bobo' ah ===>>>

Photobucket
Tampilkan postingan dengan label zat kimia berbahaya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label zat kimia berbahaya. Tampilkan semua postingan

Senin, 26 September 2011

EFEK SEDATIF HIPNOTIK

Hipnotik sedatif merupakan golongan obat depresan susunan saraf pusat (SSP) yang realtif tidak selektif, mulai dari yang ringan yaitu menyebabkan tenang atau kantuk, menidurkan, hingga yang berat (kecuali benzodiazepin) yaitu hilangnya kesadaran, keadaan anestesi, koma dan mati, bergantung pada dosis. Pada dosis terapi obat sedatif menekan aktivitas, menurunkan respons terhadap perangsangan emosi dan menenangkan. Obat hipnotik menyebabkan kantuk dan mempermudah tidur serta mempertahankan tidur yang menyerupai tidur fisiologis.

Kebutuhan tidur dapat dianggap sebagai suatu perlindungan dari organisme untuk menghindari pengaruh yang merugikan tubuh karena kurang tidur. Tidur yang baik, cukup dalam dan lama. Efek terpenting yang mempengaruhi kualitas tidur adalah penyingkatan waktu peniduran, perpanjangan masa tidur dan pengurangan jumlah periode bangun.

Insomnia dapat diakibatkan oleh banyak gangguan fisik, misalnya batuk, rasa nyeri, atau sesak nafas. Yang sangat penting pula adalah gangguan jiwa, seperti emosi, ketegangan, kecemasan atau depresi. Di samping faktor-faktor itu perlu juga diperbaiki cara hidup yang salah, misalnya melakukan kegiatan psikis yang melelahkan sebelum tidur. Dianjurkan untuk melakukan gerak badan secara teratur, jangan merokok dan minum kopi atau alkohol sebelum tidur. Gerak-jalan, melakukan kegiatan yang rileks, mandi air panas, minum susu hangat sebelum tidur, ternyata dapat mempermudah dan memperdalam tidur yang normal. Obat-obat tertentu, kualitas kasur yang dan bantal yang buruk, ruangan yang berisik, cahaya yang terang benderang, ventilasi yang jelek, serta suhu kamar yang tidak menunjang juga dapat menyulitkan tidur.
Oleh karena itu, percobaan ini dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh obat-obat sedatif terhadap susunan saraf pusat serta efek yang ditimbulkan dari pemakaian obat-obat tersebut.
Hipnotika atau obat tidur adalah zat-zat yang dalam dosis terapi diperuntukkan meningkatkan keinginan faali untuk tidur dan mempermudah atau menyebabkan tidur. Umumnya, obat ini diberikan pada malam hari. Bila zat-zat ini diberikan pada siang hari dalam dosis yang lebih rendah untuk tujuan menenangkan, maka dinamakan sedatif (Tjay, 2002).
Sedatif menekan reaksi terhadap perangsangan, terutama rangsangan emosi tanpa menimbulkan kantuk yang berat. Hipnotik menyebabkan tidur yang sulit dibangunkan disertai penurunan refleks hingga kadang-kadang kehilangan tonus otot (Djamhuri, 1995).
Pada penilaian kualitatif dari obat tidur, perlu diperhatikan faktor-faktor kinetik berikut: a) lama kerjanya obat dan berapa lama tinggal di dalam tubuh, b) pengaruhnya pada kegiatan esok hari, c) kecepatan mulai bekerjanya, d) bahaya timbulnya ketergantungan, e) efek “rebound” insomnia, f) pengaruhnya terhadap kualitas tidur, g) interaksi dengan otot-otot lain, h) toksisitas, terutama pada dosis berlebihan (Tjay, 2002).
Hipnotika dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu benzodiazepin, contohnya: flurazepam, lorazepam, temazepam, triazolam; barbiturat, contohnya: fenobarbital, tiopental, butobarbital; hipnotik sedatif lain, contohnya: kloralhidrat, etklorvinol, glutetimid, metiprilon, meprobamat; dan alkohol (Ganiswarna dkk, 1995).
Efek samping umum hipnotika mirip dengan efek samping morfin, yaitu: a) depresi pernafasan, terutama pada dosis tinggi. Sifat ini paling ringan pada flurazepam dan zat-zat benzodiazepin lainnya, demikian pula pada kloralhidrat dan paraldehida; b) tekanan darah menurun, terutama oleh barbiturat; c) sembelit pada penggunaan lama, terutama barbiturat; d) “hang over”, yaitu efek sisa pada keesokan harinya berupa mual, perasaan ringan di kepala dan termangu. Hal ini disebabkan karena banyak hipnotika bekerja panjang (plasma-t½-nya panjang), termasuk juga zat-zat benzodiazepin dan barbiturat yang disebut short-acting. Kebanyakan obat tidur bersifat lipofil, mudag melarut dan berkumulasi di jaringan lemak (Tjay, 2002).
Efek benzodiazepin hampir semua merupakan hasil kerja golongan ini pada SSP dengan efek utama: sedasi, hipnosis, pengurangan terhadap rangsangan emosi/ansietas, relaksasi otot dan anti konvulsi. Hanya dua efek saja yang merupakan kerja golongan ini pada jaringan perifer: vasodilatasi koroner setelah pemberian dosis terapi benzodiazepin tertentu secara IV dan blokade neorumuskular yang hanya terjadi pada pemberian dosis sangat tinggi (Ganiswarna dkk, 1995).
Pada umumnya, semua senyawa benzodiazepin memiliki daya kerja yaitu khasiat anksiolitis, sedatif hipnotis, antikonvulsif dan daya relaksasi otot. Keuntungan obat ini dibandingkan dengan barbital dan obat tidur lainnya adalah tidak atau hampir tidak merintangi tidur. Dulu, obat ini diduga tidak menimbulkan toleransi, tetapi ternyata bahwa efek hipnotisnya semakin berkurang setelah pemakaian 1-2 minggu, seperti cepatnya menidurkan, serta memperpanjang dan memperdalam tidur (Tjay, 2002).
Efek utama barbiturat adalah depresi SSP. Semua tingkat depresi dapat dicapai, mulai dari sedasi, hipnosis, berbagai tingkat anestesia, koma sampai dengan kematian. Efek hipnotiknya dapat dicapai dalam waktu 20-60 menit dengan dosis hipnotik. Tidurnya menyerupai tidur fisiologis, tidak disertai mimpi yang mengganggu. Fase tidur REM dipersingkat. Barbiturat sedikit menyebabkan sikap masa bodoh terhadap rangsangan luar (Ganiswarna dkk, 1995).
Barbiturat tidak dapat mengurangi nyeri tanpa disertai hilangnya kesadaran. Pemberian obat barbiturat yang hampir menyebabkan tidur, dapat meningkatkan 20% ambang nyeri, sedangkan ambang rasa lainnya (raba, vibrasi dan sebagainya) tidak dipengaruhi. Pada beberapa individu dan dalam keadaan tertentu, misalnya adanya rasa nyeri, barbiturat tidak menyebabkan sedasi melainkan malah menimbulkan eksitasi (kegelisahan dan delirium). Hal ini mungkin disebabkan adanya depresi pusat penghambatan (Ganiswarna dkk, 1995).
Secara kimiawi, kloralhidrat adalah aldehida yang terikat dengan air, menjadi alkohol. Efek bagi pasien-pasien yang gelisah, juga sebagai obat pereda pada penyakit saraf hysteria. Berhubung cepat terjadinya toleransi dan resiko akan ketergantungan fisik dan psikis, obat ini hanya digunakan untuk waktu singkat (1-2 minggu) (Tjay, 2002).

Senin, 07 Februari 2011

rodamin B

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penampilan menarik dan cantik selalu diidam-idamkan oleh semua masyarakat terutama untuk kalangan perempuan, apapun yang terlihat cantik, terlihat menarik, dan trlihat mencolok serta unik pasti ingin dimiliki terutama dalam bidang kecantikan. Jadi setiap kosmetik yang ada di pasaran pasti akan diminati sesuai dengan fungsi dan manfaat dari hasil yang ngin dicapai oleh pemakainya. Walaupun dengan harga yang relatif mahal, namun bagi yang benar-benar mengiginkan kecantikan tersebut hal ini bukanlah menjadi masalah. Karena cantik telah menjadi obsesi untuk tampil menarik pada setiap yang melihatnya.

Mendapatkan hasil yang maksimal adalah keinginan yang ingin dicapai oleh setiap perempuan, jadi selain menggunakan pelembab untuk wajah terkadang mereka melengkapinya dengan penambahan warna-warna menarik pada mata dan pipi mereka. Yang semua itu dapat diemukan pada setiap kosmetik-kosmetik yang beredar dipasaran.

Untuk memperbaiki dan mempertahankan kesehatan kulit diperlukan jenis kosmetik tertentu, bukan hanya obat. Selama kosmetik tersebut tidak mengandung bahan berbahaya secara farmakologis aktif mempengaruhi kulit, penggunaan kosmetik jenis ini menguntungkan dan bermanfaat untuk kulit itu sendiri. Contohnya preparat anti ketombe, antiprespiran, doedoran, preparat untuk mempengaruhi warna kulit ( untuk memutihkan atau mencoklatkan kulit ), preparat anti jerawat, preparat pengeriting rambut, dll.

Dengan banyaknya kosmetik yang ditawarkan oleh produsen membuat kita mudah memilih dan gampang mendapatkan kosmetik dengan warna-warna yang kita inginkan. Namun karena mengutamaan keinginan tersebut masyarakat sering kali lupa akan sediaan kosmetik yang digunakan yakni apakah telah memenuhi syarat yang ditentukan atau belum sama sekali.

Hal ini terbukti pada setiap pembelian kosmetik yang ditawarkan, yakni masyarakat terutama perempuan pasti yang utama diperhatikan adalah bentuk kemasan produk, kemudian warna sediaan yang ada dalam produk tersebut. Dan jarang dijumpai masyarakat menayakan apakah produk yang ditawarkan telah memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku. Karena jika dalam produk tersebut ternyata mengunakan pewarna sintetis yakni penggunaan zat warna tambahan yang dilarang, maka hal ini akan merugikan bagi yang menggunakanya.

Secara umum terdapat beberapa jenis zat pewarna sintetis yang dilarang untuk digunakan pada kosmetik maupun yang lainya yakni zat kimia yang sangat berbahaya. Salahsatu diantaranya adalah Rhodamin B ( Bahan pewarna merah k.10 ) yang mana bila digunaka dapat mengakibatkan kanker kulit, kanker darah dan kanker sel hati.

Penggunaan bahan-bahan tersebut dalam pembuatan kosmetik yang dapat membahayakan kesehatan dan dilarang untuk digunakan sebagaimana telah tercantum dalam peraturan mentri kesehatan RI NO.445 / MENKES / PER / V / 1998 tentang bahan zat warna, substratum, zat pengawet dan tabir surya pada kosmetik.

Namun dalam hal ini masih banyak produk-produk pewarna sintetis yang ditemukan dan beredar dipasaran khususnya produk-produk illegal yakni diantaranya memalsukan nomor pendaftaran dan tidak terdaftar di Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) serta dikarenakan harganya yang terjangkau.

Untuk menghindari semua efek tersebut maka masyarakat mesti jeli dan teliti dalam memilih kosmetik. Jangan mudah tergoda akan warna yang ditampilkan serta harga yang ditawarkan akan tetapi haruslah memperhatikan efek yang ditimbulkan dari penggunaan alat kosmetik tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang diatas maka dalam penelitian ini dikemukakan rumusan masalah yaitu : Apakah sediaan kosmetik eye shadow yang diperdagangkan dipasar sentani mengandung bahan kimia Rhodamin B?

1.3 Tujuan penelitian

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bahan kimia zat warna Rhodamin dan sediaan kosmetik eye shadow yang diperdagangkan dipasar sentani dengan metode kromotografi lapis tipis.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kosmetik

Kosmetik dikenal manusia sejak bra abad-abad yang lalu. Pada abad ke-19, pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga untuk kesehatan. (Tranggono, 2007)

Kosmetik berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti “berhias”, bahan yang dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri ini, dahulu diramu dari bahan-bahan alami yang terdapat disekitarnya. Sekarang kosmetik dibuat manusia tidak hanya dari bahan-bahan alami tetapi juga bahan buatan untuk maksud meningkatkan kecantikan. (Wasitaatmadja 1997).

Pada tahun 1955 Lubowe menciptakan istilah “cosmedik” yang merupakan gabungan dari kosmetik dan obat yang sifatnya dapat mempengaruhi faal kulit secara positif, namun bukan obat.

Ilmu yang mempelajari kosmetika disebut “kosmetologi”yaitu ilmu yang berhubungan dengan pembuatan, penyimpanan, aplikasi penggunaan, efek dan efek samping kosmetika. (Wasitaatmadja 1997).

Dewasa ini terdapat banyak kosmetik yang dijual dipasar bebas, baik produk didalam maupun luar negeri. Jumlah yang demikian banyak memerlukan usaha penyerdehanaan kosmetik baik untuk tujuan pengaturan maupun pemakaian. Usaha tersebut berupa penggolongan kosmetika.

Kosmetika dapat dibagi atas beberapa golongan, antara lain :

§ Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI, kosmetik dibagi menjadi 13 kelompok :

1. Preparat untuk bayi, misalnya bedak bayi, minyak bayi, dll

2. Preparat untuk mandi, misalnya sabun mandi, bath capsule, dll

3. Preparat untuk mata, misalnya mascara, eye shadow, dll

4. Preparat wangi-wangian, misalnya parfum, toilet water, dll

5. Preparat untuk rambut, misalnya cat rambut, hair spray, dll

6. Preparat pewarna rambut, misalnya cat rambut, dll

7. Preparat make-up (kecuali mata), misalnya bedak, lipstik, dll

2.2 Eye shadow

Eye shadow adalah kosmetik yang diterapkan pada kelopak mata dan di bawah alis. Hal ini biasanya digunakan untuk membuat mata pemakainya menonjol atau terlihat lebih menarik.

Eye shadow menambah kedalaman dan dimensi untuk mata seseorang, melengkapi warna mata, atau hanya menarik perhatian pada mata. Eye shadow datang dalam berbagai warna dan tekstur. Hal ini biasanya terbuat dari bubuk dan mika, tetapi juga dapat ditemukan dalam bentuk cair, pensil, atau bentuk mousse.

Peradaban di seluruh dunia menggunakan eye shadow - terutama pada perempuan, tetapi juga kadang-kadang pada laki-laki. Dalam masyarakat Barat, itu dilihat sebagai kosmetik feminin, bahkan ketika digunakan oleh pria. Rata-rata, jarak antara bulu mata dan alis dua kali lebih besar pada wanita pada pria. Jadi eye shadow pucat visual membesar daerah ini dan memiliki efek feminisasi.

Dalam fashion Gothic, hitam atau berwarna gelap sama eye shadow dan jenis-jenis riasan mata yang populer di antara kedua jenis kelamin.

Tujuan pemakaian preparat eye shadow adalah untuk mengaksentuasikan mata, membuat putih biji mata tampak lebih cemerlang. Preparat ini digunakan pada kulit di dekat mata, biasanya pada kelopak mata atas. Warna-warnanya mulai dari grayblue, gray green sampai olive green. Kadang-kadang serbuk logam (bronze, emas, aluminium) ditambahkan untuk menimbulkan pancaran keperakan (metallic sheen).

Eyeshadow termasuk “ekstrem” diantara preparat dekoratif dan memerlukan bahan yang sangat aman dan cara pemakaian yang hati-hati karena dikenakan di dekat mata. Penggunaan eyeshadow sudah dilakukan sejak 4500 tahun yang lalu di Mesir.

2.3 Rhodamin B



Rhodamin B (Tetraethyl Rhodamine)

Gambar I : Rumus Bangun Rhodamin B

Nama Kimia : N-[9-(Carboxyphenyl)-6-(diethylamino)-3H-xanten-3- ylidene]- N-ethylethanaminium clorida

Nama Lazim :tetraethylrhodamine; D&C Red No. 19; Rhodamine B clorida; C.I Basic Violet 10;C.I. 45170

Rumus Kimia : C28 H31 CIN2 O3

BM : 479

Pemerian : Hablur Hijau atau serbuk ungu kemerahan

Kelarutan : sangat mudah larut dalam air menghasilkan larutan merah kebiruan dan berfluoresensi kuat jika diencerkan. Sangat mudah larut dalam alkohol, sukar larut dalam asam encer dan dalam larutan alkali. Larutan dalam asam kuat membentuk senyawa dengan kompleks antimon berwarna merah muda yang larut dalam isopropil eter. (Budavari, 1996)

Penggunaan : sebagai warna untuk sutra, katun, wol, nilon, serat asetat, kertas, tinta dan pernis, sabun, pewarna kayu, bulu, kulit dan pewarna untuk keramik China. Juga digunakan sebagai pewarna obat dan kosmetik dalam bentuk larutan obat yang encer, tablet, kapsul, pasta gigi, sabun, larutan pengeriting rambut, garam mandi, lipstik dan pemerah pipi. Pewarna ini juga digunakan sebagai alat pendeteksi dalam pencemaran air, sebagai pewarna untuk lilin dan bahan anti beku dan sebagai reagent untuk menganalisa antimoni, bismut, kobalt, niobium, emas, mangan, merkuri, molobdenum, tantalum, tallium dan tungsten. (Lyon, 1987)

Rhodamin B adalah pewarna sintetis yang digunakan pada industri tekstil dan kertas. Rhodamin B berbentuk serbuk kristal merah keunguan dan dalam larutan akan berwarna merah terang berpendar. Rhodamin B dilarang digunakan sebagai pewarna pangan dan kosmetik.

Penggunaan Rhodamin B pada makanan dan kosmetik dalam waktu lama (kronis) akan mengakibatkan gangguan pada fungsi hati maupun kanker. Namun demikian, bila terpapar Rhodamin B dalam jumlah besar maka dalam waktu singkat akan terjadi gejala akut keracunan Rhodamin B. bila Rhodamin B tersebut masuk melalui makanan akan mengakibatkan iritasi pada saluran pencernaan dan mengakibatkan gejala keracunan dengan urine yang berwarna merah maupun merah muda. Selain melalui makanan atau kosmetik, Rhodamin B juga dapat mengakibatkan gangguan kesehatan, jika terhirup terjadi iritasi pada saluran pernafasan. Mata yang terkena Rhodamin B juga akan mengalami iritasi yang ditandai dengan mata kemerahan dan timbul cairan atau udem pada mata. (Yulianti, 2007)

2.4 Kromatografi

Orang pertama yang menggunakan metode Kromatografi adalah Michael Tswett ( 1872-1919 ) yang merupakan ahli kimia kebangsaan Rusia. Kata chromatography (Kromatografi ) berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas chroma yang berarti warna dan graphein yang berarti menulis (Braithwaite and Smith, 1985).

Kromatografi didefinisikan sebagai prosedur pemisahan zat terlarut oleh suatu proses migrasi diferensial dinamis dalam sistem yang terdiri dari dua fase atau lebih, salah satu diantaranya bergerak secara kesinambungan dalam arah tertentu dan didalam zat-zat itu menunjukan perbedaan mobiltas, yang disebabkan adanya perbedaan dalam adsorpsi, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau kerapatan ion. Jenis-jenis Kromatografi yang bermanfaat dalam analisis kualitatif dan kuantitatif yang digunakan dalam penetapan kadar dan pengujian dari Farmakope Indonesia adalah kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis, kromatografi kolom, kromatografi gas dan kromatografi cairan kinerja tinggi (Anonim,1995)

Kromatografi yaitu cakupan dari berbagai macam proses yang berdasarkan pada perbedaan distribusi komponen-komponen sampel antara dua fase, yaitu fase diam dan fase gerak, yang memperkolasi melalui celah atau seluruh permukaan dari fase tertentu. Pergerakan dari fase gerak menyebabkan suatu migrasi diferensial dari komponen-komponen sampel (Pecsok, et.al, 1968).

Menurut Sudjadi (1988), kromatografi mencakup berbagai proses yang berdasarkan pada perbedaan distribusi dari penyusun cuplikan antara dua fase. Sedangkan menurut Sastrohamidjojo (1991), pada dasarnya semua cara kromatografi menggunakan dua fase yaitu fase tetap dan yang lainnya fase gerak, pemisah-pemisah tergantung pada gerakan relief dari dua fase ini. Cara-cara kromatografi dapat digolongkan sesuai dengan sifat-sifat dari fase tetap yang dapat berupa zat padat atau cair.

Menurut Sastrohamidjojo (1991), ada empat sistem kromatografi yaitu:

1. Fase gerak zat cair-fase tetap zat padat (kromatografi serapan), meliputi:

· Kromatografi lapis tipis

· Kromatografi penukar ion

2. Fase gerak gas-fase tetap padat (kromatografi gas-padat).

3. Fase gerak zat cair-fase tetap zat cair (kromatografi partisi), contohnya kromatografi kertas.

4. Fase gerak gas-fase tetap zat cair (kromatografi gas-cair), contohnya kromatografi kolom kapiler.

Kromatografi cairan-padat atau kromatografi serapan, ditemukan oleh Tswett dan dikenalkan lembali oleh Kuhn dan lederer pada tahun 1931, digunakan sangat luas untuk analis organik dan biokimia.

2.5 Kromatografi Lapis Tipis

Kromatografi lapis tipis (KLT) dikembangkan oleh Izmailoff dan Schraiber pada tahun 1938. KLT merupakan bentuk Kromatografi planar. Fase diam KLT berupa lapisan yang seragam (Uniform) pada permukaan bidang datar yang didukung oeleh lempeng kaca, pelat alumunium, atau pelat pelastik. ( Rohman, 2007 )

Meskipun demikian,kromotografi planar ini dapat dikatakan sebagai bentuk terbuka dari kromotografi kolom.

Fase gerak yang dikenal sebagai pelarut pengembang akan bergerak sepanjang fase diam karena pengaruh kapiler pada pengembnagan secara menaik (ascending), atau karena pengaruhgrafitasi pada pengembang secara menurun (descending).

Kromatografi lapis tipis dalam pelaksanaanya lebih mudah dan lebih murah di bandingkan dengan kromotografi kolom. Demikian juga peralatan yang digunakan. Dalam kromatografi lapis tipis, peralatan yang digunakan lebih sederhana, dan dapat dikatakan bahwa hampir semua laboratorium dapat melaksanakan setiap saat secara cepat.

Pada KLT, zat penyerap merupakan lapisan tipis serbuk halus yang dilapiskan pada lempeng kaca,plastik atau logam secara merata. Umumnya digunakan lempeng kaca. Lempeng yang dilapisi dapat dianggap sebagai kolom kromatografi terbuka dan pemisahan yang tercapai dapat didasarkan pada absorbsi, partisi atau kombinasi kedua efek,tergantung dari jenis dari zat penyangga, cara pembuatan dan jenis pelarut yang digunakan. KLT pada dasarnya dapat dikategorikan menjadi KLT konvensional dan KLT pengembangan sinambung. Pada KLT konvensional dilakukan dalam bejana tertutup,dengan migrasi bercak akan membesar yang disebabkan oleh difusi. KLT pengembangan sinambung membiarkan bagian atas lempeng menjulur keluar melalui sebelah celah pada tutup bejana kromotografi dan bila fase gerak mencapai celah tersebut maka akan terjadi penguapan secara sinambung yang mengakibatkan aliran pelarut yang tetap pada lempeng dan migrasi bercak berlanjut selama lempeng berada dalam bejana dan fase gerak belum habis. Kromatografi dapat dilanjutkan beberapa jam setelah pelarut mencapai tepi atas lempeng, agar terjadi migrasi bercak yang memadai. Umumnya bercak larutan baku, larutan uji dan campuran dalam jumlah yang sama, larutan uji dan larutan baku ditotolkan pada jarak tertentu dari dasar lempeng. Identitas baku pembanding dan zat uji diketahui dari jarak migrasi yang sama dari titik penotolan dan melalui pengamatan terhadap bercak baku dan zat uji yang ditotolkan sebagai campuran tidak menunjukkan kecenderungan untuk memisah (Anonim, 1995).

KLT digunakan untuk memantau kemajuan reaksi dan untuk mengenali komponen tertentu. Teknik ini sering dilakukan dengan lempeng gelas atau plastik yang dilapisi oleh fase diam yang sering kali menggunakan asam silikat dan fase gerak cair yaitu pelarut. Campuran yang akan dianalisis, diteteskan pada dasar lempengan dan pelarut akan bergerak naikoleh gaya kapiler. Umumnya, fase diam bersifat polar dan senyawa polar akan melekat lebih kuat pada lempeng daripada senyawa nonpolar,yang disebabkan oleh interaksi tarik menarik dipol. Senyawa polar cenderung berdekatan dengan tempat semula dibandingkan senyawa nonpolar. Senyawa nonpolar kurang melekat erat pada fase diam polar,sehingga bergerak maju lebih jauh ke atas lempeng. Jadi, jarak tempuh keatas lempengan merupakan cerminan polaritas senyawa. Peningkatan polaritas pelarut akan menurunkan interaksi senyawa dengan fase diam, sehingga memungkinkan senyawa dalam fase gerak bergerak lebih jauh pada lempeng. Senyawa aromatik sering kali tampak dengan menempatkan lempeng dibawah sinar UV karena senyawa aromatik menyerap cahaya UV atau dengan mencelupkan lempeng tersebut ke dalam larutan yang dapat bereaksi dengan senyawa pada lempeng dan mewarnainya.

Analisa kualitatif ditentukan berdasarkan harga Rf (retention factor), dengan rumus sebagai berikut:

12Rf=Jarak yang ditempuh komponenJarak yang ditempuh eluen">

nilai Rf berkisar antara : 0-1. Untuk menghindari pemakaian tanda decimal, maka sering digunakan harga hRf, yaitu nilai Rf dikalikan dengan factor 100. Keberulangan nilai Rf dipengaruhi oleh kejenuhan bejana, kuantitas senyawa yang ditotolkan, kondisi fase diam dan gerak, bahan pengotor.

Analisa kuantitatif dengan KLT ditentukan berdasarkan :

1. In situ, yaitu pengamatan langsung terhadap kromotogram baik secara visual atau dengan alat spektrodensitometer.

2. Tidak langsung, yaitu noda ditandai, dikerok, dilarutkan pada pelarut yang sesuai, kemudian dilanjudkan dengan teknik analisa lain seperti: spektrofotometri atau HPLC atau kromotografi gas.

2.5.1 Fase diam KLT

Fase diam yang digunakan dalam KLT merupakan penyerap berukuran kecil dengan diameter artikel antara 10-30 µm. semakin kecil ukuran rata-rata partilel fase diam dan semakin sempit kisaran ukuran fase diam maka semakin baik kinerja KLT dalam hal efisiensinya dan resolusinya.

Penyerap yang paling sering digunakan adalah silika dan serbuk selulosa, sementara mekanisme sorpsi yang utama pada KLT adalah partisi dan adsorbs.

Tabel 1. Beberapa Penyerap fase diam yang digunakan pada KLT

Penyerap

Mekanisme Sorpsi

Penggunaan

Silica gel

Adsorpsi

Asam Amino, hidrokarbon,Vitamin, alkoloid

Silika yang dimodifikasi dengan hirokarbon

Partisi termodifikasi

Senyawa-senyawa non plar

Serbuk selulosa

Partisi

Asam Amino, Nukleotida, karbohidrat

Alumina

Adsorpsi

Hidrokarbon, ion logam, pewarna makanan, alkaloid.

Kieselguhr (tanah Diatomae)

Partisi

Gula, asam-asam lemak

Selulosa penukar ion

penukar ion

Asam nukleat, nukleotida, halide dan ion-ion logam

B-siklodekstrin

Interaksi adsorpsi stereospesifik

Campuran

Enansiomer

2.5.2. . Fase gerak pada KLT

Fase gerak pada KLT dapat dipilih, tetapi lebih sering dengan mencona-coba karena waktu yang diperlukan hanya sebentar. System yang paling sederhana adalah campuran dua pelarut organic karena daya elusi campuran kedua pelarut ini dapat mudah di atur sedemikian rupa sehingga pemisahan dapat terjadi secara optimal. Macam-macam fase gerak yang ada antara lain : Metanol – kloroform, toluene – asetat glacial, air-metanol – larutan dapar, Aseton – air – toluene, asam glacial.

Petunjuk dalam memilih dan mengoptimalkan fase gerak :

§ Fase gerak harus mempunyai kemurnian yang sangat tinggi karena KLT merupakan teknik yang sensitive.

§ Daya elusi fase gerak harus diatur sedemikian rupa sehingga harga Rf terletak antara 0,2 – 0,8 untuk memaksimalkan pemisahan.

§ Untuk pemisahan yang menggunakan fase diam polar seperti silikal get, polaritas fase gerak akan menentukan kecepatan migrasi solut yang berarti juga menentukan nilai Rf. Penambahan pelarut yang bersifat sedikit polar seperti metil benzene akan meningkatkan harga Rf secara signifikan.

Solut-solut ionic dan solut-solut polar lebih baik digunakan campuran pelarut sebagai fase geraknya, seperti campuran air dan methanol dengan perbandingan tertentu. Penambahan sedikit asam etanoat atau amonia masing-masing akan meningkatkan solut-solut yang bersifat basa dan asam.

Rabu, 12 Januari 2011

Persyaratan air bersih secara fisik,kimia,dan mikrobiologi

1. Syarat fisik, antara lain:
a. Air harus bersih dan tidak keruh
b. Tidak berwarna apapun
c. Tidak berasa apapun
d. Tidak berbau apaun
e. Suhu antara 10-25 C (sejuk)
f. Tidak meninggalkan endapan

2. Syarat kimiawi, antara lain:

a. Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun
b. Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan
c. Cukup yodium
d. pH air antara 6,5 – 9,2

3. Syarat mikrobiologi, antara lain:
Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan bakteri patogen penyebab penyakit.

Seperti kita ketahui jika standar mutu air sudah diatas standar atau sesuai dengan standar tersebut maka yang terjadi adalah akan menentukan besar kecilnya investasi dalam pengadaan air bersih tersebut, baik instalasi penjernihan air dan biaya operasi serta pemeliharaannya. Sehingga semakin jelek kualitas air semakin berat beban masyarakat untuk membayar harga jual air bersih. Dalam penyediaan air bersih yang layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat banyak mengutip Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 173/Men.Kes/Per/VII/1977, penyediaan air harus memenuhi kuantitas dan kualitas, yaitu:

a. Aman dan higienis.
b. Baik dan layak minum.
c. Tersedia dalam jumlah yang cukup.
d. Harganya relatif murah atau terjangkau oleh sebagian besar masyarakat

Parameter yang ada digunakan untuk metode dalam proses perlakuan, operasi dan biaya. Parameter air yang penting ialah parameter fisik, kimia, biologis dan radiologis yaitu sebagai berikut:

Parameter Air Bersih secara Fisika
1. Kekeruhan
2. Warna
3. Rasa & bau
4. Endapan
5. Temperatur

Parameter Air Bersih secara Kimia
1. Organik, antara lain: karbohidrat, minyak/ lemak/gemuk, pestisida, fenol, protein, deterjen, dll.
2. Anorganik, antara lain: kesadahan, klorida, logam berat, nitrogen, pH, fosfor,belerang, bahan-bahan beracun.
3. Gas-gas, antara lain: hidrogen sulfida, metan, oksigen.

Parameter Air Bersih secara Biologi
1. Bakteri
2. Binatang
3. Tumbuh-tumbuhan
4. Protista
5. Virus

Parameter Air Bersih secara Radiologi
1. Konduktivitas atau daya hantar
2. Pesistivitas
3. PTT atau TDS (Kemampuan air bersih untuk menghantarkan arus listrik)


From : http://kimiafarmasi.wordpress.com/

Ciri-ciri makanan yang mengandung formalin

Berikut ini terdapat beberapa ciri penggunaan formalin, walaupun tidak terlampau khas untuk mengenali pangan berformalin, namun dapat membantu membedakannya dari pangan tanpa formalin.

Ciri-ciri mi basah yang mengandung formalin:
* Tidak rusak sampai dua hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 10 derajat Celsius)
* Bau agak menyengat, bau formalin
* Tidak lengket dan mie lebih mengkilap dibandingkan mie normal

Ciri-ciri tahu yang mengandung formalin:
* dak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (25 derajat Celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 10 derajat Celsius)
* Tahu terlampau keras, namun tidak padat
* Bau agak mengengat, bau formalin (dengan kandungan formalin 0.5-1ppm)

Ciri-ciri baso yang mengandung formalin:
* Tidak rusak sampai lima hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius)
* Teksturnya sangat kenyal

Ciri-ciri ikan segar yang mengandung formalin:
* Tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius)
* Warna insang merah tua dan tidak cemerlang, bukan merah segar dan warna daging ikan putih bersih
* Bau menyengat, bau formalin

Ciri-ciri ikan asin yang mengandung formalin:
* Tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius)
* Bersih cerah
* Tidak berbau khas ikan asin

Menurut Syamsiah (2003 : 45) bagian rimpang lengkuas mengandung atsiri 1%, kamfer, sineol minyak terbang, eugenol, seskuiterpen, pinen kaemferida, galangan, galangol, kristal kuning dan asam metil sinamat. Minyak atsiri yang dikandungnya antara lain galangol, galangin, alpinen, kamfer, dan methyl-cinnamate. Zat-Zat kimia seperti fenol dalam minyak atsiri dalam rimpang lengkuas (Lenguas galanga l.) efektif digunakan sebagai pengganti formalin. Selain itu, tanaman tersebut mudah dibudidayakan dan untuk mendapatkannya tidak dibutuhkan biaya yang mahal. Maka dari itu, penulis merancang penelitian yang berjudul “Pemanfaatan Lengkuas (Lenguas galanga l.) sebagai Bahan Pengawet Pengganti Formalin

From :http://kimiafarmasi.wordpress.com/page/3/

Selasa, 13 Juli 2010

Keracunan Sianida

Sianida adalah zat beracun yang sangat mematikan. Sianida telah digunakan sejak ribuan tahun yang lalu. Sianida juga banyak digunakan pada saat perang dunia pertama. Efek dari sianida ini sangat cepat dan dapat mengakibatkan kematian dalam jangka waktu beberapa menit.1
Hidrogen sianida disebut juga formonitrile, sedang dalam bentuk cairan dikenal sebagai asam prussit dan asam hidrosianik. Hidrogen sianida adalah cairan tidak berwarna atau dapat juga berwarna biru pucat pada suhu kamar. Bersifat volatile dan mudah terbakar. Hidrogen sianida dapat berdifusi baik dengan udara dan bahan peledak.Hidrogen sianida sangat mudah bercampur dengan air sehingga sering digunakan. Bentuk lain ialah sodium sianida dan potassium sianida yang berbentuk serbuk dan berwarna putih.2,3
Sianida dalam dosis rendah dapat ditemukan di alam dan ada pada setiap produk yang biasa kita makan atau gunakan. Sianida dapat diproduksi oleh bakteri, jamur dan ganggan. Sianida juga ditemukan pada rokok, asap kendaraan bermotor, dan makanan seperti bayam, bambu, kacang, tepung tapioka dan singkong. Selain itu juga dapat ditemukan pada beberapa produk sintetik. Sianida banyak digunakan pada industri terutama dalam pembuatan garam seperti natrium, kalium atau kalsium sianida. Sianida yang digunakan oleh militer NATO (North American Treaty Organization) adalah yang jenis cair yaitu asam hidrosianik (HCN).1,3
Gejala yang ditimbulkan oleh zat kimia sianida ini bermacam-macam; mulai dari rasa nyeri pada kepala, mual muntah, sesak nafas, dada berdebar, selalu berkeringat sampai korban tidak sadar dan apabila tidak segera ditangani dengan baik akan mengakibatkan kematian. Penatalaksaan dari korban keracunan ini harus cepat, karena prognosis dari terapi yang diberikan juga sangat tergantung dari lamanya kontak dengan zat toksik tersebut.2

Tabel 1. sifat kima, fisika, dan biologi dari sianida
Sumber: Baskin SI, Brewer TG. Cyanide Poisoning. Chapter. Pharmacology Division. Army Medical Research Institute of Chemical Defense, Aberdeen Proving Ground, Maryland. USA. Available from: www.bordeninstitute.army.mil/cwbw/Ch10.pdf. Access on: Nov 29, 2006.

BAB II
ISI

II.1 SEJARAH DAN PENGGUNAAN SIANIDA
Walaupun beberapa substansi yang mengandung sianida telah digunakan sebagai racun sejak berabad-abad yang lalu, sianida yang sesungguhnya belum dikenal sampai tahun 1782. Pada saat itu sianida berhasil diidentifikasi oleh ahli kimia yang berasal dari Swedia, Scheele, yang kemudian meninggal akibat keracunan sianida di dalam laboratoriumnya.1
II.1.1 Penggunaan Militer
Pada zaman kejayaan kerajaan Romawi, sianida digunakan sebagai senjata. Sianida sebagai komponen yang sangat mematikan digunakan untuk meracuni angota keluarga kerajaan dan orang-orang yang dianggap dapat mengganggu keamanan. Tidak itu saja, Napoleon III mengusulkan untuk menggunakan sianida pada bayonet pasukannya Selama perang dunia pertama, Perancis menggunakan asam hidrosianik yang berbentuk gas. Tetapi racun sianida yang berbentuk gas ini mempunyai efek yang kurang mematikan dibandingkan dengan bentuk cairnya.1
Sementara itu, pihak Jerman sendiri pada waktu itu telah melengkapi pasukannya dengan masker yang dapat menyaring gas tersebut. Karena kurang efektifnya penggunaan gas ini, maka pada tahun 1916 Perancis mencoba jenis sianida gas lainnya yang mempunyai berat molekul yang lebih berat dari udara, lebih mudah terdispersi dan mempunyai efek kumulatif. Zat yang digunakan adalah Cyanogen chlorida, yang dibentuk dari potassium sianida. Racun jenis ini sudah cukup efektif pada konsentrasi yang rendah karena sudah bisa mengiritasi mata dan paru. Pada konsentrasi yang tinggi dapat mengakibatkan paralysis hebat pada sistem pernafasan dan sistem saraf pusat.1
Dilain pihak, Austria ketika itu juga mengeluarkan gas beracun yang berasal dari potassium sianida dan bromin. Zat ini kemudian disebut sianogen bromida yang mempunyai efek iritasi yang sangat kuat pada konjungtiva mata dan pada mukosa saluran pernafasan. Selama perang dunia ke II, Nazi Jerman menggunakan asam hidrosianik yang disebut mereka Zyklon B untuk menghabisi ribuan rakyat sipil dan tentara musuh.1,4
II.1.2 Penggunan Non Militer
Sianida lebih banyak digunakan untuk kepentingan ekonomi daripada kepentingan militer. Kebanyakn hampir tiap hari kontak dengan sianida. Ratusan bahkan ribuan ton sianida dibentuk oleh dunia ini tiap harinya. Sianida banyak digunakan untuk bidang kimia, pembuatan plastik, penyaringan emas dan perak, metalurgi, anti jamur dan racun tikus. Sementara itu, keracunan sianida paling banyak dilaporkan setelah memakan singkong dan kacang. Singkong pada beberapa negara yang baru berkembang masih menjadi makanan utama dan dianggap sebagai biang kerok tingginya tropical ataxic neuropathy di negara ini.1,5
Pada saat ini, sianida digunakan oleh pemerintah, perusahaan maupun perorangan untuk bermacam keperluan.

II.2 ASAL PAPARAN
II.2.1 Inhalasi
Sisa pembakaran produk sintesis yang mengandung karbon dan nitrogen seperti plastik akan melepaskan sianida. Rokok juga mengandung sianida, pada perokok pasif dapat ditemukan sekitar 0.06µg/mL sianida dalam darahnya, sementara pada perokok aktif ditemukan sekitar 0.17 µg/mL sianida dalam darahnya. Hidrogen sianida sangat mudah diabsorbsi oleh paru, gejala keracunan dapat timbul dalam hitungan detik sampai menit. Ambang batas minimal hydrogen sianida di udara adalah 2-10 ppm, tetapi angka ini belum dapat memastikan konsentrasi sianida yang berbahaya bagi orang disekitarnya. Selain itu, gangguan dari saraf-saraf sensoris pernafasan juga sangat terganggu. Berat jenis hidrogen sianida lebih ringan dari udara sehingga lebih cepat terbang ke angkasa.1,3
Anak-anak yang terpapar hidrogen sianida dengan tingkat yang sama pada orang dewasa akan terpapar hidrogen sianida yang jauh lebih tinggi.1,3

II.2.2 Mata
Paparan hidrogen sianida dapat menimbulkan iritasi pada mata dan kulit. Muncul segera setelah paparan atau paling lambat 30 sampai 60 menit. Kebanyakan kasus disebabkan kecelakaan pada saat bekerja sehingga cairan sianida kontak dengan kulit dan meninggalkan luka bakar.3
II.2.3 Saluran pencernaan
Tertelan dari hidrogen sianida sangat fatal. Karena sianida sangat mudah masuk ke dalam saluran pencernaan. Tidak perlu melakukan atau merangsang korban untuk muntah, karena sianida sangat cepat berdifusi dengan jaringan dalam saluran pencernaan.3

II.3 PROSES BIOKIMIA
Walaupun sianida dapat mengikat dan menginaktifkan beberapa enzim, tetapi yang mengakibatkan timbulnya kematian atau timbulnya histotoxic anoxia adalah karena sianida mengikat bagian aktif dari enzim sitokrom oksidase sehingga akan mengakibatkan terhentinya metabolisme sel secara aerobik. Sebagai akibatnya hanya dalam waktu beberapa menit akan mengganggu transmisi neuronal. Sianida dapat di buang melalui beberapa proses tertentu sebelum sianida berhasil masuk kedalam sel. Proses yang paling berperan disini adalah pembentukan dari cyanomethemoglobin (CNMetHb), sebagai hasil dari reaksi antara ion sianida (CN–) dan MetHb.1,5
Selain itu juga, sianida dapat dibuang dengan adanya:1
· Ikatan dengan endothelial-derived relaxing factor (EDRF) dalam hal ini adalah asam nitirit.
· Bahan-bahan metal seperti emas, molibdenum atau komponen organik seperti hidrokobalamin sangat efektif mengeliminasi sianida dari dalam sel.
· Terakhir kali, albumin dapat merangsang kerja enzim dan menggunakan sulfur untuk mengikat sianida.

Gambar 1. Reaksi detoksifikasi sianida

Sumber: Baskin SI, Brewer TG. Cyanide Poisoning. Chapter. Pharmacology Division. Army Medical Research Institute of Chemical Defense, Aberdeen Proving Ground, Maryland. USA. Available from: www.bordeninstitute.army.mil/cwbw/Ch10.pdf. Access on: Nov 29, 2006.

Sianida dapat dengan mudah menembus dinding sel. Oleh karena itu pihak militer sering menggunakan racun sianida walaupun secara inhalasi, memakan atau menelan garam sianida atau senyawa sianogenik lainnya. Karena sianida ini sebenarnya telah ada di alam walaupun dalam dosis yang rendah, maka tidak heran jika kebanyakan hewan mempunyai jalur biokimia intrinsik tersendiri untuk mendetoksifikasi ion sianida ini. Jalur terpenting dari pengeluaran sianida ini adalah dari pembentukan tiosianat (SCN-) yang diekresikan melalui urin. Tiosianat ini dibentuk secara langsung sebagai hasil katalisis dari enzim rhodanese dan secara indirek sebagai reaksi spontan antara sianida dan sulfur persulfida.1,6

II.4 FARMAKOKINETIK DAN FARMAKODINAMIK
Seseorang dapat terkontaminasi melalui makanan, rokok dan sumber lainnya. Makan dan minum dari makanan yang mengandung sianida dapat mengganggu kesehatan. Setelah terpapar, sianida langsung masuk ke dalam pembuluh darah. Jika sianida yang masuk ke dalam tubuh masih dalam jumlah yang kecil maka sianida akan diubah menjadi tiosianat yang lebih aman dan diekskresikan melalui urin. Selain itu, sianida akan berikatan dengan vitamin B12. Tetapi bila jumlah sianida yang masuk ke dalam tubuh dalam dosis yang besar, tubuh tidak akan mampu untuk mengubah sianida menjadi tiosianat maupun mengikatnya dengan vitamin B12.1,3
Jumlah distribusi dari sianida berubah-ubah sesuai dengan kadar zat kimia lainnya di dalam darah. Pada percobaan terhadap gas HCN pada tikus didapatkan kadar sianida tertinggi adalah pada paru yang diikuti oleh hati kemudian otak. Sebaliknya, bila sianida masuk melalui sistem pencernaan maka kadar tertinggi adalah di hati. Sianida juga mengakibatkan banyak efek pada sistem kardiovaskuler, termasuk peningkatan resistensi vaskuler dan tekanan darah di dalam otak. Penelitian pada tikus membuktikan bahwa garam sianida dapat mengakibatkan kematian atau juga penyembuhan total. Selain itu, pada sianida dalam bentuk inhalasi baru menimbulkan efek dalam jangka waktu delapan hari. Bila timbul squele sebagai akibat keracunan sianida maka akan mengakibatkan perubahan pada otak dan hipoksia otak dan kematian dapat timbul dalam jangka waktu satu tahun.1

II.5 TOKSISITAS
Tingkat toksisitas dari sianida bermacam-macam. Dosis letal dari sianida adalah;1
· Asam hidrosianik sekitar 2,500–5,000 mg•min/m3
· Sianogen klorida sekitar 11,000 mg•min/m3.
· Perkiraan dosis intravena 1.0 mg/kg,
· Perkiraan dalam bentuk cairan yang mengiritasi kulit 100 mg/kg.

II.6 GEJALA KLINIS
Efek utama dari racun sianida adalah timbulnya hipoksia jaringan yang timbul secara progresif. Gejala dan tanda fisik yang ditemukan sangat tergantung dari;1
· Dosis sianida
· Banyaknya paparan
· Jenis paparan
· Tipe komponen dari sianida

Gambar 2. Efek yang ditimbulkan oleh sianida pada beberapa organ tubuh

Sumber: Baskin SI, Brewer TG. Cyanide Poisoning. Chapter. Pharmacology Division. Army Medical Research Institute of Chemical Defense, Aberdeen Proving Ground, Maryland. USA. Available from: www.bordeninstitute.army.mil/cwbw/Ch10.pdf. Access on: Nov 29, 2006.

Sianida dapat menimbulkan banyak gejala pada tubuh, termasuk pada tekanan darah, penglihatan, paru, saraf pusat, jantung, sistem endokrin, sistem otonom dan sistem metabolisme. Biasanya penderita akan mengeluh timbul rasa pedih dimata karena iritasi dan kesulitan bernafas karena mengiritasi mukosa saluran pernafasan. Gas sianida sangat berbahaya apabila terpapar dalam konsentrasi tinggi. Hanya dalam jangka waktu 15 detik tubuh akan merespon dengan hiperpnea, 15 detik setelah itu sesorang akan kehilangan kesadarannya. 3 menit kemudian akan mengalami apnea yang dalam jangka waktu 5-8 menit akan mengakibatkan aktifitas otot jantung terhambat karena hipoksia dan berakhir dengan kematian.1,7
Dalam konsentrasi rendah, efek dari sianida baru muncul sekitar 15-30 menit kemudian, sehingga masih bisa diselamatkan dengan pemberian antidotum.
Tanda awal dari keracunan sianida adalah;1,7
· Hiperpnea sementara,
· Nyeri kepala,
· Dispnea
· Kecemasan
· Perubahan perilaku seperti agitasi dan gelisah
· Berkeringat banyak, warna kulit kemerahan, tubuh terasa lemah dan vertigo juga dapat muncul.

Tanda akhir sebagai ciri adanya penekanan terhadap CNS adalah koma dan dilatasi pupil, tremor, aritmia, kejang-kejang, koma penekanan pada pusat pernafasan, gagal nafas sampai henti jantung, tetapi gejala ini tidak spesifik bagi mereka yang keracunan sianida sehingga menyulitkan penyelidikan apabila penderita tidak mempunyai riwayat terpapar sianida.1,7
Karena efek racun dari sianida adalah memblok pengambilan dan penggunaan dari oksigen, maka akan didapatkan rendahnya kadar oksigen dalam jaringan. Pada pemeriksaan funduskopi akan terlihat warna merah terang pada arteri dan vena retina karena rendahnya penghantaran oksigen untuk jaringan. Peningkatan kadar oksigen pada pembuluh darah vena akan mengakibatkan timbulnya warna kulit seperti “cherry-red”, tetapi tanda ini tidak selalu ada.1

II.7 PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Dari pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya penurunan tekanan partial oksigen (PO2) dengan adanya asidosis laktat. Pemeriksaan darah dan urin sangat penting pada mereka yang sering terpapar agen ini. Selain itu juga, pemeriksaan ini akan menentukan pemberian jenis terapi. Konsentrasi sianida dalam darah sangat berhubungan dengan gejala klinis yang akan ditimbulkannya.1
Karena sel darah merah banyak mengandung sianida di dalam darahnya, maka pemeriksaan seluruh komposisi darah sangat diperlukan. Hal ini cukup sulit dilakukan karena waktu paruh sianida yang pendek sehingga kandungan sianida dalam darah dengan cepat dapat berkurang. Oleh sebab itu, faktor waktu dan kondisi tempat penyimpanan sangat penting dalam menentukan hasil pemeriksaan.1,5

Tabel 2. Konsentrasi sianida dalam darah dan gejala yang ditimbulkannya.

Sumber: Baskin SI, Brewer TG. Cyanide Poisoning. Chapter. Pharmacology Division. Army Medical Research Institute of Chemical Defense, Aberdeen Proving Ground, Maryland. USA. Available from: www.bordeninstitute.army.mil/cwbw/Ch10.pdf. Access on: Nov 29, 2006.

II.8 PENGKLASIFIKASIAN
Pengklasifikasian ini berdasarkan kemungkinan seseorang tersebut dapat terpapar;1,8
· Diduga : bila seseorang tersebut sangat berpotensi mengalami kontak dengan bahan-bahan kimia tertentu, tetapi tidak terdapat sumber atau paparan kimia yang nyata.
· Mungkin : secara klinis sangat tinggi kemungkinannya untuk terkena zat kimia (berdasar pada riwayat lama dan lokasi aktifitas orang tersebut).
· Dipastikan : Bila ada riwayat terpapar dan dikonfirmasi dengan pemeriksaan laboratorium menunjukkan hasil yang positif atau melebihi nilai normal.

II.9 TERAPI
Prinsip pertama dari terapi ini adalah mengeliminasi sumber-sumber yang terus-menerus mengeluarkan racun sianida. Pertolongan terhadap korban keracunan sianida sangat tergantung dari tingkat dan jumlah paparan dengan lamanya waktu paparan.1,8
· Segera menjauh dari tempat atau sumber paparan. Jika korban berada di dalam ruangan maka segera keluar dari ruangan.
· Jika tempat yang menjadi sumber, maka sebaiknya tetap berada di dalam ruangan. Tutup pintu dan jendela, matikan pendingin ruangan, kipas maupun pemanas ruangan sampai bantuan datang.
· Cepat buka dan jauhkan semua pakaian yang mungkin telah terkontaminasi oleh sianida. Letakkan pakaian itu di dalam kantong plastik, ikat dengan kuat dan rapat. Jauhkan ke tempat aman yang jauh dari manusia, terutama anak-anak.
· Segera cuci sisa sianida yang masih melekat pada kulit dengan sabun dan air yang banyak. Jangan gunakan pemutih untuk menghilangkan sianida.

Tindakan pertama adalah segera cari udara segar. Jika berada di dekat balai pengobatan tertentu maka dapat diberikan oksigen murni. Berikan antidotum seperti sodium nitrite dan sodium thiosulfat untuk mencegah keracunan yang lebih serius. Bila korban dalam keadaan tidak sadar maka harus segera ditatalaksana di rumah sakit karena bila terlambat dapat berakibat kematian.3
Penggunaan oksigen hiperbarik untuk mereka yang keracunan sianida masih sering dipakai. Penambahan tingkat ventilasi oksigen ini akan meningkatkan efek dari antidotum. Asidosis laktat yang berasal dari metabolisme anaerobik dapat diterapi dengan memberikan sodium bikarbonat secara intravena dan bila pendertia gelisah dapat diberikan obat-obat antikonvulsan seperti diazepam. Perbaikan perfusi jaringan dan oksigenisasi adalah tujuan utama dari terapi ini. Selain itu juga, perfusi jaringan dan tingkat oksigenisasi sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan pemberian antidotum. Obat vasopressor seperti epinefrin bila timbul hipotensi yang tidak memberi respon setelah diberikan terapi cairan. Berikan obat anti aritmia bila terjadi gangguan pada detak jantung. Setelah itu berikan sodium bikarbonat untuk mengoreksi asidosis yang timbul.1,8
Tabel 3. Beberapa jenis antidotum yang biasa dipakai oleh negara-negara
tertentu

Sumber: Baskin SI, Brewer TG. Cyanide Poisoning. Chapter. Pharmacology Division. Army Medical Research Institute of Chemical Defense, Aberdeen Proving Ground, Maryland. USA. Available from: www.bordeninstitute.army.mil/cwbw/Ch10.pdf. Access on: Nov 29, 2006.

Cara kerja obat-obatan diatas adalah dengan menghambat pembentukan ikatan sianida pada sitokrom oksidase dengan bantuan methemoglobin. Methemoglobin akan mengikat sianida dan membuangnya dari dalam sel maupun cairan ekstra seluler. Salah satu keterbatasan mengenai antidotum ini adalah hanya berdasar dari eksperimen menggunakan hewan. Karena itu cukup sulit untuk menilai keberhasilannya pada manusia. Selain itu juga, penelitian ini tidak dibuat bila sedang berada dalam situasi yang besifat emergensi.1
Kesulitan dalam melakukan penelitian mengenai penggunaan antidotum ini disebabkan karena:1
· kecilnya jumlah korban keracunan
· fakta bahwa kebanyakan koban keracunan harus mendapatkan terapi segera
· Sulitnya untuk mendapatkan hasil analisis darah dan konsentrasi sianida dalam jaringan
· terbatasnya penelitian yang membandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh hewan.

II.10 PENATALAKSANAAN DI LOKASI BENCANA
Pada Zona Kontaminasi (Hot Zone)
Para penolong harus memakai pelindung karena hidrogen sianida adalah zat berbahaya yang sangat mudah masuk ke dalam. Selain itu juga, tim penyelamat pada kejadian dengan korban keracunan yang banyak harus sudah terlatih membawa peralatan yang memadai. Peralatan itu antara lain;
Pelindung pernafasan: tekanan positif, dan membawa oksigen sendiri pada lokasi dengan tingkat hidrogen sianida yang tidak dapat diperkirakan. Pelindung kulit: Pakaian yang anti zat kimia yang melindungi kontak langsung hidrogen sianida dengan kulit. Pada korban yang keracunan sianida, segera cek pernafasan dan nadinya. Segera bawa korban ke tempat yang bebas racun sianida.1,3,4

Pada Zona Dekontaminasi
Periksa respirasi dan nadi ulang. Bila ternyata pernafasan sangat rendah atau tidak ada, berikan nafas buatan. Segera berikan oksigen 100% dan antidotum spesifik bila perlu. Selain itu, segera lepaskan pakaian yang terkontaminasi dan siram kulit dan air dengan air selama 2-3 menit, setelah itu cuci dengan sabun.
Irigasi dan siram mata yang teriritasi dengan air bersih selama lima menit. Tetap lakukan irigasi pada mata walaupun sedang dilakukan tindakan lain.
Pada kasus yang tertelan, jangan menyuruh atau membuat korban muntah. Jika korban tidak sadar, berikan zat karbon misalnya arang sebanyak 60-90 gram. Jika korban dalam keadaan sadar maak dapat diberikan antidotum dengan segera. Setelah selesai dilakukan proses dekontaminasi racun maka segera pindahkan ke zona pendukung.1,4,5

Pada Zona Pendukung
Periksa kembali respirasi dan nadi korban. Selain itu nilai juga tingkat kesadaran korban. Segera nilai apakah antidotum yang diberikan berhasil menghilangkan gejala-gejala yang timbul akibat keracunan. Tetap teruskan melakukan irigasi pada kulit dan mata.1,3

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

· Sianida adalah zat beracun yang sangat mematikan. Hidrogen sianida adalah cairan tidak berwarna atau dapat juga berwarna biru pucat pada suhu kamar. Bersifat volatile dan mudah terbakar .
· Sianida ditemukan pada rokok, asap kendaraan bermotor, dan makanan seperti bayam, bambu, kacang, tepung tapioka dan singkong. Selain itu juga dapat ditemukan pada beberapa produk sintetik
· Gejala yang ditimbulkan oleh zat kimia sianida ini bermacam-macam; mulai dari rasa nyeri pada kepala, mual muntah, sesak nafas, dada berdebar, selalu berkeringat sampai korban tidak sadar
· Korban dapat terpapar sianida secara inhalasi, kontak langsung melalui kulit dan mata dan dengan menelan atau tertelan sianida.
· Jumlah distribusi dari sianida berubah-ubah sesuai dengan kadar zat kimia lainnya di dalam darah
· Konsentrasi sianida dalam darah sangat berhubungan dengan gejala klinis yang akan ditimbulkannya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Baskin SI, Brewer TG. Cyanide Poisoning. Chapter. Pharmacology Division. Army Medical Research Institute of Chemical Defense, Aberdeen Proving Ground, Maryland. USA. Available from: www.bordeninstitute.army.mil/cwbw/Ch10.pdf. Access on: Nov 29, 2006.

2. Anonymus. Hydrogen Cyanide (HCN).UN. available from : www.atsdr.cdc.gov/mhmi/mmg8.pdf. Access on: November 29, 2006

3. Centers for Disease Control and Prevention. The Facts About Cyanides. New York State Department Of Health. New York. 2004. Available from: www.health.state.ny.us/nysdoh/bt/chemical_terrorism/docs/cyanide_general.pdf. Access on: November 29, 2006

4. Anonymus. Fact About Cyanide.C. Departement Of Health and Human Service. Center for Disease Control and Prevention. 2003. Available from: www.bt.cdc.gov/agent/cyanide/basics/pdf/cyanide-facts.pdf. Access on: November 29, 2006

5. Agency for Toxic Substances and Disease Registry. Cyanide. Division of Toxicology and Environmental Medicine. Atlanta. 2006. Available from: www.atsdr.cdc.gov/tfacts8.pdf. Access on: November 29, 2006.

6. Alcorta R, Facep MD, Smoke Inhalation & Hydrogen Cyanide Poisoning. Jems Communication. EMD Pharmaceuticals. Elsevier. 2004. Available from: www.jems.com/data/pdf/smoke-poisoning.pdf. Access on: November 29, 2006

7. Anonymus. Cyanide 2. Relevance To Public Health. Page 13-23. Available from: www.atsdr.cdc.gov/toxprofiles/tp8-c2.pdf. Access on: November 29, 2006

8. Anonymus. Cyanide. Departement Of Health and Human Service. Center for Disease Control and Prevention. 2005. Available from: www.bt.cdc.gov/agent/cyanide/basics/pdf/cyanidecasedef.pdf. Access on: November 29, 2006

Jumat, 09 Juli 2010

Efek Obat Nyamuk

Maunya, sih, biar si kecil bisa tidur nyenyak tanpa gangguan nyamuk. Akan tetapi, hati-hati lho, ia masih rentan terhadap zat racun yang ditimbulkan obat nyamuk.

Gara-gara tak ingin si kecil terganggu tidurnya, biasanya kita menggunakan obat nyamuk. Entah yang dalam bentuk semprot, bakar, oles, ataupun elektrik. “Pada prinsipnya, semua obat nyamuk memiliki khasiat sama, untuk membunuh dan mengusir nyamuk. Bedanya cuma dalam kemasan dan konsentrasi bahan aktif atau zat racunnya,” ujar dr H Bambang Supriyatno SpA dari RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

Akan tetapi, tahukah para ibu dan ayah bahwa obat nyamuk bisa menjadi “ancaman” buat kita? Apalagi jika si kecil termasuk anak yang peka atau sensitif.

Aneka Resiko

Mengapa obat nyamuk berbahaya buat manusia? Sebab obat nyamuk mengandung bahan aktif yang termasuk golongan organofosfat. Bahan aktif ini adalah dichlorovynil dimethyl phosfat (DDVP), propoxur (karbamat), dan diethyltoluamide, yang merupakan jenis insektisida pembunuh serangga.

Memang, seperti dijelaskan Bambang Supriyatno, tak semua bahan aktif tadi murni. Artinya, ada zat tambahannya. “Entah itu pewarna, pengawet, ataupun pewangi. Jadi, seperti ingredients dalam makanan. Campuran bahan tambahan tadi untuk memberikan wewangian tertentu karena umumnya bahan aktif berbau kurang sedap. “Nah, asal tahu saja, bahan-bahan tambahan ini pun berdampak pula pada kesehatan. Jadi, berlipatgandalah dampak buruk si obat nyamuk ini.”

Racun nyamuk ditemukan pada semua jenis obat nyamuk. “Pada obat nyamuk bakar, semprot, dan elektrik lebih cenderung untuk membunuh nyamuk, sedangkan pada obat nyamuk oles lebih pada pencegahannya, yaitu mengusir nyamuk,” jelas Bambang.

Kendati mengeluarkan zat racun yang sama, dosis tiap-tiap obat nyamuk berbeda satu sama lain. Ditilik dari segi konsentrasi atau komposisi, bahan aktif pada obat nyamuk terdiri dari konsentrasi ringan sampai berat, dari yang kurang toksid sampai yang lebih toksid.

Yang jelas, semua itu tergantung dari kadar konsentrasi racun dan jumlah pemakaiannya. Misalnya, kadar konsentrasi bahan aktif obat nyamuk semprot mungkin sedikit, tetapi kalau disemprotkan berulang kali tentu kadarnya akan bertambah banyak. Obat nyamuk yang memiliki kadar demikian mungkin bisa mematikan nyamuk dengan cepat, tetapi membahayakan kesehatan manusia.

Risiko terbesar terdapat pada obat nyamuk bakar karena secara langsung mengeluarkan asap yang dapat terhirup. Sementara obat nyamuk semprot berbentuk cair memiliki konsentrasi berbeda karena cairan yang dikeluarkan akan diubah menjadi gas. Artinya, dosisnya lebih kecil. Sementara obat nyamuk elektrik lebih kecil lagi karena bekerja dengan cara mengeluarkan asap, tetapi dengan daya elektrik.

Dengan demikian, makin kecil dosis bahan zat aktif, makin kecil pula bau yang ditimbulkan. Sekaligus, makin minim pula kemungkinan mengganggu kenyamanan manusia.

Batuk jadi Pertanda

Bayi dan anak balita bisa dikatakan rentan terhadap obat nyamuk. Hal ini bisa terjadi karena organ-organ tubuhnya belum sempurna, daya tahan tubuhnya belum baik, refleks batuknya pun belum baik, dan sebagainya. Bahkan, bisa lebih berbahaya lagi pada anak yang alergi dan punya bakat asma.

“Bahan aktif dari obat nyamuk masuk ke dalam tubuh, baik melalui pernafasan maupun kulit, ke peredaran darah. Setelah itu menyebar pada sel-sel tubuh. Ada yang ke pernafasan, ke otak lewat susunan saraf pusat, dan lain-lain. Nah, organ mana yang sensitif, maka itulah yang akan terkena. Tentunya karena obat nyamuk lebih pada hirupan, maka yang paling berperan sekali adalah pernafasan. Sementara kalau lewat kulit sangat tergantung pada daya sensitivitas atau kepekaan kulit anaknya,” jelas Bambang.

Jadi, gangguan-gangguan pada organ tubuh bisa saja terjadi jika pemakaian obat nyamuk tidak terkontrol sehingga dipakai dalam dosis yang berlebihan.

Anak yang punya alergi akan lebih menunjukkan reaksi, terutama pada saluran nafasnya. Ia akan lebih mudah batuk. Hal ini terjadi karena adanya gangguan mekanisme pertahanan saluran nafas, yang diakibatkan bahan aktif yang terhirup.

Reaksi yang terjadi bisa cepat, bisa juga lambat. Pada anak yang sensitif organ pernafasannya, reaksinya bisa saat itu juga atau timbul dalam beberapa menit. Begitu terhirup bau obat nyamuk, ia langsung batuk-batuk. Namun, ada juga yang setelah enam jam baru batuk-batuk. Obat nyamuk bisa juga menjadi faktor pencetus asma. Dampak ini terlihat pada anak yang memiliki bakat asma.

Lain lagi jika terjadi pada anak yang memiliki kulit sensitif. Jika terkena bahan-bahan yang terkandung dalam obat nyamuk, terutama bahan tambahannya, kulitnya akan kemerahan. Dan, ketika digaruk akan timbul lecet dan mungkin bisa menjadi eksim.

Sumber: Kompas

Kamis, 24 Juni 2010

Sildenafil

Sildenafil sitrat, dijual sebagai Viagra, Revatio dan di bawah berbagai nama dagang lainnya, adalah obat yang dipakai untuk mengobati disfungsi ereksi dan hipertensi arteri pulmonal (PAH. Ini dikembangkan dan sedang dipasarkan oleh perusahaan farmasi Pfizer . Kerjanya dengan menghambat phosphodiesterase tipe tertentu cGMP 5 , suatu enzim yang mengatur aliran darah pada penis. Sejak menjadi tersedia pada tahun 1998, sildenafil telah menjadi pengobatan utama untuk disfungsi ereksi; pesaing utama di pasar adalah tadalafil (Cialis) dan vardenafil (Levitra).

Sejarah
Sildenafil (senyawa UK-92, 480) disintesis oleh sekelompok ahli kimia farmasi bekerja di Pfizer's Sandwich, Kent , fasilitas penelitian di Inggris. Ini pertama kali dikaji untuk digunakan dalam hipertensi (tekanan darah tinggi) dan angina pektoris (merupakan gejala penyakit jantung iskemik ). Uji coba klinis pertama dilakukan di Rumah Sakit Morriston di Swansea . Tahap I uji klinis di bawah arahan Ian Osterloh menyarankan bahwa obat tersebut tak banyak berpengaruh pada angina, tetapi itu bisa mendorong ditandai penis ereksi . Pfizer sehingga memutuskan ke pasar untuk disfungsi ereksi, bukan untuk angina. Obat itu dipatenkan pada tahun 1996, telah disetujui untuk digunakan dalam disfungsi ereksi oleh Amerika Serikat Food and Drug Administration pada tanggal 27 Maret 1998,, menjadi pengobatan oral pertama yang disetujui untuk mengobati disfungsi ereksi di Amerika Serikat, dan ditawarkan untuk dijual di Amerika Serikat kemudian tahun itu. segera menjadi sukses besar: penjualan tahunan Viagra pada periode 1999-2001 melebihi $ 1 miliar.

Pers Inggris digambarkan Peter Dunn dan Albert Wood sebagai penemu obat, yang menyatakan bahwa sengketa Pfizer. Nama-nama mereka pada aplikasi pembuatan obat paten, tapi Pfizer klaim ini hanya untuk kenyamanan.

Even though sildenafil is available only by prescription from a doctor, it was advertised directly to consumers on US TV (famously being endorsed by former United States Senator Bob Dole and soccer tar Pelé ). Meskipun sildenafil tersedia hanya dengan resep dari dokter, itu diiklankan langsung ke konsumen di US TV (terkenal karena didukung oleh mantan Senator AS Bob Dole dan sepak bola bintang Pelé ). Banyak situs di Internet menawarkan Viagra untuk dijual setelah konsultasi online "", sering kuesioner web sederhana. The "Viagra" Nama telah menjadi begitu terkenal sehingga banyak palsu aphrodisiacs sekarang menyebut diri mereka " herbal viagra "atau disajikan sebagai tablet biru meniru bentuk dan warna produk Pfizer. Viagra juga informal dikenal sebagai "Vitamin V", "pil KB Blue", serta berbagai julukan lainnya.
Pada tahun 2000, penjualan Viagra menyumbang 92 persen dari pasar global untuk resep disfungsi ereksi pil. Pada tahun 2007, global saham yang Viagra telah jatuh menjadi sekitar 50 persen disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk masuknya Cialis dan Levitra, bersama dengan beberapa pemalsuan dan klon, dan laporan kehilangan penglihatan pada orang yang memakai inhibitor PDE5.
In February 2007, it was announced that Boots the Chemist ould try over the counter sales of Viagra in stores in Manchester , England, Pada bulan Februari 2007, diumumkan bahwa para Chemist Boots akan mencoba di konter penjualan Viagra di toko-toko di Manchester , Inggris . Men aged between 30 and 65 would be eligible to buy four tablets after a consultation with a pharmacist. ia berusia antara 30 dan 65 akan memenuhi syarat untuk membeli empat tablet setelah konsultasi dengan apoteker.

Pfizer paten di seluruh dunia pada sildenafil sitrat akan berakhir pada 2011-2013. The UK paten dimiliki oleh Pfizer pada penggunaan inhibitor PDE5 (lihat di bawah) sebagai pengobatan impotensi adalah pada tahun 2000 batal karena kejelasan ; keputusan ini dikuatkan di banding pada tahun 2002.

Mekanisme aksi
Mekanisme kerja Sildenafil sitrat melibatkan perlindungan monophosphate guanosin siklik (cGMP) dari degradasi oleh phosphodiesterase tipe tertentu cGMP 5 (PDE 5) dalam corpus cavernosum. Nitrat oksida (NO) dalam corpus cavernosum penis mengikat ke reseptor dari enzim yang disebut adenilat guanylate yang menyebabkan peningkatan kadar cGMP, mengarah ke halus otot relaksasi (vasodilatasi) dari bantal intimal dari arteri helicine . Relaksasi otot polos ini menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan aliran darah ke dalam jaringan spons dari penis yang menyebabkan ereksi. Robert F. Furchgott memenangkan Hadiah Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1998 untuk penemuan dan analisis yang diturunkan endotelium santai faktor atau "EDRF", yang kemudian diidentifikasi dengan NO sendiri atau senyawa terkait erat.
Sildenafil adalah dan selektif inhibitor ampuh phosphodiesterase tipe tertentu cGMP 5 (PDE 5), yang bertanggung jawab atas degradasi cGMP dalam corpus cavernosum . Struktur molekul sildenafil adalah serupa dengan cGMP dan bertindak sebagai agen mengikat kompetitif PDE5 dalam corpus cavernosum, menghasilkan cGMP lebih dan ereksi yang lebih baik. Tanpa rangsangan seksual, dan karena itu kurangnya pengaktifan NO / cGMP sistem, sildenafil seharusnya tidak menimbulkan ereksi. lain yang beroperasi dengan mekanisme yang sama termasuk tadalafil (Cialis) dan vardenafil (Levitra).

Jika diambil dengan makanan tinggi lemak, penyerapan berkurang, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai peningkatan konsentrasi plasma maksimum sekitar satu jam, dan konsentrasi maksimum itu sendiri mengalami penurunan sebesar hampir satu-ketiga.

Penggunaan
Disfungsi Seksual
Indikasi utama sildenafil adalah pengobatan disfungsi ereksi (ketidakmampuan untuk mempertahankan ereksi yang memuaskan untuk menyelesaikan hubungan seksual). Penggunaannya saat ini pengobatan standar untuk disfungsi ereksi di semua pengaturan, termasuk diabetes.
Orang di antidepresan mungkin mengalami disfungsi seksual, baik sebagai akibat dari penyakit mereka atau sebagai hasil dari pengobatan mereka. Sebuah studi 2003 menunjukkan bahwa sildenafil meningkatkan fungsi seksual pada pria dalam situasi ini. Menindaklanjuti laporan sebelumnya dari tahun 1999, para peneliti yang sama menemukan sildenafil yang mampu memperbaiki fungsi seksual pada pasien wanita di antidepresan juga.

hipertensi paru
Sebagai isfungsi ereksi juga As, sildenafil sitrat juga efektif dalam penyakit langka hipertensi arteri pulmonal (PAH).. Ini menenangkan dinding arteri, menyebabkan penurunan resistensi dan tekanan arteri paru-paru. Hal ini, pada gilirannya, mengurangi beban kerja hak ventrikel jantung dan meningkatkan gejala sisi kanan gagal jantung . Karena PDE-5 terutama didistribusikan dalam dinding otot polos arteri paru-paru dan penis, bertindak sildenafil selektif di kedua daerah tanpa inducing vasodilasi di area lain dari tubuh. Pfizer mengajukan pendaftaran tambahan untuk sildenafil ke FDA, dan sildenafil disetujui untuk indikasi ini pada bulan Juni 2005. Persiapan bernama Revatio, untuk menghindari kebingungan dengan Viagra, dan tablet 20 miligram yang putih dan bulat. Sildenafil bergabung bosentan dan prostasiklin berdasarkan terapi-untuk kondisi ini.

Ketinggian sakit
Sildenafil telah terbukti berguna untuk pencegahan dan pengobatan paru edema ketinggian-tinggi terkait dengan penyakit ketinggian seperti yang diderita oleh pendaki gunung. Walaupun efek ini baru-baru ini telah ditemukan, sildenafil sudah menjadi menerima perawatan untuk kondisi ini, khususnya dalam situasi di mana pengobatan standar keturunan cepat telah tertunda karena alasan tertentu.

Penggunaan dalam olahraga
Profesional olahraga pemain telah didokumentasikan dengan menggunakan obat-obatan seperti Viagra, dengan pemikiran bahwa pembukaan pembuluh darah mereka akan memperkaya otot mereka. Pada gilirannya, mereka percaya bahwa itu akan meningkatkan kinerja mereka.

Non-medis menggunakan

Penggunaan Rekreasi
itu popularitas Sildenafil dengan orang dewasa muda meningkat dari tahun ke tahun. nama dagang yang Sildenafil "Viagra" secara luas diakui dalam budaya populer, dan obat asosiasi dengan mengobati disfungsi ereksi telah menyebabkan penggunaan rekreasi nya. Alasan di balik penggunaan tersebut termasuk keyakinan bahwa obat meningkatkan libido, meningkatkan kinerja seksual, atau meningkatkan ukuran penis secara permanen. Studi mengenai dampak viagra bila digunakan recreationally terbatas, tetapi menunjukkan bahwa memiliki pengaruh yang kecil bila digunakan oleh mereka yang tidak menderita disfungsi ereksi, dan seks memiliki hubungan yang stabil dalam. Dalam sebuah penelitian, sebuah dosis 25 mg terbukti tidak menimbulkan perubahan signifikan dalam kualitas ereksi, tapi tidak mengurangi ejakulasi pasca- waktu refraktori . Penelitian ini juga mencatat signifikan efek plasebo pada kelompok kontrol.
Unprescribed menggunakan rekreasi dan lain Sildenafil PDE-5 Inhibitor dicatat sebagai sangat tinggi di kalangan pengguna obat terlarang. Sildenafil kadang-kadang digunakan untuk melawan efek dari zat-zat lainnya, sering terlarang. Beberapa pengguna campuran dengan methylenedioxymethamphetamine (MDMA, ekstasi), stimulan lainnya, atau opiat dalam upaya untuk mengimbangi efek-samping umum dari disfungsi ereksi, kombinasi yang dikenal sebagai " sextasy , "" rockin 'dan bergelut, "atau" jejak campuran. "Mencampur dengan amyl nitrit sangat berbahaya, dan secara potensial fatal.

Penelitian Jet lag
Tahun 2007 Ig Nobel dalam Penerbangan pergi ke Patricia V. Agostino, Santiago A. Plano dan Diego A. Golombek Universidad Nacional de Quilmes, Argentina, untuk penemuan mereka bahwa Viagra bantu jet lag pemulihan pada hamster. Penelitian mereka diumumkan dalam Prosiding National Academy of Sciences .

Acetildenafil adalah analog struktural dari sildenafil, salah satu inhibitor PDE 5 yang ditemukan di sejumlah "jamu" produk aphrodisiac dijual over-the-counter. Ini kelas analog tidak mengalami pengujian ketat bahwa obat-obatan seperti sildenafil telah berlalu, dan dengan demikian memiliki profil efek samping tidak diketahui. berapa usaha telah dilakukan untuk melarang obat ini, namun kemajuan telah lambat sejauh ini, sebagai, bahkan dalam yurisdiksi yang memiliki hukum penargetan obat desainer, hukum yang dirancang untuk melarang analog dari penyalahgunaan narkoba, bukan analog obat resep. Namun, setidaknya satu kasus pengadilan telah menghasilkan suatu produk yang diambil dari pasar.

Dosis


Viagra
Viagra pil biru dan berbentuk berlian dengan kata-kata "Pfizer" terukir di satu sisi, dan "xx VGR" (di mana xx adalah singkatan dari "25", "50" atau "100", dosis yang pil dalam miligram) berukir di sisi lain. Dosis sildenafil untuk disfungsi ereksi adalah 25 mg sampai 100 mg diambil tidak lebih dari sekali per hari antara 30 menit dan 4 jam sebelum hubungan seksual .
Dosis untuk hipertensi arteri paru (Revatio) adalah salah satu 20 mg tablet tiga kali sehari. Revatio pil berwarna putih, bulat, berlapis film tablet dicetak dengan "RVT 20" timbul di satu sisi

Kontra
Kontraindikasi meliputi:
• Bila mengambil donor oksida nitrat, nitrit organik dan nitrat, seperti trinitrate gliseril (nitrogliserin), natrium nitroprusside , amyl nitrit (" popper ")
• Pada laki-laki untuk siapa hubungan seksual tidak disarankan karena kardiovaskular faktor risiko
• Parah kerusakan hati (penurunan fungsi hati)
• Parah penurunan fungsi ginjal
• Hipotensi (tekanan darah rendah)
• Recent stroke atau serangan jantung
• Degeneratif herediter gangguan retina (termasuk kelainan genetik retina phosphodiesterases )
Efek samping
Dalam uji klinis , yang paling umum efek samping penggunaan sildenafil termasuk sakit kepala , pembilasan , dispepsia , hidung dan gangguan penglihatan, termasuk ketakutan dipotret dan penglihatan kabur. Beberapa pengguna sildenafil mengeluh melihat segala sesuatu berwarna biru ( cyanopsia ). Beberapa mengeluh blurriness dan hilangnya penglihatan tepi . Pada bulan Juli 2005, US Food and Drug Administration menemukan bahwa sildenafil dapat menyebabkan gangguan penglihatan pada kasus yang jarang terjadi dan sejumlah studi telah terhubung menggunakan sildenafil dengan neuropati optik iskemik anterior nonarteritic
Langka tapi efek samping yang serius ditemukan melalui surveilans postmarketing termasuk priapism , parah hipotensi , infark miokardial (serangan jantung), aritmia ventrikel , stroke , meningkatkan tekanan intraokular , dan gangguan pendengaran mendadak . Sebagai hasil dari laporan ini postmarketing, pada bulan Oktober 2007 , FDA mengumumkan bahwa pelabelan untuk semua inhibitor PDE5, termasuk sildenafil, membutuhkan lebih menonjol peringatan potensi resiko kehilangan pendengaran mendadak.
Perawatan harus dilakukan oleh pasien yang juga mengambil inhibitor protease untuk perawatan HIV . Protease inhibitor menghambat metabolisme sildenafil, efektif mengalikan tingkat plasma dari sildenafil, meningkatkan insiden dan keparahan efek samping. Dianjurkan agar pasien menggunakan inhibitor protease membatasi penggunaan sildenafil mereka tidak lebih dari satu dosis 25 mg setiap 48 jam.
menggunakan sempitnya sildenafil dan alpha blocker dapat mengakibatkan tekanan darah rendah, tetapi efek ini tidak terjadi jika mereka diambil di sedikitnya empat jam.
Deteksi dalam cairan biologis
Sildenafil dan / atau N-desmethylsildenafil, metabolit aktif utama, mungkin quantitated dalam plasma, serum atau darah secara keseluruhan untuk menilai status farmakokinetik pada mereka yang menerima terapi obat, untuk mengkonfirmasikan diagnosis dalam korban keracunan potensial atau untuk membantu dalam forensik penyelidikan dalam kasus overdosage fatal.
Sintesis kimia
Persiapan langkah untuk sintesis sildenafil adalah sebagai berikut:
1. Metilasi dari-5-karboksilat etil ester asam-propylpyrazole 3 dengan dimetil sulfat panas.
2. Hidrolisis dengan NaOH menjadi asam bebas air.
3. . Nitrasi dengan oleum / marah asam nitrat.
4. Carboxamide formasi dengan refluks klorida tionil / NH 4 OH.
5. Pengurangan kelompok nitro untuk amino.
6. Asilasi dengan-ethoxybenzoyl klorida 2.
7. Siklisasi
8. Sulfonasi ke chlorosulfonyl derivatif.
9. Kondensasi dengan 1-methylpiperazine.