bobo' ah ===>>>

Photobucket

Rabu, 18 Agustus 2010

Alzheimer’S Disease

Alzheimer’S Disease

Apa yang dimaksud dengan Penyakit Alzheimer’s ?

Pertama kali untuk menentukan adanya dementia perlu dilakukan konfirmasi dengan test neuropsychologi . Gejalanya termasuk adanya gangguan daya ingat dan kognitif .

Apakah gejala awal Penyakit Alzheimer’s ?

Gejala awal Alzheimer’s adalah gampang lupa untuk hal-hal yang sering dilakukan dan hal-hal baru , disorientasi khususnya masalah waktu dan kesulitan dalam fungsi kognitif kompleks seperti matematika atau aktifitas organisasi .

Apakah gejala berat pada penyakit Alzheimer’s ?

Alzheimer’s berat mempunyai riwayat kehilangan daya ingat yang progresif sampai mengganggu aktifitas sehari-hari , disorientasi tempat dan orang ( misalnya usia ) , dan juga waktu . Serta mempunyai masalah dalam perawatan diri ( misalnya lupa mengganti pakaian ) . Perubahan tingkah laku seperti depresi , paranoia , atau agresif .

Apakah faktor genetik dapat menyebabkan terjadinya Alzheimer’s ?

Tidak jelas . Orang yang mempunyai riwayat keluarga Alzheimer’s mempunyai resiko terjadi Alzheimer’s dan resiko tersebut makin meningkat apabila kedua orang tua menderita Alzheimer’s .

Apakah ada ganguan lain yang dapat menyebabkan terjadinya Alzheimer’s berdasarkan survey epidemiologi ?
Orang dengan Down sindrom mempunyai resiko untuk menjadi Alzheimer’s .

Apakah faktor resiko untuk terjadinya Alzheimer’s?

Trauma kepala yang serius , penuaan , postmenopause , defisiensi estrogen , riwayat keluarga dengan genotype ApoE positif , meningkatnya homosistein serum , pengetahuan yang rendah khususnya pada perkembangan awal .

Faktor apa yang dapat mengurangi resiko Alzheimer’s ?

Estrogen Replacement Therapy lebih awal pada masa menopause , anti inflamatory drug ( termasuk nonsteroid agent ) , antioxidant ,dan penggunaan statin.

Orang-orang terkenal yang didiagnosis Alzheimer’s adalah :

1. Ronald Reagan ( Presiden AS )
2. Charlton Heston ( Aktor )
3. Rita Hayworth ( Aktris )
4. Immanuel Kant ( Filosopi )
5. Ralph Waldo Emerson ( Penulis )
6. Maurice Ravel ( Komposer )
7. John James Audubon ( Pelukis )

Disfagia

Disfagia

SULIT MENELAN (DISFAGIA)


DEFINISI
Sulit menelan merupakan suatu gejala atau keluhan yang diakibatkan adanya kelainan di dalam saluran pencernaan yang paling atas, yakni orofaring dan esophagus. Keluhan ini akan bermanifestasi bila terdapat gangguan gerakan-gerakan pada otot menelan dan gangguan transportasi makanan dari mulut ke lambung. Beberapa keluhan lain yang dapat menyertai keluhan sulit menelan adalah nyeri waktu menelan ( odinofagia), rasa terbakar di leher hingga dada, rasa mual dan muntah, muntah darah (hematemesis), berak berdarah (melena) batuk dan berat badan berkurang
Berdasarkan penyebabnya, disfagia dibagi menjadi tiga bagian

* Disfagia mekanik, sumbatan rongga esophagus oleh massa, peradangan, penyempitan, atau penekanan dari luar.
* Disfagia motorik, adanya kelainan pada system saraf yang berperan dalam proses menelan
* Disfagia karena gangguan emosi

PATOGENESIS / ETIOLOGI
Proses menelan merupakan suatu sistem yang kompleks, adanya gangguan pada salah satu unsur menelan dapat menyebabkan gangguan menelan, gangguan kordinasi dan juga integrasi pada unsur-unsur tersebut juga dapat menyebabkan gangguan menelan. Berbagai faktor yang membantu proses menelan :

* Ukuran makanan yang ditelan
* Diameter rongga esofagus
* Kontraksi peristaltic esofagus
* Fungsi sphincter esophagus
* Kerja otot-otot rongga mulut dan lidah

GEJALA KLINIS
Dari riwayat penyakit dapat didapatkan beberapa informasi yang dapat membantu penegakan diagnosis, jenis makanan dapat menjelaskan jenis disfagia yang terjadi. Pada disfagia mekanik, sulit menelan terjadi pada makanan-makanan yang padat, makanan tersebut kadang perlu dibantu dengan air untuk menelan, bila keadaan ini terjadi semakin parah, perlu dicurigai adanya keganasan atau kanker. Sebaliknya pada disfagia motorik keluhan sulit menelan terjadi pada makanan padat dan makanan cair. Disfagia yang hilang dalam beberapa hari atau seminggu dapat disebabkan oleh peradangan pada rongga esophagus.

Dari pemeriksaan fisik dapat dilihat adanya massa pada leher atau pembesaran kelenjar limfa yang dapat menekan esophagus. Pada pemeriksaan rongga mulut, dapat dilihat adanya peradangan atau pembesaran tonsil (amandel).

Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan biasanya adalah foto polos esofatus dengan zat kontras. Pemeriksaan ini tidak merusak dan tidak merusak. Pemeriksaan yang lain adalah CT-scan, MRI atau esofagoskopi. Pemeriksaan esofagoskopi adalah pemeriksaan yang melihat langsung esophagus dan keadaan rongganya.

PENATALAKSANAAN

Terapi terbaik untuk Disfagia adalah terapi langsung pada penyebab disfagia itu sendiri, dapat diberikan obat seperti pada gangguan disfagia akibat radang pada esophagus. Pada gangguan menelan akibat massa yang menekan biasanya digunakan terapi bedah.

sumber : www.klikdokter.com

Autisme

Autisme

AUTISMEE

Defenisi
Autismee merupakan gangguan perkembangan fungsi otak yang mencakup bidang sosial dan fungsi afek, komunikasi verbal (bahasa) dan non verbal, imajinasi, fleksibilitas, lingkup interest (minat), kognisi dan atensi. Biasanya perilaku-perilaku yang sering dilaporkan oleh orang tua pasien adalah keterlambatan berbicara dari anak-anak biasanya, perilaku aneh acuh dan tak acuh, atau cemas jika anaknya dicurigai tuli. Kebiasaan abnormal ini biasanya sudah terlihatpada anak berusia 3 tahun. Pada saat-saat inilah biasanya orang tua menyadari bahwa anaknya memiliki kelainan, walaupun tak sepenuhnya sama.

Epidemiologi
Autisme adalah salah satu kasus yang jarang ditemui, tetapi jika pemeriksaan yang teliti dilakukan di suatu rumah sakit maka, kejadian autisme didapatkan sekitar 2- 5 setiap 10 000 anak di bawah umur 12 tahun. Pada anak-anak autis yang juga memiliki gangguan retardasi mental, maka prevalensinya mencapai antara 20 setiap 10 000 kasus. Penelitian di amerika memperkirakan anak-anak autisme mencapai 2 – 13 setiap 10000 anak. Gangguan autisme lebih sering ditemukan pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan, perbandingan hingga 3 kali lebih sering

Patofisiologi / Etiologi
Penyebab pasti dari autisme belum diketahui. Yang pasti diketahui adalah bahwa penyebab dari autisme bukanlah salah asuh dari orang tua, beberapa penelitian membuktikan bahwa beberapa penyebab autisme adalah ketidakseimbangan biokimia, faktor genetic dan gangguan imunitas tubuh. Beberapa kasus yang tidak biasa disebabkan oleh infeksi virus (TORCH), penyakit- penyakit lainnya seperti fenilketonuria (penyakit kekurangan enzim), dan sindrom X (kelainan kromosom).
Menurut Lumbantobing (2000), penyebab autisme dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

1. Faktor keluarga dan psikologi

Respon anak-anak terhadap stressor dari keluarga dan lingkungan.

1. Kelainan organ-organ biologi dan neurologi (saraf)

Berhubungan dengan kerusakan organ dan saraf yang menyebabkan gangguan fungsi-fungsinya, sehingga menimbulkan keadaan autisme pada penderita

1. Faktor genetik

Pada hasil penelitian ditemukan bahwa 2 - 4% dari saudara kandung juga menderita penyakit yang sama.

1. Faktor kekebalan tubuh

Berhubungan pada masa kehamilan, faktor kekebalan tubuh ibu yang tidak dapat mencegah infeksi sehingga terjadi kerusakan jaringan saraf bayi .

1. Faktor pada kehamilan dan kelahiran
2. Faktor biokimia

Gejala
Gejala pada anak autismee sudah tampak sebelum anak berusia 3 tahun, yaitu antara lain dengan tidak adanya kontak mata, dan tidak menunjukkan respon terhadap lingkungan. Jika kemudian tidak diadakan upaya terapi, maka setelah usia 3 tahun perkembangan anak terhenti atau mundur, seperti tidak mengenal suara orang tuanya dan tidak mengenali namanya.
Sedang menurut beberapa pakar tertentu , penderita autismee klasik memiliki 3 gejala yaitu :
- Gangguan interaksi sosial
- Hambatan dalam komunikasi ucapan dan bukan ucapan (bahasa tubuh dan isyarat)
- Kegiatan dan minat yang aneh atau sangat terbatas.
Sifat-sifat lainnya yang biasa ditemukan pada anak autismee adalah

1. Sulit bergabung dengan anak-anak yang lain
2. Tertawa atau cekikikan tidak pada tempatnya
3. Menghindari kontak mata atau hanya sedikit melakukan kontak mata
4. Menunjukkan ketidakpekaan terhadap nyeri
5. Lebih senang menyendiri, menarik diri dari pergaulan
6. Tidak membentuk hubungan pribadi yang terbuka
7. Jarang memainkan permainan khayalan
8. Memutar benda, terpaku pada benda tertentu
9. Sangat tergantung kepada benda yang sudah dikenalnya dengan baik, secara fisik terlalu

aktif atau sama sekali kurang aktif

1. Tidak memberikan respon terhadap cara pengajaran yang normal,
2. Tertarik pada hal-hal yang serupa, tidak mau menerima atau mengalami perubahan
3. Tidak takut akan bahaya
4. Terpaku pada permainan yang ganjil
5. Ekolalia (mengulang kata-kata atau suku kata)
6. Tidak mau dipeluk
7. Tidak memberikan respon terhadap kata-kata, bersikap seolah-olah tuli
8. Mengalami kesulitan dalam mengungkapkan kebutuhannya melalui kata-kata, lebih
9. senang meminta melalui isyarat tangan atau menunjuk
10. Jengkel atau kesal membabi buta
11. Melakukan gerakan atau ritual tertentu secara berulang-ulang

Anak autis mengalami keterlambatan bicara, mungkin menggunakan bahasa dengan cara yang aneh atau tidak mampu bahkan tidak mau berbicara sama jika seseorang berbicara dengannya, dia akan sulit memahami apa yang dikatakan kepadanya. Anak autis tidak mau menggunakan kata ganti yang normal (terutama menyebut dirinya sebagai kamu, bukan sebagai saya)
Pada beberapa kasus mungkin ditemukan perilaku agresif atau melukai diri sendiri
Kemampuan motorik (gerakan) kasar/halusnya ganjil (tidak ingin menendang bola tetapi dapat menyusun balok).

Gejala-gejala tersebut bervariasi, bisa ringan maupun berat, selain itu perilaku autismee biasanya berlawanan dengan berbagai keadaan yang terjadi dan tidak sesuai dengan usianya.
Untuk mendiagnosis autisme tidak memiliki tes medis, tetapi suatu diagnosis yang akurat harus berdasarkan pengamatan yang menyeluruh terhadap kemampuan berkomunikasi, perilaku dan tingkat perkembangan anak. Informasi yang didapat dari orang tua dari saat kehamilan hingga pertumbuhan anak sekarang dapat menunjang diagnosis yan tepat.


Tatalaksana
Tatalaksana autis dibagi menjadi 2 bagian

1. Edukasi kepada keluarga

Keluarga memerankan peran yang penting dalam membantu perkembangan anak, karena orang tua adalah orang terdekat mereka yang dapat membantu untuk belajar berkomunikasi, berperilaku terhadap lingkungan dan orang sekitar, intinya keluarga adalah jendela bagi penderita untuk masuk ke dunia luar, walaupun diakui hal ini bukanlah hal yang mudah.

1. Penggunaan obat-obatan

Penggunaan obat-obatan pada penderita autisme harus dibawah pengawasan dokter. Penggunaan obat-obatan ini diberikan jika dicurigai terdapat kerusakan di otak yang mengganggu pusat emosi dari penderita, yang seringkali menimbulkan gangguan emosi mendadak, agresifitas, hiperaktif dan stereotipik. Beberapa obat yang diberikan adalah Haloperidol (antipsikotik), fenfluramin, naltrexone (antiopiat), clompramin (mengurangi kejang dan perilaku agresif)

Dari beberapa penelitian terakhir, tatalaksana gangguan autisme yang berkembang aadalah terapi perilaku, terapi ini dipercaya terapi paling penting. Dasarnya adalah perilaku yang diinginkan dan yang tidak diinginkan bisa dikontrol atau dibentuk dengan system reward dan punishment. Pemberian hadiah akan meningkatkan munculnya perilaku yang diinginkan, sedangakan hukuman akan menurunkan perilaku yang tidak diinginkan.

sumber : www. klikdokter.com

Dispepsia

Dispepsia

Definisi

Dispepsia adalah nyeri atau gangguan tidak spesifik yang terjadi di daerah perut bagian tengah. Nyeri dapat hilang timbul, namun biasa nya terus-menurus. Semua orang dalam hidupnya pasti pernah mengalami nyeri atau gangguan ini. Tidak ada perbedaan jenis kelamin, laki-laki maupun perempuan dapat mengalami hal ini. 1 diantara 4 orang pasti mengalami hal ini.
Gejala dan tanda

Di bawah ini beberapa gejala yang sering terjadi

* Nyeri dan rasa panas di daerah lambung (ulu hati)
* Rasa penuh di perut bagian atas
* Kembung
* Rasa panas di daerah dada
* Mual
* Muntah
* Sering bersendawa

Apabila anda mengalami gejala-gejala diatas sampai mengganggu segera konsultasi dengan dokter.

Penyebab

Dyspepsia biasanya disebabkan oleh penyakit ulkus lambung atau kelebihan asam lambung. Sebagai contoh, apabila gangguan terjadi dibawah pusar biasanya organ tubuh yang terganggu adalah kerongkongan, lambung, usus 12 jari, atau kantung empedu. Tidak menutup kemungkinan bila gangguan terjadi diatas pusar, organ-organ diatas terlibat juga.
Pemeriksaan tambahan yang disarankan bergantung dari kecurigaan dokter kearah mana diagnosis nya. Sebagai contoh, apabila kecurigaan dokter ke arah ulkus lambung dapat dilakukan pemeriksaan tinja. Bila curiga batu empedu atau kelainan kantung empedu dan hati, dilakukan pemeriksaan fungsi hati dan USG(Ultra Sonography) perut.
Pengobatan

Obat-obatan biasanya dapat menangani gangguan ini. Apabila anda mengalami luka (ulkus) lambung dapat mengkonsumsi obat anti-asam lambung. Apabila curiga ada infeksi maka antibiotic dapat diberikan. Bila dokter curiga obat-obatan yang anda minum menyebabkan gangguan, maka akan diberikan obat lain.
Obat yang berfungsi menekan pengeluaran asam lambung akan mengurangi rasa nyeri dan baik untuk penyakit kelebihan asam lambung.
Dokter akan menyarankan untuk melakukan endoskopi (alat berbentuk tabung yang didalamnya terdapat kamera yang dimasukkan melalui mulut ke lambung anda) bila;

* Anda masih mengalami nyeri setelah diberikan obat selama 8 minggu
* Nyeri hilang sesaat lalu timbul kembali.


sumber : www.klikdokter.com

Obesitas

Obesitas

Definisi
Obesitas adalah keadaan di mana terdapat kelebihan lemak dalam tubuh. Standar definisi dari obesitas dan overweight dilihat berdasarkan indeks massa tubuh (IMT). IMT diukur dengan satuan berat badan dan tinggi badan ((Berat badan/tinggi badan (kg/m2)). Obesitas dapat meningkatkan mortalitas (angka kematian) seseorang dengan penyakit kronis yang mengancam jiwa seperti diabetes melitus tipe 2, penyakit jantung dan pembuluh darah, kantung empedu, sensitifitas hormon dan kanker saluran cerna.

Klasifikasi
Klasifikasi dibawah ini untuk indeks massa tubuh (IMT) dewasa asia.

Photobucket

Risiko Obesitas
Obesitas dapat meningkatkan mortalitas (angka kematian) seseorang dengan penyakit kronis yang mengancam jiwa seperti diabetes melitus tipe 2, penyakit jantung dan pembuluh darah, kantung empedu, sensitifitas hormon dan kanker saluran cerna. Risiko juga meningkat pada kondisi-kondisi yang tidak fatal seperti nyeri pinggang, artritis, infertilitas, dan gangguan psikososial.

Tata laksana
Strategi menurunkan berat badan harus melakukan modifikasi diet, aktivitas fisik, kebiasaan dan hindari stress. Diet yang dianjurkan adalah makan yang secukupnya, kurangi konsumsi makan-makanan yang mengandung karbohidrat dan lemak. Kira-kira karbohidrat yang dikonsumsi 55-65% dari total energi. Buah-buahan, gandum dan sayuran diperbanyak, dan kurangi konsumsi alkohol.
Salah satu faktor yang tidak kalah penting untuk program penurunan berat badan adalah meningkatkan aktivitas fisik sehari-hari. Aktivitas fisik yang dianjurkan untuk obesitas adalah aktivitas yang tidak terlalu berat seperti jalan kaki dan turun-naik tangga. Aktivitas yang intensitas rendah sampai sedang sangat dianjurkan

Tabel dibawah ini menunjukkan kriteria keberhasilan tata laksana obesitas;

Photobucket

Contoh-contoh aktivitas yang dapat dilakukan beserta waktu untuk melaksanakannya.

Aktivitas sedang (menit) Aktivitas berat (menit)

Jalan cepat pada permukaan yang rata Jogging
Bersepeda permukaan rendah Bersepeda mendaki
Berkebun-menanam pohon, memotong ranting Memotong kayu
Melukis Mengepel lantai
Membersihkan jendela Berenang
Memancing Bermain bola
Badminton Bermain basket
Golf - berjalan dan membawa-bawa tongkat

Apabila sudah melaksanakan perubahan gaya hidup diatas, namun masih belum berhasil, dapat konsultasikan ke dokter anda untuk penatalaksanaan dengan obat-obatan maupun tindakan lainnya (operasi).
Indikator penting bagi dokter untuk memberikan obat-obatan adalah:

* Metode penurunan badan yang lain tidak berhasil
* Indeks massa tubuh (IMT) lebih dari 27 dan mempunyai komplikasi medis dari obesitas seperti, diabetes, tekanan darah tinggi, atau sleep apneu.
* IMT anda lebih dari 30

Ada dua obat resep yang sudah di izinkan oleh Food and Drug Administration (FDA) untuk pengobatan jangka panjang obesitas. Yaitu;

* Sibutramine. Obat ini merubah persarafan di otak anda, yang membuat anda lebih cepat merasa kenyang. Efek samping obat ini meningkatkan tekanan darah, sakit kepala, mulut kering, konstipasi dan insomnia.
* Orlistat (Xenical). Cara kerja obat ini adalah mencegah penyerapan lemak dalam usus anda. Lemak yang tidak terserap akan dibuang bersama tinja. Efek samping yang timbul adalah peningkatan gerakan usus. Karena obat ini juga akan menyerap nutrisi selain lemak, dokter anda akan menyarankan untuk mengkonsumsi multivitamin.

Apabila anda sudah melakukan penatalaksanaan diatas tetapi tidak berhasil, maka tata laksana operasi dapat menjadi pilihan. Operasi dipikirkan jika;

* Indeks massa tubuh (IMT) anda 40 atau lebih
* IMT anda 35 sampai 39,9 dan anda mempunyai komplikasi lain yang berhubungan seperti tekanan darah tinggi dan diabetes.

Operasi bypass lambung, yang akan merubah anatomi dari saluran pencernaan untuk mengontrol masuknya makanan yang anda makan. Dokter bedah akan membuat kantung di bagian atas lambung yang akan disambung dengan usus halus. Maka makanan yang masuk, langsung menuju kantung dan langsung ke usus halus. Lambung akan tetap mengeluarkan cairannya untuk membantu menghancurkan makanan.

Tindakan ini dapat menimbulkan efek samping seperti pneumonia, pembekuan darah dan infeksi bisa terjadi. Penurunan berat badan yang terlalu cepat akan menghasilkan batu empedu, hernia (pada tempat pemotongan). Bypass lambung juga dapat menimbulkan sindrom dumping, suatu kondisi dimana isi perut terlalu cepat masuk ke usus halus, menyebabkan mual, muntah, diare, pusing dan berkeringat.

sumber : www.klikdokter.com

Preeklampsia

Preeklampsia

Pre-Eklampsia dan Eklampsia

Definisi
Pre-eklampsia dalam kehamilan adalah apabila dijumpai tekanan darah 140/90 mmHg setelah kehamilan 20 minggu (akhir triwulan kedua sampai triwulan ketiga) atau bisa lebih awal terjadi. Sedangkan pengertian eklampsia adalah apabila ditemukan kejang-kejang pada penderita pre-eklampsia, yang juga dapat disertai koma. Pre-eklampsia adalah salah satu ka­sus gangguan kehamilan yang bisa menjadi penyebab kematian ibu. Ke­lainan ini terjadi selama masa kelamilan, persalinan, dan masa nifas yang akan berdampak pa­da ibu dan bayi. Kasus pre-eklampsia dan eklampsia terjadi pada 6-8% wanita hamil di Indonesia.

Hipertensi (tekanan darah tinggi) di dalam kehamilan terbagi atas pre-eklampsia ringan, pre-eklampsia berat, eklampsia, serta superimposed hipertensi(ibu hamil yang sebelum kehamilannya sudah memiliki hipertensi dan hipertensi berlanjut selama kehamilan). Tanda dan gejala yang terjadi serta tatalaksana yang dilakukan masing-masing penyakit di atas tidak sama. Berikut ini akan dijelaskan mengenai pembagian di atas.

Penyebab
Penyebab pre-eklampsia belum diketahui secara jelas. Penyakit ini dianggap sebagai "maladaptation syndrome" akibat penyempitan pembuluh darah secara umum yang mengakibatkan iskemia plasenta (ari – ari) sehingga berakibat kurangnya pasokan darah yang membawa nutrisi ke janin.

Faktor Risiko :

1. Kehamilan pertama
2. Riwayat keluarga dengan pre-eklampsia atau eklampsia
3. Pre-eklampsia pada kehamilan sebelumnya
4. Ibu hamil dengan usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
5. Wanita dengan gangguan fungsi organ (diabetes, penyakit ginjal, migraine, dan tekanan darah tinggi)
6. Kehamilan kembar

Deteksi dini :

1. Menyaring semua kehamilan primigravida (kehamilan pertama), ibu menikah dan langsung hamil, dan semua ibu hamil dengan risiko tinggi terhadap pre-eklampsia dan eklampsia
2. Pemeriksaan kehamilan secara teratur sejak awal triwulan satu kehamilan

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui terdapatnya protein dalam air seni, fungsi organ hati, ginjal, dan jantung, fungsi hematologi / pembekuan darah

1. Pre-eklampsia ringan

Tanda dan gejala :

1. Kenaikan tekanan darah sistole 140 mmHg sampai kurang dari 160 mmHg; diastole 90 mmHg sampai kurang dari 110 mmHg
2. Proteinuria : didapatkannya protein di dalam pemeriksaan urin (air seni)
3. Edema (penimbunan cairan) pada betis, perut, punggung, wajah atau tangan

Tatalaksana pre eklampsia ringan dapat secara :

1. Rawat jalan (ambulatoir)
2. Rawat inap (hospitalisasi)

Pengelolaan secara rawat jalan (ambulatoir) :

1. Tidak mutlak harus tirah baring, dianjurkan perawatan sesuai keinginannya
2. Makanan dan nutrisi seperti biasa, tidak perlu diet khusus
3. Vitamin
4. Tidak perlu pengurangan konsumsi garam
5. Tidak perlu pemberian antihipertensi
6. Kunjungan ke rumah sakit setiap minggu

Pengelolaan secara rawat inap (hospitalisasi) :

1. Pre eklampsia ringan dirawat inap apabila mengalami hipertensi yang menetap selama lebih dari 2 minggu, proteinuria yang menetap selama lebih dari 2 minggu, hasil tes laboratorium yang abnormal, adanya gejala atau tanda 1 atau lebih pre eklampsia berat
2. Pemeriksaan dan monitoring teratur pada ibu : tekanan darah, penimbangan berat badan, dan pengamatan gejala pre-eklampsia berat dan eklampsia seperti nyeri kepala hebat di depan atau belakang kepala, gangguan penglihatan, nyeri perut bagian kanan atas, nyeri ulu hati
3. Pemeriksaan kesejahteraan janin berupa evaluasi pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam rahim

Tatalaksana

1. Pada dasarnya sama dengan terapi rawat jalan
2. Bila terdapat perbaikan gejala dan tanda-tanda dari pre-eklampsia dan umur kehamilan 37 minggu atau kurang, ibu masih perlu diobservasi selama 2-3 hari lalu boleh dipulangkan

1. Pre-eklampsia Berat

Pre eklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya tekanan darah tinggi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan/atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Tanda dan gejala pre-eklampsia berat :

1. Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg
2. Tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg
3. Peningkatan kadar enzim hati dan atau ikterus (kuning)
4. Trombosit < 100.000/mm3
5. Oliguria (jumlah air seni < 400 ml / 24 jam)
6. Proteinuria (protein dalam air seni > 3 g / L)
7. Nyeri ulu hati
8. Gangguan penglihatan atau nyeri kepala bagian depan yang berat
9. Perdarahan di retina (bagian mata)
10. Edema (penimbunan cairan) pada paru
11. Koma

Ditinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejala-gejala pre-eklampsia berat selama perawatan, maka perawatan dibagi menjadi :

1. Perawatan aktif yaitu kehamilan segera diakhiri dan ditambah pemberian obat-obatan
2. Perawatan konservatif yaitu kehamilan tetap dipertahankan ditambah pemberian obat-obatan

Perawatan aktif dilakukan apabila usia kehamilan 37 minggu atau lebih, adanya ancaman terjadinya impending eklampsia, kegagalan terapi dengan obat-obatan, adanya tanda kegagalan pertumbuhan janin di dalam rahim, adanya "HELLP syndrome" (Haemolysis, Elevated Liver enzymes, and Low Platelet).
Perawatan konservatif dilakukan apabila kehamilan kurang dari 37 minggu tanpa disertai tanda-tanda impending eklampsia serta keadaan janin baik. Perawatan konservatif pada pasien pre eklampsia berat yaitu :

1. Segera masuk rumah sakit
2. Tirah baring
3. Infus
4. Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam
5. Pemberian obat anti kejang : magnesium sulfat
6. Anti hipertensi, diuretikum diberikan sesuai dengan gejala yang dialami
7. Penderita dipulangkan apabila penderita kembali ke gejala-gejala / tanda-tanda pre-eklampsia ringan (diperkirakan lama perawatan 1-2 minggu)

C. Eklampsia
Definisi
Eklampsia adalah kelainan pada masa kehamilan, dalam persalinan, atau masa nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang (bukan timbul akibat kelainan saraf) dan / atau koma dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala pre-eklampsia.

Gejala dan Tanda

1. Nyeri kepala hebat pada bagian depan atau belakang kepala yang diikuti dengan peningkatan tekanan darah yang abnormal. Sakit kepala tersebut terus menerus dan tidak berkurang dengan pemberian aspirin atau obat sakit kepala lain
2. Gangguan penglihatan à pasien akan melihat kilatan-kilatan cahaya, pandangan kabur, dan terkadang bisa terjadi kebutaan sementara
3. Iritabel à ibu merasa gelisah dan tidak bisa bertoleransi dengan suara berisik atau gangguan lainnya
4. Nyeri perut à nyeri perut pada bagian ulu hati yang kadang disertai dengan muntah
5. Tanda-tanda umum pre eklampsia (hipertensi, edema, dan proteinuria)
6. Kejang-kejang dan / atau koma

Tatalaksana
Tujuan pengobatan :

1. Untuk menghentikan dan mencegah kejang
2. Mencegah dan mengatasi penyulit, khususnya krisis hipertensi
3. Sebagai penunjang untuk mencapai stabilisasi keadaan ibu seoptimal mungkin
4. Mengakhiri kehamilan dengan trauma ibu seminimal mungkin

Pengobatan Konservatif
Sama seperti pengobatan pre eklampsia berat kecuali bila timbul kejang-kejang lagi maka dapat diberikan obat anti kejang (MgSO4).

Pengobatan Obstetrik

1. Sikap dasar : Semua kehamilan dengan eklampsia harus diakhiri dengan atau tanpa memandang umur kehamilan dan keadaan janin
2. Bilamana diakhiri, maka kehamilan diakhiri bila sudah terjadi stabilisasi (pemulihan) kondisi dan metabolisme ibu

Setelah persalinan, dilakukan pemantauan ketat untuk melihat tanda-tanda terjadinya eklampsia. 25% kasus eklampsia terjadi setelah persalinan, biasanya dalam waktu 2 – 4 hari pertama setelah persalinan. Tekanan darah biasanya tetap tinggi selama 6 – 8 minggu. Jika lebih dari 8 minggu tekanan darahnya tetap tinggi, kemungkinan penyebabnya tidak berhubungan dengan pre-eklampsia.

Pencegahan
Usaha pencegahan preklampsia dan eklampsia sudah lama dilakukan. Diantaranya dengan diet rendah garam dan kaya vitamin C. Selain itu, toxoperal (vitamin E,) beta caroten, minyak ikan (eicosapen tanoic acid), zink (seng), magnesium, diuretik, anti hipertensi, aspirin dosis rendah, dan kalium diyakini mampu mencegah terjadinya preklampsia dan eklampsia. Sayangnya upaya itu belum mewujudkan hasil yang menggembirakan. Belakangan juga diteliti manfaat penggunaan anti-oksidan seperti N. Acetyl Cystein yang diberikan bersama dengan vitamin A, B6, B12, C, E, dan berbagai mineral lainnya. Nampaknya, upaya itu dapat menurunkan angka kejadian pre-eklampsia pada kasus risiko tinggi.

Menopause

Menopause

Definisi
Menopause adalah tidak terjadinya periode menstruasi selama 12 bulan akibat dari tidak aktifnya folikel sel telur. Periode transisi menopause dihitung dari periode menstruasi terakhir diikuti dengan 12 bulan periode amenorea (tidak mendapatkan siklus haid). Menopause adalah bagian dari periode transisi perubahan masa reproduktif ke masa tidak reproduktif. Usia rata-rata menopause berkisar 43 – 57 tahun namun tidak ada cara yang pasti untuk memprediksi kapan seorang wanita akan memasuki masa menopause. Selain itu, faktor keturunan juga berperan disini, seorang wanita akan mengalami menopause pada usia tidak jauh berbeda dari ibunya.

Stadium Menopause

* Menopause prematur (menopause dini)

Kegagalan ovarium prematur adalah menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun. Penyebabnya tidak diketahui namun mungkin berkaitan dengan penyakit autoimun atau faktor keturunan. Selain itu, menopause dini dapat terjadi karena obat-obatan atau operasi. Operasi pengangkatan indung telur (oophorectomy) akan mengakibatkan menopause dini. Apabila dilakukan operasi pengangkatan rahim (histerektomi) tanpa pengangkatan indung telur maka gejala menopause dini tidak akan terjadi karena indung telur masih mampu menghasilkan hormon. Selain itu, terapi radiasi maupun kemoterapi dapat menyebabkan menopause bila diberikan pada wanita yang masih berovulasi (mengeluarkan sel telur).

Wanita yang mengalami menopause dini memiliki gejala yang sama dengan menopause pada umumnya seperti hot flashes (perasaan hangat di seluruh tubuh yang terutama terasa pada dada dan kepala), gangguan emosi, kekeringan pada vagina, dan menurunnya keinginan berhubungan seksual. Wanita yang mengalami menopause dini memiliki kejadian keropos tulang lebih besar dari mereka yang mengalami menopause lebih lama. Kejadian ini meningkatkan angka kejadian osteoporosis dan patah tulang

* Perimenopause

Perimenopause adalah masa dimana kondisi tubuh menyesuaikan diri dengan masa menopause yang berkisar antara 2 – 8 tahun. Ditambah dengan 1 tahun setelah periode terakhir menstruasi. Tidak ada cara untuk mengukur berapa lama perimenopause ini akan terjadi. Stadium ini merupakan bagian dari kehidupan seorang wanita yang menandakan akhir dari masa reproduksi. Penurunan fungsi indung telur selama masa perimenopause berkaitan dengan penurunan hormon estradiol dan produksi hormon androgen. Apabila seorang wanita masih mengalami periode menstruasi pada masa perimenopause, meskipun tidak teratur, dia dapat tetap hamil.

Gejala-gejala perimenopause diantaranya adalah :

* Perubahan di dalam periode menstruasi (memendek atau memanjang, lebih banyak atau lebih sedikit atau tidak mendapat menstruasi sama sekali)
* Hot flashes
* Keringat malam
* Kekeringan pada vagina
* Gangguan tidur
* Perubahan mood (depresi, mudah tersinggung)
* Nyeri ketika bersanggama
* Infeksi saluran kemih
* Inkontinensia urin (tidak mampu menahan keluarnya air seni)
* Tidak berminat pada hubungan seksual
* Peningkatan lemak tubuh di sekitar pinggang
* Bermasalah dengan konsentrasi dan daya ingat

Kontrasepsi oral (pil) sering digunakan untuk pengobatan pada tahapan perimenopause meskipun wanita tersebut tidak memerlukannya untuk tujuan kontrasepsi. Dosis rendah pil kontrasepsi mengurangi gejala hot flashes, kekeringan pada vagina, dan sindroma premenstruasi.

* Menopause

Menopause adalah perubahan yang normal terjadi pada kehidupan seorang wanita ketika periode menstruasinya berhenti. Seorang wanita sudah mencapai menopause apabila dia tidak mendapatkan menstruasi selama 12 bulan secara berurutan, dan tidak ada penyebab lain untuk perubahan yang terjadi. Selama menopause, yang umumnya terjadi pada usia 45 – 55 tahun, tubuh seorang wanita secara perlahan mengurangi produksi hormon estrogen dan progesterone sehingga terjadilah berbagai gejala

Gejala-gejala yang normal dialami pada masa menopause dan cara menanganinya adalah :

* Hot flashes

Hot flashes umum terjadi pada wanita menopause, berlangsung selama 30 detik sampai beberapa menit, dan kadang diikuti dengan berkeringat terutama malam hari. Lingkungan panas, makan makanan atau minuman panas atau makanan pedas, alkohol, kafein, dan stress dapat menyebabkan terjadinya hot flashes. Modifikasi gaya hidup, olahraga teratur, dan meredakan kecemasan dapat menurunkan gejala ini. Hubungi dokter bila memerlukan obat-obat antidepresi atau terapi hormonal.

* Kekeringan pada vagina

Gejala pada vagina dikarenakan vagina yang menjadi lebih tipis, lebih kering, dan kurang elastik berkaitan dengan turunnya kadar hormon estrogen. Gejalanya adalah kering dan gatal pada vagina atau iritasi dan atau nyeri saat bersenggama. Dapat menggunakan pelumas vagina yang dijual bebas atau krim pengganti estrogen yang digunakan dengan mengusapkannya pada vagina. Apabila terjadi perdarahan setelah menggunakan krim estrogen segera pergi ke dokter

* Gangguan tidur

Lakukan latihan fisik sekitar 30 menit per hari tapi hindari berolahraga dekat dengan waktu tidur. Hindari alkohol, kafein, makan dalam jumlah besar, dan bekerja tepat sebelum waktu tidur. Usahakan suhu kamar tidur tidak terlalu panas. Hindari tidur siang dan coba untuk tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap harinya. Dapat dilakukan latihan relaksasi seperti meditasi sebelum tidur

* Gangguan daya ingat

Tidur dalam jumlah yang cukup dan usahakan tetap aktif selalu

* Perubahan mood

Tidur dalam jumlah yang cukup dan usahakan aktif selalu

* Penurunan keinginan berhubungan seksual

Pada beberapa kasus penyebabnya adalah faktor emosi. Selain itu, penurunan kadar estrogen menyebabkan kekeringan pada vagina sehingga berhubungan seksual menjadi tidak nyaman dan sakit. Konsumsi hormon androgen dapat meningkatkan gairah seksual dan pemakaian pelumas dapat mengurangi nyeri. Beberapa wanita mengalami perubahan gairah seksual akibat rasa rendah diri karena perubahan pada tubuhnya. Grup konseling dapat membantu

* Gangguan berkemih

Kadar estrogen yang rendah menyebabkan penipisan jaringan kandung kemih dan saluran kemih yang berakibat penurunan kontrol dari kandung kemih atau mudahnya terjadinya kebocoran air seni (apabila batuk, bersin, atau tertawa) akibat lemahnya otot di sekitar kandung kemih. Hal tersebut dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih.

Hal tersebut diatasi dengan latihan panggul (pelvic floor exercise) atau Kegel. Kontraksikan otot panggul seperti ketika sedang mengencangkan atau menutup vagina atau membuka anus (dubur). Tahan kontraksi dalam 3 hitungan kemudian relaksasikan. Tunggu beberapa detik dan ulangi lagi. Lakukan latihan ini beberapa kali dalam sehari (dengan total 50 kali per hari) maka dapat memperbaiki kontrol kandung kemih

* Perubahan fisik lainnya

Distribusi lemak tubuh setelah menopause menjadi berubah, lemak tubuh pada umumnya terdeposit pada bagian pinggang dan perut. Selain itu terjadi perubahan di tekstur kulit yaitu keriput dan jerawat. Sejak meopause, badan wanita menghasilkan sedikit hormon pria testosteron yang mengakibatkan beberapa wanita dapat mengalami pertumbuhan rambut pada bagian dagu, bagian bawah dari hidung, dada, atau perut.

* Postmenopause

Postmenopause adalah masa dimana seorang wanita sudah mencapai menopause. Pada tahapan ini seorang wanita akan rentan terhadap osteoporosis dan penyakit jantung

Dua gangguan kesehatan yang dapat terjadi setelah menopause adalah :

* Osteoporosis. Hormon estrogen yang dihasilkan oleh indung telur membantu mengontrol regenerasi (pertumbuhan dan perbaikan) tulang. Pada masa menopause, hormon estrogen menurun produksinya sehingga menyebabkab tulang menjadi mudah keropos. Tulang menjadi lemah dan mudah patah. Kondisi ini disebut osteoporosis

Tatalaksana dari osteoporosis adalah pencegahan terjadinya patah tulang dengan cara memperlambat hilangnya sel-sel tulang dan meningkatkan densitas serta kekuatan tulang. Diantaranya adalah perubahan gaya hidup termasuk berhenti merokok, minum minuman alkohol, berolahraga teratur, dan mengkonsumsi makanan bernutrisi seimbang dengan kalsium dan vitamin D yang adekuat. Obat-obatan yang dapat menghentikan kehilangan sel-sel tulang dan meningkatkan kekuatan tulang dapat didiskusikan dengan dokter anda

* Penyakit jantung. Perubahan kadar estrogen dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dan berat badan yang mengakibatkan peningkatan risiko untuk penyakit jantung dan pembuluh darah

Terapi
Menopause sendiri adalah bagian yang normal dari perjalanan hidup seorang wanita dan bukan merupakan penyakit yang perlu diterapi. Bagaimanapun juga, terapi dimungkinkan apabila gejala dari menopause mengganggu atau bertambah parah.

* Modifikasi gaya hidup

Modifikasi gaya hidup dapat mengurangi ketidaknyamanan yang dialami akibat gejala yang terjadi dan membuat tubuh terasa lebih sehat. Modifikasi gaya hidup yang disarankan adalah :

*
Nutrisi yang cukup à peningkatan risiko osteoporosis dan penyakit jantung meningkat pada saat menopause, karena itu diet yang sehat dengan mengkonsumsi makanan rendah lemak dan kaya serat seperti buah-buahan, sayuran, dan roti gandum sangat dianjurkan. Tambahkan makanan yang kaya akan kandungan kalsium atau tambahkan suplemen kalsium. Hindari alcohol dan kafein yang dapat memicu terjadinya hot flashes. Bila merokok, usahakan untuk berhenti
*
Olahraga teratur à aktivitas fisik yang teratur membantu untuk menurunkan berat badan, memperbaiki kualitas tidur, menguatkan tulang, dan meningkatkan mood. Jalan cepat, aerobic low impact, dan menari adalah contoh olahraga yang dapat menguatkan tulang. Cobalah berolahraga dengan intensitas sedang sekitar 30 menit per hari
*
Mengurangi stress à berlatihlah secara teratur cara untuk mengurangi stress. Meditasi atau yoga dapat membantu untuk relaksasi dan menyesuaikan diri dengan gejala yang dialami pada periode peralihan
* Hormonal

Selama fase perimenopause, beberapa dokter menyarankan untuk menggunakan pil kontrasepsi untuk mengurangi gejala yang terjadi. Ketika masuk ke dalam fase menopause, apabila gejala-gejala tersebut semakin mengganggu maka dapat disarankan untuk terapi hormonal menggunakan hormon estrogen dan progesterone bila masih memiliki rahim atau hormone estrogen bila sudah tidak memiliki rahim. Terapi hormonal ini dapat mengurangi gejala yang terjadi di masa menopause dan mencegah keroposnya tulang.
Terapi hormonal tersedia dalam berbagai macam bentuk, diantaranya adalah tablet atau patch yang ditempelkan ke kulit, Hormon Replacement Therapy (HRT), dan terapi hormonal lokal (vagina). Terapi hormonal dapat mengandung estrogen saja, progesterone saja, testosterone saja, atau kombinasi estrogen-progesteron. Terapi hormonal efektif untuk mengurangi gejala hot flashes dan kekeringan pada vagina. Bagaimanapun juga, terapi hormonal tidak dapat memperbaiki mood maupun gangguan tidur dalam waktu singkat apabila sumber masalahnya tidak diatasi terlebih dahulu. Terapi hormonal dilakukan dalam waktu 6 bulan sampai 1 tahun untuk mengurangi hot flashes.
Terapi hormonal diketahui dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Risiko tersebut meningkat dengan semakin lama pemakaian Hormon Replacement Therapy (HRT) dan dapat dideteksi dalam 1 – 2 tahun pemakaian terapi hormonal. Risiko tersebut menurun ketika terapi hormonal dihentikan dan membutuhkan waktu sekitar 5 tahun untuk penurunan risiko kembali seperti semula. Terapi hormonal kombinasi juga dikatakan dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke. Terapi hormonal dengan menggunakan estrogen saja berkaitan dengan peningkatan risiko kanker endometrium.
Wanita yang tidak disarankan untuk terapi hormonal adalah wanita yang:

* Memiliki masalah dengan perdarahan vagina
* Memiliki kanker (payudara atau rahim)
* Riwayat stroke atau serangan jantung
* Riwayat penggumpalan darah
* Memiliki sakit liver (sakit hati)

Efek samping dari terapi hormonal adalah :

* Perdarahan vagina
* Rasa penuh di perut
* Nyeri , keras, dan pembesaran pada payudara
* Sakit kepala
* Perubahan mood
* Mual


sumber :www.klikdokter.com

Tetralogi Fallot

Tetralogi Fallot

Photobucket


Definisi
Tetralogi Fallot adalah penyakit jantung bawaan tipe sianotik. Kelainan yang terjadi adalah kelainan pertumbuhan dimana terjadi defek atau lubang dari bagian infundibulum septum intraventrikular (sekat antara rongga ventrikel) dengan syarat defek tersebut paling sedikit sama besar dengan lubang aorta. Sebagai konsekuensinya, didapatkan adanya empat kelainan anatomi sebagai berikut :

* Defek Septum Ventrikel (VSD) yaitu lubang pada sekat antara kedua rongga ventrikel
* Stenosis pulmonal terjadi karena penyempitan klep pembuluh darah yang keluar dari bilik kanan menuju paru, bagian otot dibawah klep juga menebal dan menimbulkan penyempitan
* Aorta overriding dimana pembuluh darah utama yang keluar dari ventrikel kiri mengangkang sekat bilik, sehingga seolah-olah sebagian aorta keluar dari bilik kanan
* Hipertrofi ventrikel kanan atau penebalan otot di ventrikel kanan karena peningkatan tekanan di ventrikel kanan akibat dari stenosis pulmonal

Tetralogi Fallot adalah kelainan jantung sianotik paling banyak yang tejadi pada 5 dari 10.000 kelahiran hidup. TF umumnya berkaitan dengan kelainan jantung lainnya seperti defek septum atrial.

Photobucket



Gejala Klinis
Anak dengan TF umumnya akan mengalami keluhan :

* sesak saat beraktivitas
* berat badan bayi tidak bertambah
* pertumbuhan berlangsung lambat
* jari tangan clubbing (seperti tabuh genderang)
* kebiruan

Kebiruan akan muncul saat anak beraktivitas, makan/menyusu, atau menangis dimana vasodilatasi sistemik (pelebaran pembuluh darah di seluruh tubuh) muncul dan menyebabkan peningkatan shunt dari kanan ke kiri (right to left shunt). Darah yang miskin oksigen akan bercampur dengan darah yang kaya oksigen dimana percampuran darah tersebut dialirkan ke seluruh tubuh. Akibatnya jaringan akan kekurangan oksigen dan menimbulkan gejala kebiruan.
Anak akan mencoba mengurangi keluhan yang mereka alami dengan berjongkok yang justru dapat meningkatkan resistensi pembuluh darah sistemik karena arteri femoralis yang terlipat. Hal ini akan meningkatkan right to left shunt dan membawa lebih banyak darah dari ventrikel kanan ke dalam paru-paru. Semakin berat stenosis pulmonal yang terjadi maka akan semakin berat gejala yang terjadi.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan diantaranya adalah foto roentgen dada dimana didapatkan adanya pembesaran dari ventrikel kanan dengan penampakan jantung seperti sepatu boot atau ‘boot-shaped’ heart. Pemeriksaan penunjang lainnya adalah elektrokardiografi (EKG) atau alat rekam jantung, kateterisasi jantung, serta ekokardiografi.

Tatalaksana
Tetralogi fallot hanya bisa disembuhkan melalui operasi. Operasi direkomendasikan pada usia 1 tahun keatas guna mencegah komplikasi kembali saat dewasa nantinya. TF dengan absent pulmonary valve atau tanpa adanya katup harus segera diatasi dengan operasi. Apabila tidak dilakukan maka penekanan di jalan napas akan menimbulkan penyempitan jalan napas yang permanen. Kebanyakan pasien dengan operasi yang sukses tidak mengalami keluhan kembali sampai dewasa. Namun bagaimanapun juga antibiotik profilaksis diperlukan untuk mencegah endokarditis.[]
Sumber :

* Lily LS. Pahophysiology of heart disease fourth edition. Lippincott. 2007
* Tetralogy of Fallot, dikutip dari http://www.americanheart.org
* Rahayoe AU. Tetralogi Fallot dikutip dari http://www.kardiologi-ui.com