bobo' ah ===>>>

Photobucket

Selasa, 13 Juli 2010

Hikmah Dibalik Rasa Sakit


Tidak seorang pun di dunia ini yang belum pernah merasa sakit, baik itu sakit secara fisik maupun sakit secara psikis (kejiwaan), baik berat maupun ringan. Rasa sakit yang kita derita merupakan anugrah yang musti kita syukuri, karena dengan rasa sakit itu kita akan belelajar bagaimana mensyukuri nikmat sehat.

Sakit memiliki dimensi yang unik, satu sisi dapat membawa kita menjadi pribadi yang mulia disisi lain rasa sakit dapat membawa kita menjuju jurang kehancuran. Tak jarang tatkala kita sakit justru ibadah, kerja dan upaya kita membantu orang lain menurun. Berbarengan dengan itu pula, kita jadi pemalas, pemarah dan lupa berdzikir kepada-Nya. Di saat inilah sebenarnya iman dan Islam kita diuji, apakah tatkala sakit kita masih menjadi orang yang sayang kepada istri, anak, tetangga, sahabat kita? Apakah ketika sakit kita tetap mampu beribadah dan bekerja sebagaimana kita sehat?

Sakit merupakan sesuatu yang biasa, alamiah. Karena itu tak perlu ditakuti dan dicemaskan. Justru ketika sakit datang, kita harus menyambutnya dengan rasa suka cita. Lewat sakitlah Sang Pencipta sakit berkehendak mendidik kita untuk jadi orang yang lemah lembut, peduli dengan yang lain, banyak berdzikir, hidup sederhana dan selalu siap dengan kubur (sakaratul maut).

Sang Khaliq sendiri sangat mencintai terhadap hamba-hamba-Nya yang selalu sabar dan tabah dalam derita dan sengsara. Karena mereka yang berani mengalami penderitaan dan kesengasaraan hidup berarti mereka telah siap berjuang dengan sesungguhnya.

Banyak kisah indah yang perlu kita teladani dalam hidup ini ketika mengahadapi derita. Bukankah para Nabi hidup penuh dengan derita pisik dan psikis (mental)? Bukankah mereka yang paling dahsyat mendapat intimidasi dari kaumnya sendiri? Nabi Nuh As dicerca, dicemooh kaumnya, Nabi Ibrahim dibakar oleh raja Namrud dan diusir ayahnya, Azar dan Nabi Muhammad Saw dilempari kotoran, dicerca, dihina dan diusir kaumnya?

Alangkah agungnya para kekasih Allah itu. Kendati mereka mengalami cercaan, hinaan hidup, mereka tetap menjadi manusia yang mulia; bersabar, tetap banyak ibadah, dan selalu berdzikir kepada Allah.

Rasulullah Saw. telah memberi kabar gembira bagi mereka yang tetap sabar dan tabah saat ditimpa sakit, musibah ataupun derita lainnya. Bagi mereka adalah ampunan dari-Nya atas dosa-dosa yang dilakukannya?Tidaklah musibah, penyakit, kesengsaraan, kesedihan dan rasa sakit menimpa seorang muslim, bahkan sampai duri yang menusuknya, melainkan dengannya Allah akan mengampuni kesalahan-kesalahannya?

Orang-orang yang bersabar dengan penderitaan sebagai hamba-hamba-Nya yang memperoleh kebajikan. Mereka inilah orang-orang yang benar imanya (karena telah teruji) dan mereka inilah kelompok muttaqien yang sesungguhnya. Sakit adalah batu ujian bagi kita untuk menaikan derajat kita ketingkat yang lebih tinggi lagi. Dengan sakit kita akan tahu bawa sehat itu adalah nikmat yang tida bandingannya dan kita tidak akan pernah lagi menyia-nyaiakan nikmat sehat dengan berbuat sekehendak kita, berbuat dosa dan menyengsarakan orang lain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar