1977, Review of Physiological Chemistry
- Colby, 1992, Ringkasan Biokimia Harper, Alih Bahasa: Adji Dharma, Jakarta, EGC
- Wirahadikusumah, 1985, Metabolisme Energi, Karbohidrat dan Lipid, Bandung, ITB
- Harjasasmita, 1996, Ikhtisar Biokimia Dasar B, Jakarta, FKUI
- Toha, 2001, Biokimia, Metabolisme Biomolekul, Bandung, Alfabeta
- Poedjiadi, Supriyanti, 2007, Dasr-Dasar Biokimia, Bandung, UI Press
- Depkes, 1991, Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas,Jakarta,Depkes
Label:
alat kesehatan,
farmakologi,
kimia farmasi,
mikrobiologi,
Pengetahuan,
penyakit,
sosial,
umum
Rabu, 28 September 2011
FISIOLOGI CAIRAN TUBUH
Cairan Tubuh
- Sel organisme multiseluler (manusia) hidup dalam lautan cairan yang dibungkus oleh kulit organisme tsb → Cairan Ekstra Sel (CES)
- Semua sel organisme multiseluler perlu nutrisi dan O2 dari CES
- Semua sel organisme multiseluler membuang sisa metabolisme kedalam CES
- Tugas CES adalah menyediakan nutrisi sel dan membersihkan sisa metabolisme sel, juga merupakan medium transport substansi kimia/transmisi impuls dari satu sel ke sel yang lain
- CIS : merupakan medium reaksi kimia (aktivitas biokimiawi sel)
Sel dan Cairan Tubuh
Kehidupan Sel
Komposisi Cairan
- Cairan tubuh terdiri ± 57 % BB → terdiri dari : CIS=70% dan CES=30%
- Cairan Intra Seluler ( CIS ): Cairan yang terletak didalam sel tubuh
- Cairan Ekstra Seluler (CES ): Cairan yang terletak diluar sel tubuh
- CES atau Cairan Interstisial: cairan yang terdapat pada celah antar sel, terdiri: Plasma darah, Cairan serebrospinal, Cairan limfe, Cairan intraokuler, Cairan persendian, Cairan gastrointestinal
Komposisi Mineral
Darah
- Volume darah : ± 1/13 BB
- Sel darah merah ( Eritrosit )
- Sel darah putih ( Leukosit )
- Trombosit
- Plasma darah
Beda Serum dan Plasma Darah
- Jika darah dibiarkan invitro maka akan terjadi pembekuan, dan diatas bekuan timbul cairan jernih yang disebut : Serum
- Jadi perbedaan serum dan plasma darah terletak pada ada tidaknya sistem pembekuan darah.
- Plasma → mengandung sistem pembekuan darah, serum tidak
Hematokrit
- Hematokrit darah : adalah persentase darah yang berupa sel.
- Hematokrit 40 berarti 40 % dari volume darah adalah sel, sedang sisanya plasma.
- Harga normal pria : 42, wanita : 38
Eritrosit
- Bentuk eritrosit diskus bikonkaf dengan diameter 8,6 µm
- Mengandung haemoglobin (Hb) yaitu suatu protein yang mengandung zat besi dan karbonik anhidrase (suatu enzim yang terlibat dalam transport O2)
- Jumlah normal :
- pria : 4,5 juta – 5,5 juta / mm2, dan
- wanita : 4 juta – 5 juta / mm2
Fungsi Eritrosit
- Fungsi eritrosit adalah mengangkut O2 dari paru ke seluruh sel tubuh, sedang CO2 juga diangkut oleh eritrosit dan plasma darah.
- Daya angkut O2 tersebut akibat Hb mempunyai afinitas terhadap O2, dimana 1 g Hb mampu mengangkut 1,34 cc O2, atau 100 cc darah mengangkut 20 cc O2
- Harga normal Hb : pria : 13 – 16 g%, sedang wanita : 12 – 14 g%
Metabolisme Eritrosit
- Umur eritrosit adalah 120 hari
- Eritrosit mati → mengalami destruksi di limpa → hemoglobin → haem + globin
- Haem → besi + porfirin, zat besi digunakan untuk membentuk eritrosit baru
- Porfirin → bilirubin → mewarnai urine (urobilin) dan feses (sterkobiline)
- Tempat pembuatan sel eritrosit adalah: sumsum tulang, limpa dan hepar
Leukosit Granular
- Neutrofil : granula tidak berwarna
- Eosinofil : granula berwarna merah pada pewarnaan asam
- Basofil : granula berwarna biru pada pewarnaan basa
Leukosit Agranular
- Monosit : merupakan sel besar dengan bentuk nukleus oval atau seperti ginjal
- Limfosit : mempunyai nuleus yang besar dan mengisi hampir seluruh sel
Hitung Jenis Leukosit
Harga normal hitung jenis leukosit :
- Basofil : 0 – 1 %
- Eosinofil: 2 – 4 %
- Batang : 1 – 5 %
- Segmen: 51 – 67 %
- Limfosit : 20 – 30 %
- Monosit: 2 – 6 %
Fungsi Leukosit
- Granulosit dan monosit berfungsi untuk:
- Melindungi tubuh terhadap invasi organisma dengan cara memakanya yang disebut : fagositosis, dan
- Mampu menembus dinding pembuluh darah melalui pori pori yang disebut proses diapedesis
- Limfosit berfungsi untuk proses kekebalan (imunitas seluler)
Tempat Pembuatan Leukosit
- Granulosit dan monosit dibuat di sumsum tulang
- Limfosit dibuat di : kelenjar limfe, limpa, timus, tonsil
Sel Darah
Trombosit
- Trombosit berasal dari sel megakariosit yang pecah menjadi bagian kecil kecil yang disebut platelet atau trombosit
- Megakariosit berasal dari sel meiloblast yang juga merupakan induk sel leukosit.
- Harga normal : 200.000 – 400.000 / mm2
- Trombosit berfungsi sebagai sistem pembekuan darah
Mekanisme Pembekuan Darah
- Proses pembekuan darah →melalui 3 tahap :
- Suatu zat yang dinamakan aktivator protrombin terbentuk akibat robeknya pembuluh darah atau rusaknya darah itu sendiri
- Aktivator protrombin mengaktifkan perubahan protrombin menjadi trombin
- Trombin bekerja sebagai enzim yang mengubah fibrinogen menjadi benang benang fibrin yang menyaring sel sel daah merah dan plasma untuk membentuk bekuan itu sendiri.
Skema Mekanisme Pembekuan Darah
Plasma Darah
- Air : 91-92 %
- Protein plasma terdiri : albumin, globulin, fibrinogen, protrombin
- Albumin : 4,5 g%, berfungsi menyebabkan tekanan osmotik pada membran kapiler, dan mencegah cairan plasma keluar dari kapiler masuk kedalam ruang interstitial.
- Jika kadar albumin rendah (hipoalbumin) → tekanan osmotik rendah → cairan darah masuk jaringan → udem
- Globulin : 2,5 g%, terdiri globulin α, β, γ
- Globulin α, βberfungsi untuk mengangkut protein yang dapat bergabung denganya
- Globulin γ berfungsi membentuk antibodi.
- Fibrinogen : 0,3 g%, berfungsi untuk proses pembekuan darah
- Protrombin : berfungsi untuk proses pembekuan darah
- Unsur anorganik : Na, K, Ca, Mg, Fe, I dll
- Unsur organik : urea, asam urat, kreatinin, glukose, asam lemak, asam amino, enzim, hormon.
Golongan Darah
- Golongan darah sistem ABO → diberi nama berdasarkan adanya aglutinogen (zat yang dibekukan) yang terdapat dalam permukaan eritrosit
- Macam aglutinogen: A dan B
- Aglutinogen tersebut akan menyebabkan aglutinasi dan hemolisis → jika bercampur dengan aglutinin anti-A (α) dan anti-B (β) yang terdapat dalam plasma darah
- Aglutinin (zat yang membekukan) merupakan γ globulin
Reaksi Transfusi
- Jika gol darah tidak sama → aglutinin anti-A akan menggumpalkan aglutinogen A yang terdapat dalam eritrosit
- Begitu juga aglutinin anti-B menggumpalkan aglutinogen B
- Sel yang menggumpal → beberapa jam → hari → difagositosis oleh leukosit
- Jika gol darah tidak cocok → yang menggumpal adalah darah donor, bukan darah resipien, karena plasma darah donor (mengandung aglutinin) segera diencerkan oleh plasma resipien → tidak cukup untuk menggumpalkan aglutinogen resipien
- Plasma resipien (mengandung aglutinin) dalam jumlah banyak → segera menggumpalkan aglutinogen donor
Reaksi Transfusi
- Aglutinasi
- Hemolisis
- Icterus
- Gagal ginjal: ( hemolisis → toksin → vasokonstriksi tubulus ginjal → gagal ginjal)
Imunologi
- Imunologi: Ilmu yang mempelajari tentang sistem imun ( kekebalan ) tubuh
- Sistem Imun → semua mekanisme perlindungan tubuh terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup.
- Sistem Imun alamiah / non spesifik / nature / innate
- Sistem Imun didapat / spesifik / adaptif / acquired
Sistem Imun Non Spesifik
- Sistem tersebut non spesifik karena tidak ditujukan terhadap mikroorganisme tertentu, tetapi berespon terhadap semua jenis antigen
- Telah ada dan siap berfungsi sejak lahir, contoh: permukaan tubuh, selaput lendir dan berbagai komponen dalam tubuh (cairan vagina, lambung, saliva, air mata)
- Sistem Imun non spesifik merupakan pertahanan tubuh terdepan dalam menghadapi serangan berbagai mikroorganisme, oleh karena dapat memberikan respon langsung terhadap antigen.
- Sedang sistem imun spesifik membutuhkan waktu (untuk mengenal antigen terlebih dahulu) sebelum dapat memberikan responya.
Contoh Sistem Imun Non Spesifik
- Fisik: kulit, selaput lendir, batuk, bersin
- Larutan: asam lambung, cairan vagina, saliva, air mata
- Sel: monosit, basofil, neutrofil, eosinofil, makrofag
Sistem Imun Spesifik
- Sistem imun spesifik mempunyai kemampuan untuk mengenal benda yang dianggap asing bagi dirinya. Benda asing yang pertama kali muncul dalam badan segera dikenal oleh sistem imun spesifik → menyebabkan sensitisasi sel sel sistem imun tersebut
- Bila sel imun tersebut berpapar kembali dengan benda asing yang sama, maka benda asing yang terakhir ini akan dikenal lebih cepat, kemudian dihancurkan olehnya (antibodi atau sel T).
Contoh:
- Larutan: antibodi (sel B)
- Seluler: sel T
Antigen
- Bahan yang dapat merangsang respon imunologi atau bahan yang dapat bereaksi dengan antibodi yang sudah ada
- Secara fungsional antigen dibagi dua : Imunogen dan Hapten
- Imunogen → bahan yang dapat menimbulkan respon imun
- Hapten → molekul yang dapat bereaksi dengan antibodi, tetapi tidak dapat merangsang pembentukan antibodi secara langsung
Antibodi
- Adalah protein serum yang disebut Globulin, dan sekarang dikenal sebagai Imunoglobulin (Ig)
- Imunoglobulin dibentuk oleh sel plasma yang berasal dari porliferasi sel B akibat kontak dengan antigen
- Ig terdiri dari α, β, γ dan yang terbanyak adalah γ globulin
- Macam imunoglobulin adalah : Ig G, Ig A, Ig M, Ig E, Ig D
Hipersensitivitas
- Hipersensitivitas : yaitu reaksi imune yang patologik, terjadi akibat respon imune yang berlebihan sehingga menimbulkan kerusakan jaringan tubuh
- Hipersensitivitas tipe 1: disebut juga reaksi alergi
- Hipersensitivitas tipe 2
- Hipersensitivitas tipe 3
- Hipersensitivitas tipe 4
Retikulo Endotelial Sistem (RES)
- RES= Retikulo Endotelial Sistem → sistem organ yang berfungsi dalam perlindungan tubuh terhadap infeksi dengan cara memakan (fagositosis) benda asing dan bakteri
- Yang termasuk RES → kelenjar limfe, limpa, hati dan sumsum tulang
- RES berhubungan dengan limfosit dan organ pembentuk darah
Tugas Individu
- Sebutkan foktor intrinsik dan faktor ekstrinsik yang berpengaruh dalam pembekuan darah
- Jelaskan reaksi transfusi yg terjadi antar golongan darah (semuanya)
Label:
biologi,
farmakologi,
keperawatan,
kesehatan,
mikrobiologi,
obat,
Pengetahuan,
penyakit,
sosial,
umum
Selasa, 27 September 2011
Kunyah Lebih Lama Agar Tubuh Langsing
-
Sedari kecil kita selalu diajarkan untuk mengunyah makanan dengan baik, setidaknya 32 kali untuk setiap suapan. Jika sebelumnya anjuran ini dikaitkan dengan kesehatan, kini hal tersebut semakin diperkuat dengan alasan kecantikan. Anda bisa langsing jika mengunyah makanan lebih lama.
Studi terbaru menunjukkan bahwa mengunyah makanan lebih lama bisa membuat Anda mengonsumsi kalori yang lebih sedikit. Mengunyah makanan sebanyak 40 kali membuat partisipan penelitian ini mengonsumsi kalori 12 persen lebih sedikit dari mereka yang mengunyah makanan 15 kali, seperti kebanyakan orang. Selain itu, tentu Anda tahu jika otak butuh waktu 20 menit untuk merasa kenyang, sehingga mengunyah lebih lama menjamin Anda tidak akan makan berlebihan.
Dikutip dari femalefirst, Jie Li dan koleganya dari harbin Medical University di China memberikan menu sarapan yang sama kepada 14 pria muda yang kelebihan berat badan, dan kepada 16 pria muda yang memiliki berat badan normal. Perlakuan ini untuk melihat apakah ada perbedaan pada cara mereka mengunyah makanan. Peneliti juga meneliti apakah mengunyah lebih lama membuat seseorang makan lebih sedikit dan apakah memengaruhi tingkat gula darah atau hormon penentu selera makan mereka.
Hasilnya, yang dipublikasikan di American Journal of Clinical Nutrition, menemukan bahwa ada hubungan antara jumlah mengunyah dengan kadar sejumlah hormon yang memengaruhi otak untuk mulai makan dan berhenti makan. Lebih spesifik lagi, mengunyah lebih banyak menyebabkan penurunan kadar ghrelin, hormon yang merangsang selera makan, dan juga menaikkan level CCK, hormon yang diyakini bertugas mengurangi selera makan.
sumber : KapanLagi.com
Senin, 26 September 2011
PEMERIKSAAN DARAH (BLOOD ANALYSIS)
Dr; Suparyanto, M.Kes
PENGAMBILAN SPESIMEN
PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN METODE SAHLI
Cara pemeriksaan:
Cara pemeriksaan:
PEMERIKSAAN HITUNG LEUKOSIT
Cara pemeriksaan:
PEMERIKSAAN HITUNG ERITROSIT
Cara pemeriksaan:
Nilai Normal:
PEMERIKSAAN HITUNG TROMBOSIT
Cara pemeriksaan:
PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH (LED)
PEMERIKSAAN HITUNG JENIS LEUKOSIT
Reagen:
Harga Normal:
PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH ABO
Reagen:
Hasil:
GOL. DARAH ANTI A ANTI B
A + -
B - +
AB + +
O - -
WAKTU PERDARAHAN
(BLEEDING TIME)
Prinsip :
WAKTU PEMBEKUAN
(CLOTING TIME)
Prinsip :
PEMERIKSAAN PAPANICOLAOU SMEAR
Prinsip :
Hasil:
PEMERIKSAAN JAMUR
Prinsip :
PEMERIKSAAN SEREBRO SPINAL
Volume :
Putih / mm3 Merah / mm3
Neonatus 0.15 0.5
Anak 0.10 0.1
Dewasa 0.5 0.1
Chlorida :
Glukosa :
REFERENSI
PENGAMBILAN SPESIMEN
- Alat: pipet, spuit, lancet, tourniquet, kapas alkohol 70%
- Wadah: tertutup, bersih, kering, berlabel
- Dewasa: ujung jari tengah, manis
- Anak: tumit, ibu jari kaki bag pinggir
- Darah vena: vena cubiti
- EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetate) → 1½ mg/ml
- Larutan Oxalat → 0,2 ml/ml darah
PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN METODE SAHLI
- Prinsip: Hb → asam hematin (oleh HCl) → warna as hematin dibandingkan dengan standart
- Tujuan: menetapkan kadar Hb dlm darah
- Reagen: lar HCl 0,1N, aquadest
- Gelas berwarna sbg standart
- Tabung hemometer
- Pengaduk dari gelas
- Pipet Sahli, pipet Pasteur
- Kertas saring
Cara pemeriksaan:
- Tab hemometer diisi lar HCl 0,1N → sampai tanda 2
- Hisap darah kapiler dng pipet Sahli smpi tanda 20 μl
- Hapus kelebihan darah dng kertas tisu
- Masukan darah kedalam tabung hemometer
- Bilas darah dengan larutan HCl didlm tabung
Cara pemeriksaan:
- Tunggu 5 menit → pembentukan as. Hematin
- Tambah aquadest → sampai warna sama dengan standart → baca dalam gr/dl
- Laki-laki: 14 – 18 gr/dl
- Wanita : 12 – 16 gr/dl
PEMERIKSAAN HITUNG LEUKOSIT
- Prinsip: darah diencerkan dan dicat dengan larutan Turk → lalu dihitung jumlah leukosit dalam volume tertentu
- Tujuan: menghitung jumlah lekosit dalam darah
- Alat yg digunakan:
- Pipet leukosit
- Kamar hitung (Improved Neubauer)
- Mikroskop
- Counter tally
- Reagen: Larutan Turk
Cara pemeriksaan:
- Hisap darah EDTA dng pipet lekosit → sampai tanda 0,5
- Hapus kelebihan darah dng kertas tisu
- Hisap lar. Turk sampai tanda 11
- Kocok darah dan larutan ± 2 – 3 menit
- Buang lar 3 – 4 tetes → masukan kedalam kamar hitung
- Hitung leukosit dengan mikroscop → lap 1,3,7,9 → hasil x 50
- Nilai Normal: 5.000 – 10.000 / mm3
PEMERIKSAAN HITUNG ERITROSIT
- Prinsip: darah diencerkan dan dicat dengan larutan Hayem → lalu dihitung jumlah eritrosit dalam volume tertentu
- Tujuan: menghitung jumlah eritrosit dalam darah
- Alat yg digunakan:
- Pipet eritrosit
- Kamar hitung (Improved Neubauer)
- Mikroskop
- Counter tally
- Reagen: Larutan Hayem
Cara pemeriksaan:
- Hisap darah EDTA dng pipet eritrosit → sampai tanda 0,5
- Hapus kelebihan darah dng kertas tisu
- Hisap lar. Hayem sampai tanda 101
- Kocok darah dan larutan ± 2 – 3 menit
- Buang lar 3 – 4 tetes → masukan kedalam kamar hitung
- Hitung leukosit dengan mikroscop → lap A, B, C, D dan E → hasil x 10.000
Nilai Normal:
- Pria : 4,5 – 5,5 juta/ mm3
- Wanita : 4 – 5 juta/ mm3
PEMERIKSAAN HITUNG TROMBOSIT
- Prinsip: darah diencerkan dan dicat dengan larutan Rees Echer → lalu dihitung jumlah trombosit dalam volume tertentu
- Tujuan: menghitung jumlah trombosit dalam darah
- Alat yg digunakan:
- Pipet eritrosit
- Kamar hitung (Improved Neubauer)
- Mikroskop
- Counter tally
- Reagen: Larutan Rees Ecker
Cara pemeriksaan:
- Hisap darah EDTA dng pipet lekosit → sampai tanda 0,5
- Hapus kelebihan darah dng kertas tisu
- Hisap lar. Rees Echer sampai tanda 101
- Kocok darah dan larutan ± 2 – 3 menit
- Buang lar 3 – 4 tetes → masukan kedalam kamar hitung
- Hitung trombosit dengan mikroscop → lap 1,3,7,9 → hasil x 500
- Nilai Normal: 150.000 – 400.000 / mm3
PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH (LED)
- Prinsip (Cara Westergren) →darah EDTA didiamkan dlm waktu tertentu, maka sel sel darah akan mengendap
- Tujuan: Untuk mengetahui kecepatan eritrosit mengendap dalam waktu tertentu
- Alat yang digunakan:
- Tabung Westergren
- Rak Westergren
- Penghisap
- Pencatat waktu
- Pipet berskala
- Spuit 5cc
- Botol kecil
- Reagen: Natrium sitrat 3,8%
- Sediakan botol yang telah diberi 0,4cc Na Sitrat 3,8%
- Hisap darah vena 1,6cc dan masukan kedalam botol yg telah diisi Na sitrat 3,8%
- Campur baik-baik
- Hisap campuran tsb kedlm tab Westergren → sampai tanda 0
- Biarkan pipet tegak lurus dalam rak Westergren
- Baca tingginya plasma selama 1 dan 2 jam
- Laki-laki : 0 – 10 mm/jam
- Wanita : 0 – 20 mm/jam
PEMERIKSAAN HITUNG JENIS LEUKOSIT
- Prinsip: terdapat perbedaan daya serap terhadap zat asam
- Tujuan: menghitung jumlah tiap-tiap jenis leukosit dalam darah
- Alat yang digunakan:
- Mikroskop
- Obyek glass
- Lancet steril
- Pencatat waktu
- Rak pengecatan
- Rak pengering
- Minyak imersi
- Kaca penggeser
- Pinsil kaca
Reagen:
- Larutan Wright
- Larutan buffer pH 6,4
- Buat hapusan darah tepi
- Cat hapusan dengan lar. Wright → 2 menit
- Tetesi dengan lar buffer sama banyak → selama 5 menit
- Siram dengan aquadest
- Keringkan dan baca dengan mikroskop
Harga Normal:
- Eosinofil : 1 – 3 %
- Basofil : 0 – 1 %
- Batang : 2 – 6 %
- Segmen : 50 – 70 %
- Limfosit : 20 – 40 %
- Monosit : 2 – 8 %
PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH ABO
- Prinsip: aglutinasi sel darah merah dengan anti serum tertentu
- Tujuan: untuk mengetahui golongan darah seseorang
- Alat yang diperlukan:
- Obyek glass
- Lancet
- Kapas alkohol
Reagen:
- Serum anti A, Serum anti B, Serum anti AB
- Taruh pada masing-masing obyek glass serum anti A, B dan AB
- Tetesi serum dengan darah dan aduk
- Lihat penggumpalan yang terjadi
Hasil:
GOL. DARAH ANTI A ANTI B
A + -
B - +
AB + +
O - -
WAKTU PERDARAHAN
(BLEEDING TIME)
Prinsip :
- Ialah pemeriksaan terhadap fungsi pembuluh darah (kapilaria) jumlah dan fungsi trombosit (ekstrinsik faktor)
- Cuping telinga ditusuk pinset → dihitung sampai darah berhenti
WAKTU PEMBEKUAN
(CLOTING TIME)
Prinsip :
- Dengan pemeriksaan waktu pembekuan dapat dilihat adanya kelainan / kekurangan dari faktor intrinsik
- Darah dimasukan tabung reaksi → dihitung waktunya sampai beku
PEMERIKSAAN PAPANICOLAOU SMEAR
Prinsip :
- Mendeteksi adanya sel sel ganas pada hapusan sekret vagina / servik
- Px tidak boleh irigasi vagina, memasukan obat pervagina, tidak coitus 24 – 48 jam sebelumnya
- Pemeriksaan dilakukan diantara waktu mens dengan posisi litotomi
- Dengan spekulum, ambil permukaan servik dengan spatula → bahan difiksasi dlm obyek glass
Hasil:
- Kelas 1: tidak ada sel atipikal/abnormal
- Kelas 2: sel atipikal, tidak terbukti maligna
- Kelas 3: dugaan, tp tdk disimpulkan maligna
- Kelas 4: dugaan kuat maligna
- Kelas 5: kesimpulan maligna
PEMERIKSAAN JAMUR
Prinsip :
- Larutan KOH 10 % atau 20 % akan melisiskan kulit, rambut, kuku sehingga bila mengandung jamur akan terlihat adanya Hypha atau spora
PEMERIKSAAN SEREBRO SPINAL
- Cairan serebro spinal diperoleh dari lumbal pungsi pada ruang antar lumbal L3-4 atau L4-5.
- Tekanan pertama diukur, kemudian cairan diaspirasi dan dimasukan dalam tabung pemeriksaan yang steril.
- Data analisa cairan spinal sangat penting dalam mendiagnosa penyakit medulla spinalis dan otak
Volume :
- Bayi : 40 – 60 ml
- Anak : 80 – 120 ml
- Dewasa : 100 – 160 ml
Putih / mm3 Merah / mm3
Neonatus 0.15 0.5
Anak 0.10 0.1
Dewasa 0.5 0.1
Chlorida :
- Neonatus : 108 – 122 mmol / l
- Dewasa : 112 – 130 mmol / l
Glukosa :
- Neonatus : 1.1 – 2.2 mmol / l
- Bayi/anak : 3.9 – 5.0 mmol / l
- Dewasa : 2.8 – 4.4 mmol / l
- Protein Total : 15 – 45 mg / 100 ml
- Albumin : 52 %
- Alpha 1 globulin : 5 %
- Alpha 2 globulin : 14 %
- Beta globulin : 10 %
- Gamma globulin : 19 %
REFERENSI
- Harper, Rodwell, Mayes, 1977, Review of Physiological Chemistry
- Colby, 1992, Ringkasan Biokimia Harper, Alih Bahasa: Adji Dharma, Jakarta, EGC
- Wirahadikusumah, 1985, Metabolisme Energi, Karbohidrat dan Lipid, Bandung, ITB
- Harjasasmita, 1996, Ikhtisar Biokimia Dasar B, Jakarta, FKUI
- Toha, 2001, Biokimia, Metabolisme Biomolekul, Bandung, Alfabeta
- Poedjiadi, Supriyanti, 2007, Dasr-Dasar Biokimia, Bandung, UI Press
- dr-suparyanto.blogspot.com
Label:
keperawatan,
kesehatan,
kimia farmasi,
Pengetahuan,
penyakit,
sosial,
umum
KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI PENYAKIT
Segitiga Epidemiologi
- Segitiga epidemiologi merupakan konsep dasar epidemiologi yang memberi gambaran tentang hubungan antara tiga faktor yg berperan dalam terjadinya penyakit dan masalah kesehatan lainnya
- Segitiga epidemiologi merupakan interaksi antara Host (penjamu), Agent (penyebab) dan Environment (lingkungan)
Segitiga Epidemiologi
- Keadaan di masyarakat dikatakan ada masalah kesehatan jika terjadi ketidak seimbangan antara Host, Agent dan Environment
- Pada saat terjadi ketidakseimbangan antara Host, Agent dan Environment akan menimbulkan penyakit pada individu atau masalah kesehatan di masyarakat
Faktor Host
- Adalah faktor yang melekat pada Host
- Genetik: DM, asma, hipertensi
- Umur: osteoporosis, campak, polio, ca servix, ca mammae
- Jenis kelamin: ca servik, BPH, ca paru
- Suku/ras/warna kulit: negro lebih kuat dari kulit putih
- Fisiologis: kelelahan, kehamilan, pubertas, stres, kurang gizi
- Imunologis: ASI, imunisasi, sakit
- Perilaku: gaya hidup, personal higienis, HAM, rekreasi, merokok, napza
Faktor Agent
- Faktor yang menyebabkan penyakit atau masalah kesehatan
- Gizi: kurang gizi, vitamin, mineral, kelebihan gizi
- Kimia: pengawet, pewarna, asbes, cobalt, racun, antigen
- Fisik: radiasi, trauma, suara, getaran
- Biologis: amoeba, bakteri, jamur, riketsia, virus, plasmodium, cacing
Faktor Environment
- Faktor lingkungan yang mempengaruhi Host dan Agent
- Fisik: iklim (kemarau dan hujan), geografis (pantai dan pegunungan), demografis (kota dan desa)
- Biologis: flora dan fauna
- Sosial: migrasi/urbanisasi, lingkungan kerja, perumahan, bencana alam, perang, banjir
Karakteristik Host
- Resistensi: kemampuan Host untuk bertahan hidup terhadap infeksi (agent)
- Imunitas: kemampuan Host mengembangkan sistem kekebalan tubuh, baik didapat maupun alamiah
- Infectiousness: potensi Host yg terinfeksi untuk menularkan penyakit yang diderita kepada orang lain
Karakteristik Agent
- Infektivitas: kesanggupan agent untuk beradaptasi sendiri terhadap lingkungan Host untuk mampu tinggal, hidup dan berkembang biak dalam jaringan Host
- Patogenesitas: kesanggupan agent untuk menimbulkan reaksi patologis (penyakit) pada Host setelah infeksi
- Virulensi: kesanggupan agent untuk menghasilkan reaksi patologis berat yang menyebabkan kematian
- Toksisitas: kesanggupan agent untuk memproduksi toksin yang merusak jaringan Host
- Invasivitas: kesanggupan agent untuk penetrasi dan menyebar kedalam jaringan Host
- Antigenisitas: kesanggupan agent merangsang reaksi imunologis Host (membentuk antibodi)
Karakteristik Environment
- Topografi: situasi lokasi tertentu (letak/posisi/peta), baik alamiah maupun buatan manusia, yang mempengaruhi terjadinya dan penyebaran penyakit tertentu (danau, sungai, hutan, sawah)
- Geografis: keadaan yang berhubungan dengan permukaan bumi (struktur geologi, iklim, penduduk, flora, fauna) yang mempengaruhi terjadinya dan penyebaran penyakit tertentu (tanah pasir atau tanah liat)
Portal of Entry dan Portal of Exit
- Portal of entry: pintu masuknya Agent kedalam Host contoh: oral, kulit, nafas, kemih
- Portal of exit: pintu keluarnya Agent dari Host contoh: nafas, anal, darah, cairan tubuh
- Transmisi: vektornya?
- Bagaimana preventifnya?
- Cuci tangan sebelum makan
- Menolong partus memakai sarung tangan
- Jangan meludah sembarang tempat
Kejadian Penyakit Dalam Komunitas
- Endemis: penyakit yang menetap pada suatu tempat, populasi dan masyarakat tertentu (minimal 3 tahun berturut-turut)
- Epidemi: terjadi peningkatkan penyakit melebihi normal (2 x lipat sebelumnya) di masyarakat wabah
- Pandemi: epidemi yang terjadi pada daerah yang sangat luas (mendunia)
Tugas Individu: buat makalah
- Pendahuluan
- Latar Belakang
- Tujuan
- Tinjuan Pustaka
- Faktor Agent
- Faktor Host
- Faktor Environment
- Port of entry and exit
- Transmisi
- Pembahasan
- Pencegahan
- Pemberantasan
- Pengobatan/ Penatalaksanaan
- Penutup
- Kesimpulan
- Saran
Referensi
- Noor, 1997, Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular, Jakarta, PT. Rineka Cipta
- Bustan, 2000, Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Jakarta, PT. Rineka Cipta
- Bustan, 2002, Pengantar Epidemiologi, Jakarta, PT. Rineka Cipta
- Notoatmojo, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip Prinsip Dasar, Jakarta, PT. Rineka Cipta
- Entjang, 2000, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti
- Vaughan, Morrow, 1993, Panduan Epidemiologi Bagi Pengelolaan Kesehatan Kabupaten, Bandung, ITB
Label:
biologi,
farmakognosi,
farmakologi,
keperawatan,
kesehatan,
mikrobiologi,
Pengetahuan,
penyakit,
sosial,
umum
UTEROTONIKA, OKSITOSIK
OKSITOSIK/ UTEROTONIKA
- Oksitosik atau uterotonika adalah obat yang merangsang kontraksi uterus
- Oksitosin dan derivatnya
- Alkaloid ergot dan derivatnya
- Prostaglandin semisintetik
Anatomi Fisiologi Uterus
- Uterus disarafi oleh: saraf kolinergik dari saraf pelvik dan saraf adrenegik dari ganglion hipogastrik
- Respon uterus berbeda tergantung: spesies, pubertas (makin dewasa makin nyata), hamil (makin aterm makin nyata)
- Mineral yang berpengaruh adalah: Na dan Ca
Alkaloid Ergot
- Sumber: jamur gandum Clavicus purpurea
- Ergot mengandung: alkaloid ergot dan zat lain ( karbohidrat, gliserida, steroid, asam amino, amin, basa amonium kuaterner)
- Keracunan ergot dapat menyebabkan → abortus
- Batas kontaminasi gandum oleh ergot adalah: < 0,3%
- Alkaloid pertama yang ditemukan adalah: ergotoksin → merupakan campuran: ergokristin, ergokornin, alfa ergokriptin dan beta ergokriptin
- Ergotamin → senyawa paling kuat
Farmakokinetik Ergot
- Ergotamin diabsorbsi lambat dan tidak sempurna di saluran cerna
- Kadar puncak plasma dicapai setelah 2 jam
- Pemberian kofein akan meningkatkan kadar puncak plasma → 2 kali lipat
- Dosis ergotamin IM → 1/10 dosis oral → absorbsi di tempat suntikan lambat →reaksi perlu waktu 20 menit
- Dosis ergotamin IV → ½ dosis IM → efek perangsangan uterus setelah 5 menit
- Ekskresi ergotamin melalui: empedu → sedikit yang melalui urine
- Pada pemberian oral → bromokriptin diabsorbsi lebih baik drpd ergotamin, dan dieliminasi lebih lambat
Macam Alkaloid ergot:
- Ergotamin (alkaloid asam amino)
- Dihidroergotamin (dehidro alkaloid asam amino)
- Ergonovin (alkaloid amin)
Efek pada uterus:
- Semua alkaloid ergot → meningkatkan kontraksi uterus secara nyata
- Dosis kecil menyebabkan kontraksi, dosis besar menyebabkan tetani
- Kepekaan uterus tergantung maturitas dan kehamilan
- Sediaaan ergot paling kuat: ergonovin
Efek Kardiovaskuler:
- Menyebabkan vasokontriksi perifer
- Pembendungan dan trombosis pada gangren dapat terjadi akibat vasokontriksi
- Efek paling kuat: ergotamin, sedang (dihidroergotamin), tidak berefek (dihidroergotoksin)
Efek Arkaloid Ergot
Efek Samping Ergot
- Toksik → keracunan akut dan kronik
- Paling toksik → ergotamin
- Gx keracunan: mual, muntah, diare, gatal, kulit dingin, nadi lemah dan cepat, bingung dan tidak sadar
- Dosis keracunan fatal: 26 mg per oral selama beberapa hari, atau dosis tunggal 0,5-1,5 mg parenteral
- Gejala keracunan kronik: perubahan peredaran darah ( tungkai bawah, paha, lengan dan tangan jadi pucat), nyeri otot, denyut nadi melemah, gangren, angina pectoris, bradikardi, penurunan atau kenaikan tekanan darah
- Keracunan biasanya disebabkan: takar lajak dan peningkatan sensitivitas
Indikasi Ergot
- Uterotonika dan pengobatan Migren
- Migren → etiologinya multifaktor (emosi, stress fisik, diet, hormonal)
- Pemberian analgesik perlu dicoba dulu sebelum ergotamin (toksik)
- Ergotamin menghilangkan 95% migren dan 15% sakit kepala lainya
- Dosis: 0,25-0,5 mg SK atau IM
Kontraindikasi Ergot
- Dapat menyebabkan gangren → tidak boleh diberikan pada penderita:
- Sepsis
- Penyakit pembuluh darah (arterosklerosis)
- Penyakit pembuluh darah koroner
- Tromboflebitis
- Penyakit hati dan ginjal
Sediaan Ergot
- Ergotamin tatrat:
- Tablet oral 1 mg
- Tablet sublingual 2 mg
- Injeksi 0,5 mg/ml ampul 1ml
Ergonovin maleat:
- Tablet oral 0,2 mg
- Injeksi 0,2 mg/ml
Metilergonovin maleat (Methergin)
- Tablet oral 0,2 mg
- Injeksi 0,2 mg/ml
Metisergid maleat
- Tablet oral 2 mg
Ergotarmin tartrat
- Supositoria 1-2mg dengan kofein 100mg
OKSITOSIN DAN EKSTRAK HIPOFISIS POSTERIOR
- Oksitosin merangsang otot polos uterus dan mammae → selektif dan cukup kuat
- Stimulus sensoris pada serviks, vagina dan payudara → merangsang hipofisis posterior melepaskan oksitosin
- Sensitivitas uterus meningkat dng pertambahan usia kehamilan
Farmakologi Oksitosin
Efek pada Uterus:
- Merangsang frekuensi dan kontraksi uterus
- Efek pada uterus menurun jika estrogen menurun
- Uterus imatur kurang peka thd oksitosin
- Infus oksitoksin perlu diamati → menghindari tetani → respon uterus meningkat 8 x lipat pada usia kehamilan 39 minggu
Efek pada mamae:
- Menyebabkan kontraksi otot polos mioepitel → susu mengalir (ejeksi susu)
- Sediaan oksitosin berguna untuk memperlancar ejeksi susu, serta mengurangi pembengkakan payudara pasca persalinan
Efek Kardiovaskuler:
- Relaksasi otot polos pembuluh darah (dosis besar)
- Penurunan tekanan sistolik, warna kulit merah, aliran darah ke ekstremitas menurun, takikardi dan curah jantung menurun
Farmakokinetik Oksitosin
- Hasil baik pada pemakaian parenteral
- Cepat diabsorbsi oleh mukosa mulut → Efektif untuk pemberian tablet isap
- Selama hamil ada peningkatkan enzim Oksitosinase atau sistil aminopeptidase → berfungsi mengaktifkan oksitoksin → enzim tersebut berkurang setelah melahirkan, diduga dibuat oleh plasenta
Sediaan Oksitosin
- Injeksi Oksitosin (Pitosin) 10 unit USP/ml IM atau IV
- Semua sediaan sintetis, yang alam mahal
- Semprot hidung: 40 unit USP/ml
- Tablet sublingual: 200 unit USP
PROSTAGLANDIN
- Ditemukan dalam ovarium, miometrium, darah mens
- Post coitus juga ditemukan prostaglandin di vagina
- Jenis prostaglandin adalah: PGE dan PGF
- PGF → merangsang uterus hamil dan tidak hamil
- PGE → merelaksasi uterus tidak hamil, dan merangsang kontraksi uterus hamil
Sediaan Prostaglandin
- Karbopros trometamin: Injeksi 250 ug/ml
- Dinoproston (PGE): Supositoria vaginal 20 mg
- Gemeprost: Pesari 1mg ( melunakan uterus)
- Sulpreston: Injeksi 25, 50, 100 ug/ml IM atau IV
Indikasi Prostaglandin
- Induksi partus aterm
- Mengontrol perdarahan dan atoni uteri pasca persalinan
- Merangsang kontraksi uterus post sc atau operasi uterus lainya
- Induksi abortus terapeutik
- Uji oksitosin
- Menghilangkan pembengkakan mamae
OKSITOSIN
Farmakokinetik:
- Absorpsi: baik lewat mukosa hidung
- Distribusi: PP rendah
- Metabolisme: t ½ 1 – 9 menit
- Eliminasi: ginjal
Farmakodinamik:
- IM: mula 3 – 5 menit, P: TD, L: 2 – 3 jam
- IV: M: segera, P: TD, L: 1 jam
- Inhal: M: menit, P: TD, L: 20 menit
- Efek terapeutik: induksi persalianan, mengeluarkan ASI
- Efek samping: hipo/hipertensi, mual, muntah, konstipasi, berkurangnya aliran darah uterus, ruam kulit, anoreksia
- Reaksi merugikan: kejang, intoksikasi air, perdarahan intrakranial, disritmia, asfiksia, janin: ikterus, hipoksia
- Kontraindikasi: toksemia, disproporsi sefalofelfik, distres janin, hipersensitivitas, persalianan non vaginal yg telah diantisipasi, kehamilan (intranasal)
- Interaksi: vasopresor, anestetik siklopropan
PROSES KEPERAWATAN OKSITOSIN
Pengkajian
- Kaji data dasar sebelum infus: nadi, TD, aktivitas uterus, DJJ
- Ergonovin dan metilergonovin dapat menyebabkan vasokontriksi → hipertensi
- Resiko trombosis jika berbaring setelah post partum
Intervensi
- Sediakan magnesium sulfat → mengantisipasi hipertonisitas, juga O2
- Awasi tanda ruptur uteri (sangat jarang) yang berupa tambahnya rasa nyeri mendadak, kontraksi hilang, DJJ hilang, perdarahan, syok hipovolemik yang sangat cepat
Penyuluhan
- Obat diberikan per infus (drip) untuk menyesuaikan dosis
- Akan merasakan kram perut, juga efek analgesik
- Jangan merokok → meningkatkan vasokonstriksi
- Menurunkan prolaktin → menghambat laktasi (ergonovin, metilergonovin)
- Deglin, Vallerand, 2005, Pedoman Obat Untuk Perawat, Jakarta, EGC
- Ganiswarna, 1995, Farmakologi dan Terapi, Jakarta, FKUI
- Kee, Hayes, 1996, Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan, Jakarta, EGC
HIPNOTIK, SEDATIF DAN PSIKOTROPIK
Hipnotik - Sedatif
- Hipnotik-sedatif adalah obat depresan SSP yang tidak selektif, efek mulai ringan – berat (hilangnya kesadaran, anestesi, koma, mati)
SSP dirangsang ← normal → SSP dihambat
x-----x-----x----x----0-----x-----x------x-----x-----x-----x
mati excitasi normal sedatif anestetik mati
kejang cerewet tranquilizer hipnotik koma
- Sedatif digunakan dalam pengobatan cemas
- Hipnotik digunakan untuk pengobatan insomnia
- Ada yang berfungsi antikonvulsan: klorazepat, diazepam, fenobarbital)
- Relaksasi otot: diazepam
Cara Kerja Obat
- Depresi SSP
- Menimbulkan toleransi pada penggunaan kronis
- Potensial menyebabkan ketergantungan psikologis dan fisiologis
- Tidak memiliki sifat analgesik
Kontraindikasi
- Hipersensitivitas
- Koma dan depresi SSP
- Nyeri berat yang tak terkendali
- Hamil dan laktasi
Perhatian
- Hati-hati pada gangguan fungsi; hati, ginjal dan paru
- Hati-hati pada penderita yang cenderung ingin bunuh diri atau pernah kecanduan obat
- Penggunaan hipnotik hendaknyaa jangka pendek
- Pasien lansia dosis rendah
Interaksi
- Depresi tambah berat jika bersama alkohol, antihistamin, antidrepresan, analgesik opioid, fenotiazin
- Barbiturat dapat menginduksi enzim metabolisme obat hati dan dapat menurunkan efektifitas obat
- Jangan diberikan bersama inhibitor MAO (monoamin oksidase): isokarboksazid, fenelzin, tranilsipromin
Penggolongan
- Antihistamin: difenhidramin, hidroksizin, prometazin
- Barbiturat: amobarbital, pentobarbital, fenobarbital, sekobarbital, tiopental
- Benzodiazepin: alprazopam, klordiazepoksid, klorazepat, diazepam, flurazepam, lorazepam
- Lain-lain: buspiron, kloralhidrat, meprobamat
Implikasi Keperawatan
- Pantau TD, nadi, nafas pada pemberian IV
- Penggunaan jangka panjang pantau: depresi, kecenderungan bunuh diri, ketergantungan
- Insomnia: kaji pola tidur sebelum, dan secara periodik selama terapi
- Kecemasan: kaji tingkat kecemasan dan sedasi (ataksia, pusing dan bicara tidak jelas) sebelum, dan secara periodik selama terapi
- Kejang: observasi dan catat intensitas, durasi dan karakteristik kejang, lakukan tindakan kewaspadaan terhadap kejang
- Spasme otot: kaji spasme otot, nyeri yang menyertai, dan keterbatasan gerak sebelum dan selama terapi
- Gejala putus alkohol: kaji gejal putus obat: tremor, agitasi, delirium, halusinasi
Diagnose Keperawatan Potensial
- Gangguan pola tidur (indikasi)
- Risiko tinggi cedera (efek samping)
- Kurang pengetahuan sehubungan dengan program pengobatan (penyuluhan keluarga/pasien)
Implementasi
- Awasi ambulasi dan perpindahan pasien setelah pemberian dosis hipnotik
- Buang sigaret
- Penghalang tempat tidur harus dipasang dan bel panggil harus terus berada dalam jangkauan setiap saat
- Beri posisi rendah pada tempat tidur
Penyuluhan
- Mempersiapkan lingkungan untuk tidur: ruang gelap, tenang, hindari nikotin dan kafein
- Jika efek kurang efektif setelah beberapa minggu, konsultasikan ke dokter, jangan menaikan dosis
- Penghentian obat secara bertahap, jangan mendadak (menghindari reaksi putus obat)
- Dapat menyebabkan kantuk di siang hari, hindari nyetir, bekerja yang berisiko tinggi kecelakaan
- Hindari alkohol dan depresan SSP lainya
- Anjurkan lapor ke dokter jika berencana hamil atau mencurigai kehamilan
Evaluasi
- Efektivitas obat ditunjukan dengan:
- Perbaikan tidur
- Berkurangnya tingkat kecemasan
- Terkendalinya kejang
- Berkurangnya spasme otot
- Berkurangnya tremor
- Mempunyai ide yang lebih rasional
Apa Itu Psikotropika
- Psikotropika adalah obat yang bekerja pada atau mempengaruhi fungsi psikis, kelakuan atau pengalaman
- Psikotropika adalah obat simptomatik, karena patofisiologi penyakit jiwa belum jelas
- ECT (Elektro Convulsive Therapy) → masih digunakan untuk terapi depresi berat dengan kecenderungan bunuh diri
Penggolongan Psikotropika
1. Anti Psikosis = neuroleptik = major tranquilizer
2. Anti Ansietas = anti neurosis = minor tranquilizer
3. Anti Depresi
4. Psikotogenik = psikotomimetik = psikodisleptik = halusinogenik
Anti Psikosis
Ciri neuroleptik:
1. Efek antipsikosis à mengatasi agresivitas, hiperaktivitas, labilitas emosional pada pasien psikosis
2. Dosis besar tidak menyebabkan koma atau anestesi
3. Dapat menyebabkan gejala ekstrapiramidal (reversibel/ireversibel)
4. Tidak menimbulkan ketergantungan fisik atau psikis
Menghambat reseptor dopamin di otak
Efek perifer → antikolinergik dan blok sdrenergik alfa
Kontraindikasi
- Hipersensitivitas
- Glaukoma sudut sempit
- Depresi SSP
Interaksi
- Hipotensi digunakan bersam alkohol, antihipertensi dan nitrat
- Antasida dapat menurunkan absorpsi
- Fenobarbital menurunkan efektivitas
- Depresi tambahan jka digunakan bersama: alkohol, antihistamin, antidepresan, analgesik opioid, sedatif/hipnotik
Penggolongan Anti Psikosis
1. Derivat Fenotiazin
– Senyawa Dimetil Amino Propil (Klorpromazin, Promazin, Triflupromazin)
– Senyawa Piperidil (Mepazin, Tioridazin)
– Senyawa Piperazin (Asetofenazin, Karfenazin, Flufenazin, Perfenazin, Proklorperazin, Trifluoperazin tiopropazat)
2. Non Fenotiazin (Klorprotiksan)
3. Butirofenon (Haloperidol)
Anti Ansietas
- Untuk pengobatan simptomatis penyakit psikoneurosis dan terapi penyakit somatik akibat kecemasan
- Dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikis
- Mempunyai efek sedatif
- Golongan Benzodiazepin: Klordiazeposid, Diazepam, Klorazepat, Lorazepam, Prazepam, Alprazolam, Halozepam.
Benzodiazepin
- Efek hipnotis, sedasi, relaksasi otot, ansiolitik, antikonvulsi
- Peningkatkan dosis menyebabkan sedasi → hipnotis → stupor
- Efek pada pernafasan dan kardiovaskuler ringan
- Efek samping: light headedness, lassitude, lambat bereaksi, inkooordinasi motorik, ataksia, gangguan fungsi mental, berpikir, psikomotor
- Dosis: Diazepam 5 -10 mg
Anti Depresi
- Antidepresi adalah obat untuk mengatasi depresi mental, juga digunakan untuk: kecemasan, enuresis, sindrom nyeri kronis
- Perbaikan depresi ditandai dengan: perbaikan alam perasaan, bertambahnya aktivitas fisik dan kewaspadaan mental, nafsu makan dan pola tidur yang lebih baik dan berkurangnya pikiran morbid
Cara Kerja
- Penghambat Mono Amin Oksidase (MAO) digunakan sebagai antidepresi sejak 1980
- Hambatan MAO → kadar epinefrin, norepinefrin dan 5-HT (5 hidroksi triptamin) dalam otak naik → penderita menjadi aktif dan mau bicara
- Hipertensi dan hipotensi keduanya bisa terjadi, hipertensi akibat katekolamin, hipotensi akibat terhambatnya terlepasnya norepinefrin dari ujung saraf
Contoh Anti Depresi
- Antidepresan trisiklik: amitriptilin, amoksapin, doksepin, imipramin, nortriptilin
- Antidrepesan lain: bupropion, fluoksetin, maprotilin, paroksetin, setralin, trazodon
- Inhibitor MAO: isokarboksazid, fenelzin, tranilsipromin
Psikotogenik
- Psikotogenik: obat yang dapat menimbulkan kelainan tingkah laku, disertai halusinasi, ilusi, gangguan cara berpikir dan perubahan alam perasaan, jadi dapat menimbulkan psikosis (psikotomimetik atau halusinogenik)
- Contoh: meskapin dan dietil asam lisergat (LSD-25)
Referensi
- Deglin, Vallerand, 2005, Pedoman Obat Untuk Perawat, Jakarta, EGC
- Ganiswarna, 1995, Farmakologi dan Terapi, Jakarta, FKUI
- Kee, Hayes, 1996, Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan, Jakarta, EGC
Langganan:
Postingan (Atom)