bobo' ah ===>>>

Photobucket

Kamis, 24 Juni 2010

Hepatitis

Hepatitis adalah peradangan hati karena berbagai sebab. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut "hepatitis akut", hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut "hepatitis kronis".

Penyebab
Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima virus hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti mononukleosis infeksiosa, demam kuning dan infeksi sitomegalovirus. Penyebab hepatitis non-virus yang utama adalah alkohol dan obat-obatan.
Jenis Virus Hepatitis
• Virus hepatitis A
Virus hepatitis A terutama menyebar melalui tinja. Penyebaran ini terjadi akibat buruknya tingkat kebersihan. Di negara-negara berkembang sering terjadi wabah yang penyebarannya terjadi melalui air dan makanan.
• Virus hepatitis B
Penularannya tidak semudah virus hepatitis A. Virus hepatitis B ditularkan melalui darah atau produk darah. Penularan biasanya terjadi diantara para pemakai obat yang menggunakan jarum suntik bersama-sama, atau diantara mitra seksual (baik heteroseksual maupun pria homoseksual).
Ibu hamil yang terinfeksi oleh hepatitis B bisa menularkan virus kepada bayi selama proses persalinan. Hepatitis B bisa ditularkan oleh orang sehat yang membawa virus hepatitis B. Di daerah Timur Jauh dan Afrika, beberapa kasus hepatitis B berkembang menjadi hepatitis menahun, sirosis dan kanker hati.
• Virus hepatitis C
Menyebabkan minimal 80% kasus hepatitis akibat transfusi darah. Virus hepatitis C ini paling sering ditularkan melalui pemakai obat yang menggunakan jarum bersama-sama. Jarang terjadi penularan melalui hubungan seksual. Untuk alasan yang masih belum jelas, penderita "penyakit hati alkoholik" seringkali menderita hepatitis C.
• Virus hepatitis D
Hanya terjadi sebagai rekan-infeksi dari virus hepatitis B dan virus hepatitis D ini menyebabkan infeksi hepatitis B menjadi lebih berat. Yang memiliki risiko tinggi terhadap virus ini adalah pecandu obat.
• Virus hepatitis E
Virus hepatitis E kadang menyebabkan wabah yang menyerupai hepatitis A, yang hanya terjadi di negara-negara terbelakang.
• Virus hepatitis G
Jenis baru dari virus hepatitis yang telah terdeteksi baru-baru ini.
Virus-virus lain yang dapat menyebabkan hepatitis :
• Virus Mumps
• Virus Rubella
• Virus Cytomegalovirus
• Virus Epstein-Barr
• Virus Herpes

Selasa, 22 Juni 2010

ANTIBIOTIKA

Antibiotika adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri.



Berdasarkan mekanisme kerjanya antibiotik dapat digolongkan menjadi:

I. Antibakteri yang menghambat sintesis asam nukleat

§ Sulfonamid

§ Trimetoprim

§ Quinolon

§ Nitroimidazol

II. Antibakteri yang menghambat sintesis dinding sel

§ Penisillin

§ Cefalosporin

§ Vancomysin

III. Antibakteri yang menghambat sintesis protein

§ Aminoglikosida

§ Tetrasiklin

§ Makrolida

§ Kloramfenikol


SULFONAMIDA


Merupakan antibakteri yang efektif untuk infeksi sistemik yang pertama kali ditemukan. Namun, penggunaannya sekarang sudah jauh berkurang karena ditemukannya obat-obat baru yang lebih efektif dan kurang toksik. Sulfanolamida menghambat dihidropteroat sintetase secara kompetitif sehingga akan menghambat produksi folat yang dibutuhkan untuk sintesis DNA bakteri.



TRIMETOPRIM


Trimetoprim bekerja pada jalur metabolisme yang sama dengan sulfonamid, tetapi enzim yang dihambat adalah dihidrofolat reduktase. Kombinasi dengan sulfametoksasol bekerja sinergis terhadap bakteri tertentu terutama infeksi saluran nafas.



QUINOLON

Quinolon menghambat DNAgyrase, enzim yang memampatkan untaian panjang DNA bakteri menjadi bentuk supercoil yang hemat tempat. Quinolon penetrasinya ke sel dan jaringan bagus, bisa diberikan peroral dan toksisitasnya relatif rendah. Misalnya siprofloksasin merupakan salah satu anggota quinolon yang berspektrum luas.



NITROIMIDAZOL

Metronidazol bisa diberikan peroral dan intravena, aktif terhadap sebagian besar bakteri anaerob termasuk spesies Baacteroides. Metronidasol merupakan obat pilihan untuk beberapa infeksi protozoa seperti Entamoeba histolytica, Giardia lambia, Trichomonas vaginalis.



PENISILIN

Penisilin spektrum luas

Amoxicillin dan ampicillin efektif terhadap bakteri yang tidak menghasilkan β-laktamase dari gram +, dan karena lebih bisa menembus dinding bakteri gram- dibanding benzylpenisilin. Absorbsi oral amoxicillin lebih baik dibanding ampicillin. Meropenem merupakan senyawa carbapenem (struktur mirip penisilin) tetapi sangat tahan terhadap β-laktamase. Spektrum aktivitasnya luas tetapi tidak aktif terhadap beberapa strain Pseudomonas aeruginosa dan MRSA. Obat ini diberikan secara intravena.



CEFALOSPORIN


Golongan ini digunakan untuk terapi meningitis, septicaemia, dan pnemonia, farmakologi dan mekanismenya serupa dengan penisilin. Terkadang bisa menimbulkan reaksi alergi, dan sensitivitas silang dengan penisilin dapat terjadi. Contoh golongan cefalosporin adalah cefadroksil, ceftazidim, ceftriaxon, cefiksim. Ceftriaxon mempunyai waktu paruh lebih panjang diantara cefalosporin lainnya sehinggz cukup diberikan sekali sehari.



VANCOMYCIN

Merupakan antibiotik bakteridal yang tidak diabsorbsi peroral. Mekanisme kerjanya dengan menghambat pembentukan peptidoglikan dan aktif terhadap sebagian besar bakteri gram +. Vancomycin penting untuk pasien septicaemiaa dan endocarditis karena Methicillin Resisten Staphylococcus aureus (MRSA) dan merupakan antibiotik pilihan yang diberikan peroral untuk antibiotik associated pseudomembrannous collitis(komplikasi serius penggunaan antibiotik karena superinfeksi usus besar oleh Clostridium difficale yang menghasilkan toksin yang merusak mukosa kolon).



AMINOGLIKOSIDA


Pemberian harus injeksi karena sangat polar sehingga absorbsi peroralnya sangat jelek, bersifat bakterisidal dan efektif terhadap banyak bakteri gram – dan gram +. Aminoglikosida index terapinya sempit sehingga potensial toksik. Gentamisin merupakan aminoglikosida terpenting karena secara empiris bisa mengobati infeksi akut gram – yang mengancam nyawa. Misalnya infeksi Pseudoonas aeruginosa sebelum hasil kultur tes sensitivitas antibakteri keluar. Gentamisin diduga memiliki aksi sinergis dengan penisilin dan vancomycin sehingga kadang dikombinasi untuk streptococal endocarditis. Amikasin lebih tahan terhadap aminoglikosida-inactivating enzymes dan digunakan bila gentamisin telah resisten. Netilmicin diklaim kurang toksik dibanding gentamisin. Neomisin terlalu toksik unutk penggunaan parenteral sehingga hanya dipakai peroral untuk infeksi kulit dan secara oral atau lokal untuk sterilisasi saluran cerna sebelum operasi. Streptomysin efektif terhadap Mycobacterium tuberculosis, tetapi menyebabkan ototoksisitas, terutama pada terapi jangka panjang dan intensif, sehingga sekarang digantikan rifampicin.



TETRASIKLIN


Absorbsi tetrasiklin di saluran cerna menurun dengan pemberian calsium (susu), magnesium, besi dan makanan pada umumnya. Spektrumnya luas tetapi pada kebanyakan mikroorganisme tetrasiklin sudah digantikan obat lain.



KLORAMFENIKOL


Diberikan peroral atau injeksi intravena, berspektrum luas, tetapi sayangnya efek samping yang berat (aplasi sumsum tulang), hambatan produksi eritrosit dan leukosit yang reversibel (tergantung dosis), encefalopathy dan neuritis optik sehingga kloramfenikol jarang digunakan.

MAKROLIDA


Biasanya diberikan peroral tetapi eritromisin dan claritomisin bisa diberikan intravena bila perlu. Spektrum antimikrobanya serupa benzylpenicillin dan bisa digunakan sebagai obat alternatif pada pasien yang resisten penicillin.

ANTI VIRUS

Virus


adalah parasit intrasel yang tidak bias bereplikasi sendiri, tetapi harus menggunakan sel inang. Karena ikatan yang begitu erat sntsrs replikasi virus dan metabolisme sel inang, sehingga sulit sekali ditemukan obat yang selektif hanya kepada virus. Hal ini membuat vaksin menjadi metode utama untuk mengontrol infeksi virus. Misalnya poliomyelitis, rabies, yellow fever, measles, rubella.
Definisi antivirus
Anti virus adalah :


Sebuah agen yang membunuh virus dengan menekan kemampuan untuk replikasi, menghambat kemampuan untuk menggandakan dan memperbanyak diri. Misalnya, Amantadine (Symmetrel) adalah sintesis antivirus dimana kerjanya menghambat multiplikasi virus influenza A, Diberikan dalam waktu 24-48 jam dari mulai dari gejala flu, dapat mengurangi kerasnya dari penyakit, terutama pada individu berisiko tinggi seperti orang-orang yang immunosuppressed atau di rumah sakit. Rimantadine (Flumadine) yang terkait dalam struktur dan anti-influenza J tindakan untuk amantadine tapi memiliki lebih sedikit efek samping.

BEBERAPA OBAT ANTI VIRUS
Photobucket

Antivirus yang telah dikembangkan pada umumnya kurang efektif karena adanya replikasi dari virus yang sangat cepat sehingga menimbulkan mutasi yang membuat mereka tahan terhadap obat. Obat anti retrovirus digunakan untuk menghambat HIV, dan walaupun resistensi terhadap obat tunggal berkembang dengan cepat, tetapi penggunaan inhibitor protease dikombinasi dengan 2 reserve transcriptase inhibitor menurunkan secara dramatis angka mortalitas dan morbiditas karena AIDS. Meskipun efek samping sering timbul, tetapi pengobatan anti HIV harus terus-menerus untuk mencegah timbulnya resistensi

Pengobatan infeksi HIV :


Beberapa kelas obat-obatan yang digunakan untuk mengobati infeksi HIV:
1. Nucleoside-Analog Reverse Transcriptase Inhibitors (NRTI).
Obat-obatan ini menghalangi virus RNA bergantung-DNA polymerase (reverse transcriptase) dan dimasukkan ke dalam DNA virus. Misalnya zidovudin, didanosine, zalcitabine, stavudin dan lamivudin.


2. Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors (NNRTIs).
Obat-obat ini menghalangi replikasi HIV secara langsung. Misalnya nevirapin, delavirdine.


3. Protease Inhibitors.
Ini adalah obat khusus untuk HIV-1 protease dan kompetitif yang menghalangi enzim, mencegah pematangan dari virions yang mampu menjangkiti sel lainnya. Misalnya saquinavir, ritonavir, indinavir dan nelfinavir.

Rekomendasi dosis obat-obat anti virus

Zanamivir
Zanamivir adalah untuk perawatan influensa di kalangan anak-anak usia 7 tahun atau lebih. Dosis 5 mg sehari 2 kali tiap 12 jam.


Oseltamivir
Dosis tergantung berat badan. 30 mg dua kali sehari untuk anak dengan berat badan kurang dari atau sama dengan 15 kg. Dosis 45 mg dua kali sehari untuk berat badan 15 – 23 kg, dosis 60 mg dua kali sehari dengan berat badan 23 – 40 kg. Dan dosis 75 mg dua kali sehari untuk berat badan lebih dari 40 kg.

Amantadine
Dosis untuk anak-anak berusia 1 sampai 9 tahun untuk pengobatan dan pencegahan penyakit adalah 4,4 - 8,8 mg / kg berat badan / hari. Dosis maksimal 150 mg per hari.

Rimantadine
Rimantadine disetujui untuk pencegahan penyakit di kalangan anak-anak berusia 1 tahun atau lebih dan untuk pengobatan dan pencegahan penyakit di kalangan orang dewasa. Rimantadine diberikan dalam 1 atau 2 dosis terbagi pada dosis 5 mg / kg berat badan / hari, dosis tidak melebihi 150 mg / hari untuk anak-anak berusia 1 sampai 9 tahun.

Acyclovir
Pada herpes simplex, dosis 200 mg sehari 5 kali selama 5 hari. Untuk anak dibawah 2 tahun dosis setengah dari dosis dewasa. Efek samping dari acyclovir mual, muntah, nyeri perut, diare dan sakit kepala.

Gancyclovir
Harus diberikan secara intravena dan karena toksisitasnya, obat ini hanya digunakan untuk infeksi berat. Dosis 5 mg/kg berat badan setiap 12 jam selama 14 – 21 hari untuk pengobatan dan selama 7 – 14 hari untuk pencegahan.

ANTI PLATELET

Anti platelet adalah obat-obat yang menurunkan agregasi platelet dan menghambat pembentukan thrombus di sirkulasi arteri dimana antikoagulan mempunyai efek yang sedikit.


Stroke akan tetap menjadi masalah umum dan mahal di seluruh dunia, namun banyak kemajuan yang telah dibuat dalam beberapa dekade dalam memahami mekanisme stroke, faktor risiko, dan therapies. Karena trombosa memainkan peran penting dalam pathogenesis of ischemic stroke, obat-obatan yang mengganggu hemostasis dan klintir formasi seperti anticoagulants dan platelet antiaggregants biasa digunakan dalam pengelolaan penyakit cerebrovascular. Banyak bukti yang mendukung penggunaan obat tertentu antithrombotic dalam pencegahan stroke. Namun, karena keterbatasan data pendukung, penggunaan agen ini dalam pasien dengan ischemic stroke akut masih kontroversial.


Dalam laporan ini, kami memeriksa bukti yang relevan untuk dipublikasikan efek dari anticoagulants dan antiplatelet agen ischemic stroke akut pada kematian, sifat mudah kena sakit, dan kambuh harga serta terkait simpangan manfaat dan risiko yang perawatan di tingkat deep vein trombosa, pulmonary embolus , dan cardiovascular komplikasi. Sebagai bagian dari analisis ini, kami juga berusaha untuk menentukan apakah ada bukti yang mendukung diferensial kemanjuran obat ini menurut ischemic stroke subtypes.


Aspirin (160 mg atau 325 mg setiap hari) hasil yang signifikan secara statistik kecil tetapi pengurangan kematian dan cacat apabila diberikan dalam waktu 48 jam setelah ischemic stroke, seperti ditunjukkan oleh gabungan analisis yang tersedia studies.12 Abciximab, unfractionated heparin, LMW heparins, dan heparinoids belum ditampilkan untuk mengurangi angka kematian atau stroke yang berhubungan dengan sifat mudah kena sakit bila digunakan dalam waktu 48 jam mulai di pasien dengan ischemic stroke akut.


Obat-obat anti platelet
Yang paling penting obat antiplatelet adalah:


1. Cyclooxygenase inhibitors
Contoh:
aspirin. Aspirin menghambat secara irreversible enzim Cox, sehingga mengurangi platelet produksi TXA2 (thromboxane - kuat vasoconstrictor yang rendah berhubungan dgn putaran AMP ).
Dosis rendah aspirin untuk pencegahan pada penyumbatan aliran darah ke otak atau pada penyakit pembuluh darah jantung. Dosis tunggal 150 – 300 mg diberikan segera mungkin setelah terjadinya kerusakan sel. Kemudian dilanjutkan dengan dosis penjagaan 75 mg sehari.
Efek samping: bronkospasme, gangguan saluran pencernaan


2. adenosine diphosphate (ADP) receptor inhibitor
contoh:
clopidogrel (plavix). Clopidogrel akan mempengaruhi ADP-tergantung aktivasi IIb / IIIa kompleks. Dosis 75 mg sehari sekali. Efek samping rasa kurang enak di perut, nyeri perut, diare, perdarahan, sakit kepala dll.
ticlopidin (ticlid). Dosis 1 -2 tablet sehari. Efek samping gangguan fungsi saluran pencernaan. Alergi kulit. Obat berinteraksi dengan antikoagulan.


3. Phosphodiesterase inhibitors
Contoh : cilostazol (pletal)


4. Glycoprotein IIB / III A inhibitors (hanya menggunakan darah)
Contoh :
abciximab (ReoPro). Dosis awal dewasa dengan pemberian intravena 250 microgram/kg, kemudian dilanjutkan dengan infuse intravena 125 nanogram/kg/menit (maksimal 10 microgram/menit). Untuk pencegahan pada komplikasi iskemi dimulai 10 – 60 menit melalui infuse selama 12 jam. Efek samping perdarahan, mual, muntah, hipotensi, bradikardi, nyeri kepala.
Eptifibatde (Integtrilin)
Tirofiban (Aggrastat)
Defibrotide


5. Adenosine reuptake inhibitors
Contoh :
dipiridamol (persantin). Dipyridamole menghambat platelet phosphodiesterase, menyebabkan peningkatan berhubung dgn putaran AMP dengan potentiasi dari tindakan PGI2 - menentang tindakan TXA2. dosis 300 – 600 mg sehari dalam dosis terbagi sebelum makan. Efek samping hampir sama dengan obat-obat antiplateletlainnya.


Pencegahan terjadinya penyumbatan di daerah arteri dapat digunakan obat-obat anti platelet sebagai terapi obat dan trombolitik. Obat-obat antiplatelet mengubah aktivasi platelet dari kerusakan vascular yang mana hal ini penting untuk pengembangan pembuluh darah arteri. Terapi trombolitik digunakan dalam myocardial infark, dan kadang-kadang pada kerusakan otak. Tidak boleh diberikan pada pasien yang mengalami perdarahan, hipertensi tak terkendali atau hemoragic stroke, atau operasi.

ANTI DEPRESAN

Depresi


adalah suatu kondisi medis-psikiatris dan bukan sekedar suatu keadaan sedih, bila kondisi depresi seseorang sampai menyebabkan terganggunya aktivitas sosial sehari-harinya maka hal itu disebut sebagai suatu Gangguan Depresi. Beberapa gejala Gangguan Depresi adalah perasaan sedih, rasa lelah yang berlebihan setelah aktivitas rutin yang biasa, hilang minat dan semangat, malas beraktivitas, dan gangguan pola tidur. Gejalanya tidak disebabkan oleh kondisi medis, efek samping obat, atau aktivitas kehidupan. Kondisi yang cukup parah menyebabkan gangguan klinis yang signifikan atau perusakan dalam keadaan sosial, pekerjaan, atau bidang-bidang penting lainnya.

Antideprasan


merupakan obat-obat yang efektif pada pengobatan depresi, meringankan gejala gangguan depresi, termasuk penyakit psikis yang dibawa sejak lahir.
Antidepresan digunakan untuk tujuan klinis dalam sejumlah indikasi termasuk yang berikut ini :

1 Untuk mengurangi perasaan gelisah, panik, dan stres.
2 Meringankan insomnia
3 Untuk mengurangi kejang / serangan dalam perawatan epilepsi.

4 Menyebabkan relaksasi otot pada kondisi ketegangan otot.
5 Untuk menurunkan tekanan darah dan atau denyut jantung.
6 Untuk meningkatkan mood dan atau meningkatkan kesupelan.


Jenis antidepresan adalah :

1 antidepresan trisiklik (ATS)
2 inhibitor monoamine oksidase (MAOI)
3 inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI)

dan sekelompok antidepresan lain yang tidak termasuk tiga kelas pertama. Indikasi klinis utama untuk penggunaan antidepresan adalah penyakit depresif mayor. Obat ini juga berguna dalam pengobatan gangguan panik, gangguan ansietas (cemas) lainnya dan enuresis pada anak-anak. Berbagai riset terdahulu menunjukkan bahwa obat ini berguna untuk mengatasi gangguan defisit perhatian pada anak-anak dan bulimia serta narkolepsi.


Anti deprasan seperti amitriptilin juga memiliki efek anti kejang. Golongan ini digunakan pada pasien yang depresi dan juga mengalami kecemasan, atau untuk penggunaan jangka lama dimana dikhawatirkan timbul ketergantungan bila menggunakan benzodiazepine. Inhibitor MAO seperti meclobemid sangat berguna pada pasien depresi dengan fobia. Selektif serotonin reuptake inhibitor (SSRI) seperti citaloram bisa digunakan untuk serangan panic.

Antidepresan Trisiklik


Obat antidepresan trisiklik


adalah sejenis obat yang digunakan sebagai antidepresan sejak tahun 1950an. Dinamakan trisiklik karena struktur molekulnya mengandung 3 cincin atom.

Mekanisme kerja ATS tampaknya mengatur penggunaan neurotransmiter norepinefrin dan serotonin pada otak. Manfaat Klinis dengan riwayat jantung yang dapat diterima dan gambaran EKG dalam batas normal, terutama bagi individu di atas usia 40 tahun, ATS aman dan efektif dalam pengobatan penyakit depresif akut dan jangka panjang. Reaksi yang merugikan dan pertimbangan keperawatan, perawat harus mampu mengetahui efek samping umum dari anti depresan dan mewaspadai efek toksik serta pengobatannya. Obat ini menyebabkan sedasi dan efek samping antikolinergik, seperti mulut kering, pandangan kabur, konstipasi, retensi urine, hipotensi ortostatik, kebingungan sementara, takikardia, dan fotosensitivitas. Kebanyakan kondisi ini adalah efek samping jangka pendek dan biasa terjadi serta dapat diminimalkan dengan menurunkan dosis obat. Efek samping toksik termasuk kebingungan, konsentrai buruk, halusinasi, delirium, kejang, depresi pernafasan, takikardia, bradikardia, dan koma.


Contoh obat-obatan yang tergolong antidepresan trisiklik diantaranya adalah amitriptyline, amoxapine, imipramine, lofepramine, iprindole, protriptyline, dan trimipramine.

Selektif serotonin reuptake inhibitor (SSRI)


Diduga SSRI meningkatkan 5-HT di celah sinaps, pada awalnya akan meningkatkan aktivitas autoreseptor yang justru menghambat pelepasan 5-HT sehingga kadarnya turun dibanding sebelumnya. Tetapi pada pemberian terus menerus autoreseptor akan mengalami desensitisasi sehingga hasilnya 5-HT akan meningkat dicelah sinaps di area forebrain yang menimbulkan efek terapetik. Contoh obat-obat yang tergolong SSRI diantaranya adalah fluoxetine, paroxetine, dan sertraline.

Monoamine oxidase inhibitor (MAO inhibitor)


Dulu MAOIs secara nonselektif mengeblok MAO A dan B isoenzym dan memiliki efek antidepresan yang mirip dengan antidepresan trisiklik. Namun, MAOIs bukan obat pertama terapi antidepresan karena pasien yang menerima harus disertai dengan diet rendah tiramin untuk mencegah krisis hipertensi karena MAOIs membawa resiko interaksi obat dengan obat lain. MAOI tidak bersifat spesifik dan akan menurunkan metabolisme barbiturate, analgesic opioid dan alkohol. Meclobamid menghambat MAO A secara selektif dan reversible, relative aman dengan efek samping utama pusing, insomnia, dan mual. Contoh obat-obat MAOIs diantaranya phenelzine, dan tranylcypromine.

Analgesik, anti inflamasi

Analgesik


adalah obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman pada orang yang
menderita.
Anti inflamasi adalah obat yang dapat menghilangkan radang yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi).
Gejala inflamasi



Inflamasi dapat disertai dengan gejala panas, kemerahan, bengkak, nyeri/sakit, fungsinya terganggu.
Proses inflamasi meliputi kerusakan mikrovaskuler, meningkatnya permeabilitas vaskuler dan migrasi leukosit ke jaringan radang, dengan gejala panas, kemerahan, bengkak, nyeri/sakit, fungsinya terganggu. Mediator yang dilepaskan antara lain histamin, bradikinin, leukotrin, Prostaglandin dan PAF.

Penanganan inflamasi

1 Derivat Asam Salisilat à Aspirin, Benorilat, Diflunisal, Salsalat
2 Derivat Asam Propionat à As.Tiaprofenat, Fenbufen, Flurbiprofen, Ibuprofen, Ketoprofen, Naproksen
3 Derivat.As.Fenamat à As.Mefenamat, Meklofenamat
4 Derivat As.Fenilasetat à Diklofenak, Fenklofenak
5 Derivat Oksikam à Piroksikam, Tenoksikam
6 Der.As.Asetat inden/indol à Indometasin, Sulindak, Tolmetin
7 Deriva Pirazolon à Azapropazon, Fenilbutazon, Oksifenbutazon

Analgesik, antipiretik

Analgesik


adalah obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman pada orang yang menderita.

Nyeri merupakan suatu pengalaman sensorik dan motorik yang tidak menyenangkan, berhubungan dengan adanya potensi kerusakan jaringan atau kondisi yang menggambarkan kerusakan tersebut.
Sedangkan antipiretik adalah obat yang dapat menurunkan demam (suhu tubuh yang tinggi). Pada umumnya (sekitar 90%) analgesik mempunyai efek antipiretik.


Gejala Nyeri dapat digambarkan sebagai rasa benda tajam yang menusuk, pusing, panas seperti rasa terbakar, menyengat, pedih, nyeri yang merambat, rasa nyeri yang hilang – timbul dan berbeda tempat nyeri.
Apa yang menyebab kan nyeri ?


Nyeri terjadi jika organ tubuh, otot, atau kulit terluka oleh benturan, penyakit, keram, atau bengkak. Rangsangan penimbul nyeri umumnya punya kemampuan menyebabkan sel-sel melepaskan enzim proteolitik (pengurai protein) dan polipeptida yang merangsang ujung saraf yang kemudian menimbulkan impuls nyeri. Senyawa kimia dalam tubuh yang disebut prostaglandin beraksi membuat ujung saraf menjadi lebih sensitif terhadap rangsangan nyeri oleh polipeptida ini.
Penanganan Nyeri


Obat-obat yang dapat mengurangi nyeri antara lain:
• Golongan Para amino fenol à asetaminofen (Parasetamol ), fenasetin
Golongan Pirazolon à dipiron (antalgin)
• Derivat Asam Salisilat à Aspirin, Benorilat, Diflunisal, Salsalat

1 Derivat.As.Fenamat à As.Mefenamat, Meklofenamat
2 Derivat Asam Propionat à As.Tiaprofenat, Fenbufen, Flurbiprofen, Ibuprofen, Ketoprofen, Naproksen
3 Derivat As.Fenilasetat à Diklofenak, Fenklofenak
• .

Alergi

Alergi atau hipersensitivitas tipe I adalah kegagalan kekebalan tubuh di mana tubuh seseorang menjadi hipersensitif dalam bereaksi secara imunologi terhadap bahan-bahan yang umumnya imunogenik (antigenik)atau dikatakan orang yang bersangkutan bersifat atopik. Dengan kata lain, tubuh manusia berkasi berlebihan terhadap lingkungan atau bahan-bahan yang oleh tubuh dianggap asing dan berbahaya, padahal sebenarnya tidak untuk orang-orang yang tidak bersifat atopik. Bahan-bahan yang menyebabkan hipersensitivitas tersebut disebut alergen.
Alergi disebabkan oleh produksi antibodi berjenis IgE.

Pencegahan
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya alergi:
• Jagalah kebersihan lingkungan, baik di dalam maupun diluar rumah. Hal ini termasuk tidak menumpuk banyak barang di dalam rumah ataupun kamar tidur yang dapat menjadi sarang bertumpuknya debu sebagai rangsangan timbulnya reaksi alergi.Usahakan jangan memelihara binatang di dalam rumah ataupun meletakkan kandang hewan peliharaan di sekitar rumah anda.
• Kebersihan diri juga harus diperhatikan, untuk menghindari tertumpuknya daki yang dapat pula menjadi sumber rangsangan terjadinya reaksi alergi.Untuk mandi, haruslah menggunakan air hangat seumur hidup, dan usahakan mandi sore sebelum PK.17.00'. Sabun dan shampoo yang digunakan sebaiknya adalah sabun dan shampoo untuk bayi.Dilarang menggunakan cat rambut.
• Jangan menggunakan pewangi ruangan ataupun parfum, obat-obat anti nyamuk. Jika di rumah anda terdapat banyak nyamuk, gunakanlah raket anti nyamuk.
• Gunakan kasur atau bantal dari bahan busa, bukan kapuk.
• Gunakan sprei dari bahan katun dan cucilah minimal seminggu sekali dengan air hangat akan efektif.
• Hindari menggunakan pakaian dari bahan wool, gunakanlah pakaian dari bahan katun.
• Pendingin udara (AC) dapat digunakan, tetapi tidak boleh terlalu dingin dan tidak boleh lebih dari PK.24.00'
• Awasi setiap makanan atau minuman maupun obat-obatan yang menimbulkan reaksi alergi. Hindarilah bahan manakan, minuman, maupun obat-obatan tersebut. Anda harus mematuhi aturan diet alergi anda.
• temui ahli. Konsultasikan dengan spesialis. Alergi yang muncul membutuhkan perawatan yang berbeda-beda pada masing-masing penderita alergi. Mintalah dokter anda untuk melakukan imunoterapi untuk menurunkan kepekaan anda terhadap bahan-bahan pemicu reaksi alergi, misalnya: dengan melakukan suntikan menggunakan ekstrak debu rumah atau dengan melakukan imunisasi Baccillus Calmette Guirine (BCG) minimal sebanyak 3 kali (1 kali sebulan) berturut-turut,dan diulang setiap 6 bulan sekali

TINJAUAN TENTANG OBAT DALAM DAN OBAT LUAR

OBAT DALAM

Yang dimaksud dengan "Obat dalam" secara umum adalah obat-obat yang pemakaiannya melalui mulut (Peroral/perenteral).

Keadaan di mana obat tidak dapat diberikan melalui mulut misalnya :

1 bila pasien dalam keadaan tidak sadar
2 terjadi gangguan menelan pada pasien.
3 terjadi gangguan pada lambung.
4 bila obat akan dirusak oleh enzym-enzym pencernaan.
5 bila dikehendaki efek obat yang lebih cepat.

Untuk keadaan-keadaan seperti tersebut di atas maka obat harus diberikan dengan cara lain, misalnya diberikan melalui injeksi.

Pada pemberian obat melalui mulut, dari mulut obat akan turun menyusuri pencernaan (lambung, usus halus dan usus besar). Di dalam saluran pencernaan ini obat akan larut oleh enzym-enzym yang ada di dalam saluran pencernaan dan akan diserap oleh bagian-bagian tubuh (diabsorpsi).


Bentuk-bentuk obat dalam

1
Tablet
Tablet adalah sediaan Farmasi yang padat, berbentuk bundar pipih cembung rangkap. Bentuk ini paling banyak beredar dipasaran bila dibandingkan dengan bentuk-bentuk obat lainnya. Ini disebabkan karena bentuk "tablet" ni adalah bentuk obat yang praktis dan ekonomis dalam produksi, penyimpanan dan pemakaiannya. Untuk pembuatan tablet ini selain diperlukan bahan obat juga diperlukan zat tambahan/zat pembantu, mis. talk, amylum, magnesium, stearat dsb.
2
Serbuk
Di dalam masyarakat dikenal sebagai benyuk puyer. Sampai sekarang masih banyak resep dokter yang berbentuk puyer(puder) terutama untuk anak anak.ini disebabkan karena puyer merupakan bentuk obat kering yang paling mudah diberikan kepada anak-anak,mudah ditelan dan juga memberikan efek terapi (efek pengobatan) yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan bentuk obat kering lainnya,misalnya bentuk tablet,pil dan kapsul.
3
Drasi(dragee) dan kaplet
Kaplet adalah bentuk tablet yang dibungkus dengan lapisan gula dan biasanya diberi zat warna yang menarik. Bentuk dragee ini selain supaya bentuk tablet lebih menarik juga untuk melindungi obat dari pengaruh kelembapan udara atau untuk melindungi obat dari keasaman lambung.
4
Kapsul
Obat yang dimasukkan dalam suatu wadah yang disebut cangkang. Cangkang ini mudah larut di dalam saluran pencernaan dan umumnya terbuat dari gelatin. Ukuran cangkang ini bermacam-macam dan dinyatakan dengan nomer kode. Yang paling besar berukuran 000. Yang paling kecil berukuran 5. Biasa yang dipakai di Industri Farmasi adalah kapsul yang berukuran 1 dan 2.
Keuntungan bentuk kapsul antara lain:
1. Bentuknya lebih praktis dan menarik.
2. Rasa pahit dan bau yang tidak enak dari obat dapat dihindarkan.
3. Bahan obat dapat cepat hancur dan larut di dalam perut sehingga dapat segera diabsorpsi
4. Obat cair atau obat minum
Bentuk obat ini banyak digunakan terutama untuk anak-anak yang belum dapat menelan obat yang berbentuk pada (tablet, kapsul dsb.) dan bentuk obat ini juga lebih mudah diserap di dalam saluran pencernaan. Bentuk cair ini yang paling banyak beredar di pasaran adalah berupa sirop, sebab rasanya manis. Kadang-kadang diberi essen yang rasanya seperti jeruk, limun dan sebagainya, sehingga disukai oleh anak-anak.

5
Aerosol dan inhaler
Aerosol dan inhaler Ialah bentuk obat yang disemprotkan/diisap masuk ke dalam saluran pernapasan dan paru-paru. Bentuk ini terutama digunakan untuk pengobatan sakit batuk, pilek dan asma. Tanda yang perlu diperhatikan oleh masyarakat untuk "obat dalam" digunakan etiket yang berwarna putih.


OBAT LUAR

Yang dimaksud dengan "obat luar" secara umura adalah obat yang pemakaiannya tidak melalui mulut, kerongkongan dan ke arah lambung. Yang termasuk obat luar adalah obat luka, obat kulit (salep, krim, jelly, serbuk tabur), obat hidung, obat mata, obat tetes telinga, obat suntik, obat wasir dan sebagainya.


Bentuk obat luar

1


Salep.
Bila disebut salep saja yang dimaksudkan adalah salep untuk pemakaian kulit, yang merupakan sediaan farmasi berbentuk setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan pada kulit. Bahan obat harus larut atau terbagi rata di dalam dasar salep yang cocok. Sebagai bahan dasar salep dapat digunakan vaselin putih, vaselin kuning, adeps, polietilen glikol dan sebagainya.
Yang termasuk di dalam bentuk salep dan sekarang masih banyak digunakan ialah :

*
Krim, yaitu salep yang banyak mengandung air, mudah diserap oleh kulit, merupakan tipe yang mudah dicuci oleh air.
*
Jelly, yaitu salep yang lunak, umumnya berbentuk cair, mengandung sedikit atau tanpa lilin.
*
Pasta, yaitu salep yang mengandung lebih dari 50% bahan padat, sehingga konsistennya lebih keras daripada salep.

2
Salep mata atau dalam istilah Farmasi disebut Oculenta.
Yang dimaksud dengan salep mata adalah salep yang digunakan pada mata. Salep ini harus steril dan disimpan di dalam tube salep mata yang steril.
3
Tetes mata atau dalam istilah Farmasi disebut Guttae Opthalmicae.
Yang dimaksud dengan obat tetes mata adalah sediaan steril di mana bahan obat dilarutkan di dalam pelarut yang cocok dan disimpan dalam tempat yang steril. Obat ini digunakan pada mata dengan jalan diteteskan.
4
Obat tetes hidung atau dalam istilah Farmasi disebut Guttae Nasales.
yang dimaksud dengan obat tetes hidung ialah obat yang berbentuk cairan digunakan dengan cara meneteskan ke dalam rongga hidung dengan menggunakan pipet penetes. pH yang baik untuk tetes hidung antara 5,5 — 7,5, tergantung pada sifat bahan obatnya.
5
Obat suntik atau injeksi.
Obat suntik adalah sediaan Farmasi yang steril baik berbentuk larutan, emulsa, maupun suspensi dalam air atau zat pembawa lain yang cocok, steril dan zat ini digunakan dengan jalan merobek lapisan kulit atau lapisan mukosa.
6
Suppositoria.
Suppositoria adalah sediaan padat yang digunakan melalui dubur, umumnya berbentuk torpedo, dapat melarut, melunak atau meleleh pada suhu tubuh. Obat dalam bentuk suppositoria misalnya obat wasir, obat asma dan sebagainya Tanda yang perlu diperhatikan untuk "OBAT LUAR" beretiket BIRU.

SALEP MATA

PENDAHULUAN

A. Definisi
Salep mata adalah salep yang digunakan pada mata. Pada pembuatan salep mata harus diberikan perhatian khusus. Sediaan dibuat dari bahan yang sudah disterilkan dengan perlakuan aseptik yang ketat serta memenuhi syarat uji sterilitas (Anonim, 1995, hal : 12).
Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obatnya harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok (Anief, 2000, hal: 110).
Obat biasanya dipakai untuk mata untuk maksud efek lokal pada pengobatan bagian permukaan mata atau pada bagian dalamnya. Yang paling sering digunakan adalah larutan dalam air, tapi bisa juga dalam bentuk suspensi, cairan bukan air dan salep mata. Berbeda dengan salep dermatologi salep mata yang baik yaitu :
1. Steril
2. Bebas hama/bakteri
3. Tidak mengiritasi mata
4. Difusi bahan obat ke seluruh mata yang dibasahi karena sekresi cairan mata.
5. Dasar salep harus mempunyai titik lebur/titik leleh mendekati suhu tubuh (Ansel,1989) hal 562

B. Keuntungan dan kerugian
Sediaan mata umumnya dapat memberikan bioavailabilitas lebih besar daripada sediaan larutan dalam air yang ekuivalen. Hal ini disebabkan karena waktu kontak yang lebih lama sehingga jumlah obat yang diabsorbsi lebih tinggi. Salep mata dapat mengganggu penglihatan, kecuali jika digunakan saat akan tidur (Remington Pharmaceutical Science, hal.1585).

C. Basis salep mata
Dasar salep pilihan untuk salep mata harus tidak mengiritasi mata dan harus memungkinkan difusi bahan obat ke seluruh mata yang dibasahi karena sekresi cairan mata. Dasar salep mata yang digunakan juga harus bertitik lebur yang mendakati suhu tubuh. Dalam beberapa hal campuran dari petroletum dan cairan petrolatum (minyak mineral) dimanfaatkan sebagai dasar salep mata. Kadang-kadang zat yang bercampur dengan air seprti lanolin ditambahkan kedalamnya. Hal in memungkinkan air dan obat yang tidak larut dalam air bartahan selama sistem penyampaian (Ansel,1989) hal 562.
Oculenta, sebagai bahan dasar salep mata sering mengandung vaselin, dasar absorpsi atau dasar salep larut air. Semua bahan yang dipakai untuk salep mata harus halus, tidak enak dalam mata. Salep mata terutama untuk mata yang luka. Harus steril dan diperlukan syarat-syarat yang lebih teliti maka harus dibuat saksama. Syarat oculenta adalah:
1. Tidak boleh mengandung bagian-bagian kasar.
2. Dasar salep tidak boleh merangsang mata dan harus memberi kemungkinan obat tersebar dengan perantaraan air mata.
3. Obat harus tetap berkhasiat selama penyimpanan.
4. Salep mata harus steril dan disimpan dalam tube yang steril (Anief, 2000, hal: 117).

D. Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menyediakan Sediaan Salep Mata
1. Sediaan dibuat dari bahan yang sudah disterilkan dengan perlakuan aseptik yang ketat serta memenuhi syarat uji sterilitas. Bila bahan tertentu yang digunakan dalam formulasi tidak dapat disterilkan dengan cara biasa, maka dapat digunakan bahan yang memenuhi syarat uji sterilitas dengan pembuatan secara aseptik. Salep mata harus memenuhi persyaratan uji sterilitas. Sterilitas akhir salep mata dalam tube biasanya dilakukan dengan radiasi sinar γ. (Remingthon pharmauceutical hal. 1585).
Kemungkinan kontaminasi mikroba dapat dikurangi dengan melakukan pembuatan uji dibawah LAF.
3. Salep mata harus mengandung bahan atau campuran bahan yang sesuai untuk mencegah pertumbuhan atau memusnahkan mikroba yang mungkin masuk secar tidak sengaja bila wadah dibuka pada waktu penggunaan. Kecuali dinyatakan lain dalam monografi atau formulanya sendiri sudah bersifat bakteriostatik (lihat bahan tambahan seperti yang terdapat pada uji salep mata.
Zat anti mikroba yang dapat digunakan
· klorbutanol
· paraben
· senyawa Hg organik OTT dengan halida

Wadah salep mata harus dalam keadaan steril pada waktu pengisian dan penutupan. Wadah salep mata harus tertutup rapat dan disegel untuk menjamin sterilitas pada pemakaian pertama.

ISI

A. Formulasi
Formula Standar
Tiap gram mengandung :
R/ Chloramfenicolum 10mg
Oculentum Simplek ad 1g (Anonim, 1978) hal 66
2. Formula Alternatif
Tiap 10 gram salep mengandung :
R/ Chloramfenikol 100mg
Setil alkohol 2,5%
Adeps lanae 6% Parafin Cair 40%
Vaselin Kuning ad 10g

B. Pemerian Bahan
· Kloramfenikol
Mengandung tidak kurang dari 97% dan tidak lebih dari 103% C11H12CL2N2O5
Pemerian hablur halus membentuk jarumatau lempeng memanjang, putih hingga putih kelabu atau putih kekuningan, larutan praktis netral terhadap lakmus stabil dalam larutan netral atau larutan agak asam. Sukar larut dalm air dan mudah larut dalam etanol, dalam propilenglikol, dalam aseton dan dalam etil asetat.simpan dalam wadah tertutup rapat (Anonim, 1979) hal 143



· Adeps Lanae
Pemerian massa seperti lemak, lengket, warna kuning, bau khas. Tidak larut dalam air, dapat bercampur dengan air, agak sukar larut dalam etanol dingin, lebih larut dalam etanol panas, mudah larut dalam eter dan kloroform.simpan dalam wadah tertutup baik, sebaiknya pada suhu kamar terkendali (Anonim,1979) hal 61

· Parafin
Pemerian hablur tembus cahaya, atau agak buram, tidak berwarna atau putih, tidak berbau, tidak berasa,agak berminyak. Tidak larut dalam air, dan dalam etanol, mudah larut dalam kloroform, dalam eter, minyak menguap, dan dalam hampir semua jenis minyak lemak hangat, sukar larut dalam etanol mutlak. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan cegah pemaparan terhadap panas berlebih (Anonim,1995) hal 625

C. Prosedur Kerja & IPC
Secara Umum
Penimbangan

Fase Air Fase Minyak
Pencampuran Bahan-bahan Pelelehan bahan-bahan
Penyaringan Pencampuran bahan-bahan

Pencampuran Fase Air Dan Fase minyak

Homogenisasi, Pendinginan Dan pemvakuman
IPC
Organoleptis
Kadar zat aktif
pH
BJ
Viskositas
Pengisian dalam Tube (Tube filling)
Cek IPC : Penampilan,kontor bobot,dan penandaan
Pengemasan sekunder
IPC
Penampilan
Kelengkapan
Penandaan
Gudang
Obat jadi

Cara kerja pembuatan salep mata kloramfenikol
Timbang semua bahan yang diperlukan

Alat – alat gelas termasuk mortir dan stemper di sterilisasi di autoklaf 30’

Adeps lanae,parafin cair,basis,setil alkohol di oven selama 15’
Dan kloramfenikol di sinar UV 15’

Mortir & stemper yand dari autoklaf di dinginkan dahulu(hangat)

Masukan setil alkohol+adeps lanae+parafin cair dan vaselin flavum secara berurutan→mortir

Aduk cepat ad homogen,terakhir masukan kloramfenikol aduk ad homogen

Salep dimasukan ke dalam pot

evaluasi

D. Evaluasi dan validasi
§ pH
oleskan salep pada kertas pH meter

Amati perubahan pH pada kertas pH meter Universal
§ Homogenitas

oleskan salep pada kaca arloji

Amati ada atau tidak butiran atau partikel
§ Konsistensi
Salep yang dihasilkan

Amati secara visual


Terbentuk massa salep/tidak
§ Bobot salep
Salep yang dihasilkan

Timbang

Bobot sesuai/tdk

E. Release pasar
Indikasi : infeksi pada mata seperti takoma, blefaritis, keratitis, konjungtivitis
Efek samping : iritasi lokal, rasa gatal,reaksi hipersensitifitas, anemia aplasia, nyeri kepala, delirium.
Kontraindikasi : Hipersensitifitas untuk penggunaan sistemik dan adanya riwayat toksisitas terhadap kloramfenikol
Dosis dan cara pakai : 3 – 4 kali seharidioleskan pada mata yang sakit, setidaknya pemakaian diteruskan 48 jam sesudah bagian yang sakit kembali normal
Interaksi obat : antiepilepsi, siklosforin, simetidin, kontrasepsi oral dan parasetamol
No.Reg : DKL 0932300831 A1
No.Bacth : 25640
Exp. Date : April 2012
TIPS CARA PENGGUNAAN OBAT - Tetes & Salep Mata
1. Cucilah tangan anda.

2. Jangan menyentuh ujung tube salep.

3. Tengadahkan kepala sedikit miring ke belakang.

4. Pegang tube salep dengan satu tangan dan tariklah pelupuk mata yang sakit ke arah bawah dengan tangan yang lain sehingga akan membentuk “kantung”.

5. Dekatkan ujung tube salep sedekat mungkin dengan “kantung” tanpa menyentuhnya (lihat gambar).

6. Bubuhkan salep sesuai dengan yang tertulis di etiket.

7. Pejamkan mata selama 2 menit.

8. Bersihkan salep yang berlebih dengan tissue.

9. Bersihkan ujung tube dengan tissue lain